Cerita Gongka hangat dan mengesankan.
Ketika tahu Frisca Saputra akan menerbitkan buku seputar kehidupan di Pecinan, aku langsung tidak sabar untuk membacanya. “Gongka” cerita-cerita dari Pecinan Jakarta dibuat saat penulis mengikuti kelas penulisan yang diampu oleh Reda Gaudiamo. Buku ini akan dirilis saat Patjarmerah Kecil di Jakarta. Saat ada pengumuman buku ini bisa dipesan terbatas. Aku tidak pakai lama untuk segera pergi ke lokapasar dan membelinya bersama buku ide cerita mbak Reda. Seperti apa keseruan buku ini? Mari ikuti tulisan ini.
Mari kita lihat sampulnya lebih dulu. Terbitan baNANA ini covernya lucu dan menggemaskan. Ada anak kecil yang ceria (Si Gongka, nih!) yang sedang berada di sebuah jalan dengan tiang listrik berkabel kusut. Judul Gongka – Cerita-cerita dari Pecinan Jakarta berada di tengah kanan dengan warna hitam berbentuk gemas. Ada nama penulis Frisca Saputra dan diikuti nama ilustrator isi buku ini Lina Kusuma Dewi. Ilustrasi di dalamnya jempolan!
Secara umum isi buku ini apa sih? Di Gongka, kita diajak sama Cik Frisca untuk menengok masa kecilnya di daerah Pecinan. Berisi kumpulan tulisan pendek yang bisa kamu baca sekali duduk. Aku cuplik beberapa judul tulisannya supaya bikin penasaran: Senio, Imlek, Pengukiran Lima, Gloria dan Kenangan Tiada Dua. Dimulai dari perkenalan anggota keluarganya, lalu ada Pak Udin yang ngebantu usaha kue di rumah, berlanjut keseharian dan pengalaman penulis berinteraksi dengan tetangga sekitar. Seru deh pokoknya! Ternyata ini adalah bagian dari Cerita Istimewa dari penerbit baNANA. Cerita personal mengenalkan pengalaman seseorang di tempat ia tinggal.
Apa yang aku sukai dari buku ini? Semuanya. Dari ceritanya sampai ilustrasi di dalamnya yang lucu. Aku suka dengan pengalaman yang dibagikan penulis akan kesehariannya. Aku jadi tahu bagaimana rasanya tinggal di Pecinan. Aku jadi ngerti dikit suasana di keluarga Cina Jakarta. Mama yang selalu sibuk. Rame-rame bikin kue. Rumah yang dihuni banyaaak orang dan segala perlengkapan masaknya. Mengunjungi pusat perbelanjaan. Naik becak. Makanan-makanannya yang bikin penasaran (Ada resepnya juga loh!). Papa yang dengan rasa sayangnya, memanggil “Gongka”.. Duh, rasanya kurang tebel cerita bukunya.. Tapi tidak apa lah. Gongka sudah berbagi ceritanya, aku udah bahagia.
Gongka, aku rekomendasikan untuk pembaca yang menyenangi nonfiksi naratif. Penyuka cerita personal pasti suka dengan buku ini. Semua orang yang membaca review ini.
No comments:
Post a Comment