Showing posts with label Referensi. Show all posts
Showing posts with label Referensi. Show all posts

Monday, 1 August 2016

Ulasan Buku #Narasi: Antologi Prosa Jurnalisme

"Narasi yang memukau dari seantero Indonesia"


Beragam reportase menarik dan mendalam khas jurnalisme naratif dirayakan dalam buku ini. Minggu malam memasuki bulan Agustus tuntas sudah #Narasi saya baca. Buku ini jauh-jauh hari saya pesan saat baru dirilis awal tahun 2016. Tebalnya halaman yang ada membuat beberapa kali saya menunda menghabiskan kumpulan narasi milik para penulis mumpuni di Indonesia. Mulai dari Zen RS hingga Andina Dwifatma yang terkenal pula dengan novelnya “Semusim, dan Semusim Lagi”.

Masih cukup jelas dalam ingatan saya, buku yang lahir dari Pindai Media bertepatan dengan munculnya istilah "senjakala media" yang cukup menghebohkan dan mendapat tanggapan luas di banyak kalangan. Dalam post ini saya tidak akan berpanjang lebar berpolemik tentang hal tersebut. Bagi saya pribadi membaca liputan media yang mengusung jurnalisme naratif jauh lebih menyenangkan. Selain asupan informasi yang digali jauh lebih dalam, penyampaian gagasan yang lebih mendetail kepada pembaca, di beberapa bagian kita serasa turut serta di dalam liputan tersebut. Sesuatu yang memakan cukup banyak tempat sehingga dapat dimaklumi bentuk ini jarang terlihat di media cetak. 



Tuesday, 10 May 2016

Book Review Narconomics: How to Run a Drug Cartel by Tom Wainwright




Langit berawan tebal memenuhi langit La Paz, Bolivia saat Tom Wainwright, 34 tahun bersiap menjelajahi pusat perdagangan kokain dunia. Bersama sang supir yang dipanggil bin Laden-karena jenggot hitamnya yang menjuntai sepanjang enam inci melewati dagunya-menaiki Toyota Land Cruiser bercorak abu gelap, keduanya mulai mendaki dari ketinggian 10.000 hingga 13.000 kaki menuju pegunungan Andes, tiga kali lebih tinggi dari Kathmandu di Himalaya. Mobil mereka melaju membela awan-awan, hingga terkadang sekilas terlihat hamparan salju di sisi lain lembah.

I am. Here in the Andes is where the cocaine trade, a global business worth something like $90 billion a year, has its roots. Cocaine is consumed in every country on earth, but virtually every speck of it starts its life in one of three countries in South America: Bolivia, Colombia, and Peru. The drug, which can be snorted as powder or smoked in the form of crystals of “crack” cocaine, is made from coca plant, a hardy bush that is most at home in the foothills of the Andes. I have come to Bolivia to see for myself how coca is grown, and to find out more about the economics at the very start of the cocaine business’s long, violent, and fabulously profitable supply chain.” p.10.



Tom Wainwright

Narconomics sejak awal memberikan “petualangan” seru dan begitu banyak insight perihal dunia narkotika. Premis buku ini menarik. Inilah buku manual bagi para gembong narkoba. Tapi juga sebuah blueprint untuk bagaimana mengalahkan mereka.

Meski ditulis berdasarkan riset yang beroperasi di wilayah Amerika dan sekitarnya. Beberapa informasi dan temuan-temuan di dalamnya dapat diadaptasi di Indonesia.

Tuesday, 19 April 2016

Review Buku Fenomenologi Wanita Ber-high heels by Ika Noorharini.

Mencoba mengungkap magisnya high heels bagi wanita modern.



Bagi sebagian besar orang khususnya kaum pria pasti memiliki seribu pertanyaan terkait kecintaan kaum wanita dengan sepatu high heels. Ika Noorharini dalam buku terbarunya yang berjudul "Fenomenologi Wanita Ber-high heels" akan membawa pembaca untuk menjelajahi dunia wanita dan sepatu bertumit tinggi.

