Tuesday, 31 December 2013

Top XI Books 2013 #3 Charlie dan Pabrik Cokelat Ajaib by Roald Dahl

Lucu, menyentuh dan menggiurkan


 
Cokelat? Ya benar lempengan kecil persergi panjang yang dibungkus kertas logam itu menawarkan sejuta kebahagiaan di dalamnya. Siapapun pasti pernah mencobanya, mulai dari cokelat koin emas, coklat payung hingga cake cokelat premium di toko pastry terkenal dan semua orang sungguh menikmati setiap gigitannya. Roald Dahl dalam cerita Charlie and the Chocolate Factory mengangkat ide tentang cokelat dan meramunya dengan moral cerita yang mengagumkan.

Untungnya saya hanya terbersit cuplikan filmnya (Wonka diperankan Johny Depp, disutradarai oleh Tim Burton) sehingga cerita di dalamnya begitu mengalir kencang di imajinasiku. Disini diceritakan seorang anak laki-laki yang sangat tegar, cinta keluarga dan masih polos bernama Charlie Bucket. Charlie harus bergumul dalam kemiskinan karena Mr.Bucket hanya bekerja di pabrik odol. Di kejauhan ada pabrik cokelat terbesar di dunia, dengan uap cokelat yang begitu lezat (bayangkan bagaimana cokelat batangnya) setiap harinya menarik Charlie buat sekedar "menikmati" cokelat gratis.

Di benak Charlie yang masih kecil, pabrik cokelat Wonka sangat mengagumkan. Singkat cerita ada sayembara buat 5 orang beruntung buat tour sehari di pabrik dan hadiah berupa stok cokelat buat seumur hidup. Bagaimana perjalanan Charlie selajutnya? Apakah akhir ceritanya Charlie bisa bertemu Wily Wonka yang eksentrik itu?

Membaca hingga lembar terakhir, perjalanan Charlie disini sungguh menggiurkan (loh), ceritanya lucu dan ada moral cerita yang bagus. Salah satunya, jangan sodorkan anak-anak kita (nantinya) dengan kotak televisi, benar karena akan mematikan imajinasi mereka dan kerjaannya duduk seharian. Bukankah masa kecil lebih indah diisi membaca buku (kata RD) :) Lewat buku, kita bisa berkeliling dunia (jadi ingat quote di sampul plastik jaman SD)

Well, cerita RD ini sungguh menghibur, bisa dibaca buat anda yang menyenangi cerita anak, atau kamu yang masih di bangku SD atau SMP. Needless to say, kisah Charlie ini bisa buat kita semua yang tetap ada unsur "anak" di dalamnya. Selamat membaca.



No comments:

Post a Comment