Dewasa ini wanita tidak ragu untuk ikut bersaing dalam dunia kerja yang dinamis. Adapun beragam profesi yang ditekuni mereka, wanita pekerja kerap diidentikan dengan pengguna high heels. Seperti yang diakui oleh Gadis Arivia, pendiri Jurnal Perempuan dalam "Situasi Perempuan: Diri yang Terbelah" yang dimuat dalam TEMPO Edisi Khusus Perempuan (18/4/2016) bahwa saat ini, "Perempuan muda menginginkan apa yang dimiliki laki-laki, yaitu karier, kesejahteraan, dan kemandirian. Mereka berkiprah di berbagai bidang dan menunjukkan kemampuan dan kegigihan untuk bersaing merebut kue ekonomi yang selama ini dikuasai laki-laki."

Tuesday, 3 December 2013

Review Buku Ring Of Fire : Indonesia Dalam Lingkaran Api by Lawrence Blair

Perjalanan menyusuri keindahan nusantara yang sangat mengagumkan

 

Judul Ring Of Fire : Indonesia Dalam Lingkaran Api  
No. ISBN 9786029346077 
Penulis Lawrence Blair 
Penerbit Ufuk Pres
Tanggal terbit November - 2012 
Jumlah Halaman 420 








Setiap kita pasti pernah mendengar perjalanan Ring of Fire Adventure (ROFA) di acara Kick Andy, petualangan keliling Indonesia oleh Youk Tanzil dan tim. Namun jauh sebelumnya telah ada sebuah perjalanan oleh kakak beradik Blair, mereka "gila" akan keindahan Indonesia lewat literatur dan singkat cerita tercipta film dokumenter berjudul "Ring of Fire" pada tahun 1991. Nah, buku ini merupakan pelengkapnya, jauh merangkum setiap detail perjalanan mereka. 

"Kecintaannya & perhatiannya terhadap Indonesia melebihi orang Indonesia sendiri" -Youk Tanzil

Membaca hingga halaman terakhir buku ini, tidak ada satupun cerita yang tidak berfaedah, membuat saya terhisap dalam perjalanan mereka. RoF ditulis dengan narasi yang membawa kita ikut masuk dalam pengalaman tidak ternilai berupa menjejaki tanah-tanah terasing Indonesia, melintasi ribuan kilometer dari perjalanan beresiko tinggi, mendengar suara alam dan melihat Indonesia yang belum terjamah seutuhnya.

Pengalaman manis dan pahit mengelilingi nusantara ditulis dengan apik di buku ini. Jelas bahwa buku ini merupakan salah satu warisan paling berharga buat anak cucu kita kelak. Di saat keindahan asli Indonesia mulai hilang, tergerus oleh keserakahan manusia dalam mengeruk kekayaan alam. kelak dengan menikmati buku ini, kita masih bisa dengan bangga menyatakan negeri kita begitu luar biasa.

Pengalaman penulis berkenalan dengan suku bugis demi perjalanan menuju ke timur jauh, menaiki kapal pinisi hingga melihat gunung api di pulau Banda, singgah untuk melihat burung Cenderawasih kuning-Besar yang hanya diketahui orang lokal lokasinya, memburu komodo, nonton perang antar manusia di Sumba, menjelajah borneo hingga melihat air terjun dan mendapat oleh-oleh ditato oleh orang Punan. Ditutup apik dengan cerita seniman legendaris berumur 116 tahun asal Bali, I Gusti Nyoman Lempad.

Memang benar, saya belum tentu bisa berkeliling Indonesia, menikmati semua kekayaan "surga" Indonesia, namun saya sangat puas bisa berkeliling menapaki Indonesia lewat buku ini. RoF direkomendasikan untuk semua masyarakat Indonesia maupun Internasional yang tertarik dengan kekayaan alam dan budaya Indonesia. Mulai dari seniman, akademisi, hingga petualang. 

Inilah petualangan nyata menyusuri Indonesia dalam lingkaran api.