Skip to main content

Review Buku Bastian dan Jamur Ajaib oleh Ratih Kumala.



Judul: Bastian dan Jamur Ajaib.
Penulis: Ratih Kumala.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2015)

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan naskah kumpulan cerita umumnya tidak laku di pasaran. Faktanya dapat kita lihat buku-buku baru biasanya adalah novel asli maupun terjemahan yang mendominasi rak display toko buku. Mungkin saja penerbit tidak mau repot berinvestasi untuk jenis yang satu ini. Nyatanya mulai awal tahun ternyata sudah banyak penerbit yang menembak pasar dengan kumcer dari para penulis kawakan. Dan hal ini saya ramalkan akan jadi tren penerbitan untuk tahun 2015. 
Tampaknya hal ini bermula dari akhir tahun 2014 kemarin setelah salah satu penerbit major test the water dengan menerbitkan kumcer salah seorang cerpenis terbaik Indonesia. Ada feedback positif. Pasar menyukainya. Mungkin saja ini berkaitan dengan kepenatan masyarakat di tengah situasi yang carut marut di tingkat elit. Membaca buku berupa untaian cerita akan jauh lebih menyenangkan tinimbang novel tebal yang membuat alis berkerut. Alasannya bisa jadi di samping sekarang banyak orang malas untuk berpikir serius. Pembaca sudah jenuh dengan karya yang rumit dan sukar dipahami walaupun telah dibaca berkali-kali. (Lihat Cerpen Saran Seorang Pengarang oleh Sori Siregar, 2015)

Salah satu kumcer terbaru yang saya baca adalah Bastian dan Jamur Ajaib (BJA). Maafkan saya yang baru tahu beliau adalah istri penulis tenar Eka Kurniawan. Buku ini merupakan karya
pertama Ratih Kumala yang saya baca. Membaca kumcer di buku ini membuat kita terhanyut dengan permainan imajinasi sang pengarang. Tidak diragukan lagi kemampuan penulis untuk menghasilkan ramuan cerita yang akan membuat pembaca berdecak kagum sekaligus ketagihan sehabis menyelesaikan sebuah cerita. Hampir semua cerita pendek yang ditulis menjanjgikan untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi sebuah prosa yang lebih panjang. Tidak banyak kumcer yang mampu menyajikan pengalaman membaca kumcer semenyenangkan BJA.

Ratih Kumala. (ratihkumala.com)

Mengupas isi cerita

Di cerita awal penulis mampu menghadirkan nostalgia masa kecil yang menyenangkan kepada para pembaca. Masa-masa indah yang tidak terulang tersebut dihadirkan penulis lewat permainan adu belalang yang cukup singkat namun terkesan datar. Lewat Ode untuk Jangkrik kita disuguhi menu pembuka yang baik, sebuah pemanasan sebelum menu utama berupa cerita-cerita yang lebih dewasa dan serius. 
Cerita yang kedua langsung menyentak. Nonik bertema dua perjalanan cinta yang memiliki nasib berbeda. Penulis mengisahkan persahabatan dua perempuan muda di ibukota. Kisah pilu ini dimulai ketika Aida diinterogasi di sebuah bilik tanya jawab khas film Hollywood. Sembari berimajinasi pembaca akan diajak hanyut ke dalam cerita. Flashback mengalir dengan baik. Teman Aida yang punya istana besar di kompleks depan kampungnya tetiba hilang dan Aida menjadi kambing hitamnya. Aida membeberkan dirinya juga turut menikmati berlimang harta sang kawan yang mengaku sebagai ahli waris seorang kakek. Sang kakek yang dikenal dan dipanggil dengan sebutan Om Pierre. Twist dan alur cerita yang menarik disajikan penulis berhasil membuat pembaca jatuh cinta sekaligus terhenyak dengan cerita Ratih Kumala.

Di cerita selanjutnya alkisah di suatu negeri terjadi kegemparan hebat. Anak-anak lelaki yang semalam mendapati celana atau sarungnya lembab juga mendapati dirinya lelah. Hal tersebut menjadi aib yang harus ditanggung seumur hidup. Sebutlah Mojo dia harus menjalani kehidupannya sambil terus bercerita mendapati banyak teman sebayanya yang juga dihantui nenek hijau-konon sosok tersebut mengambil rupa seorang nenek-nenek dan mengenakan torso hijau sekelibat dari bayangannya. Bagaimana bisa kasus nenek hijau ini membuat para jomblo menghadirkan situasi krisis bagi keberlanjutan sebuah negeri. Ada suasana ngeri dan mencekam yang hendak dibangun oleh cerita ini. Namun pembaca akan dibuat takjub mendapat pelintiran di ujung cerita. Di Nenek Hijau penulis lewat humornya membuat kita terhibur sekaligus kagum dengan kemampuan bercerita sang penulis.


"Tak seperti anjing, mereka tak bisa diperintah untuk diam. Perempuan juga pencuri sejati. Jika kucing yang kau pikir manis akan mencuri ikan asinmu di meja makan, maka perempuan yang kau pikir menarik akan mencuri hatimu. Kucing dan perempuan sama-sama pencuri. Ia tak suka pencuri."

Salah satu cerpen yang saya sukai adalah Rumah Duka. Menghadirkan drama percintaan yang manis sekaligus tragis. Penulis berhasil meramu cerita dengan mengangkat hubungan suami istri yang terjalin diantara kehadiran orang ketiga. Drama ini dengan intens memukau pembaca lewat penceritaan oleh dua wanita yang sama-sama mencintai Bima, seorang laki-laki sukses yang sayangnya duluan meninggalkan kedua wanita pengisi hidupnya. 


"Aku mengerti sekarang, rumah perempuan itu, bagi suamiku adalah rumahnya juga."

Satu hal yang akan saya lakukan selanjutnya adalah membaca karya-karya sang penulis. Kebetulan Gadis Kretek sudah duduk manis menunggu untuk dibaca. Untuk penyuka kumpulan cerita pendek Bastian dan Jamur Ajaib adalah teman duduk yang menyenangkan. Selamat membaca.

P.S. : Terima kasih sudah mampir dan membaca di h23bc.com. Yuk dukung karyaku dengan bantu share di media sosial kamu, tinggalkan komentar, dan follow @h23bc. Dukungan kamu akan sangat berarti.

Comments

  1. Dari judulnya kukira buku anak-anak. Hehehe

    ReplyDelete
  2. Harusnya baca Gadis Kretek pas masih di Jogja, Stev...Trus pergi ke Pabrik Cerutu Taruna Martani di Timoho. Pas banget itu :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi mbak Desty. Trims sudah berkunjung :)

      Iya ya mbak :D
      Dulu sering banget ngeliat buku Gadis Kretek di Gramed Sudirman. Cuman nggak hoby fiksi waktu itu :(

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Buku Halaman Terakhir oleh Yudhi Herwibowo.

Halaman Terakhir Yudhi Herwibowo Noura Books, 2015. "Orde Baru, suatu masa … Hoegeng sedang diuji. Dua kasus besar mencuat, mencuri perhatiannya yang kala itu menjabat sebagai Kapolri. Dua kasus yang membuatnya terbentur tembok raksasa dan menguji integritasnya sebagai seorang polisi. Kasus pertama adalah Sum Kuning. Kasus pemerkosaan yang menggegegerkan Kota Yogyakarta. Meski telah menggali amat dalam, selalu ada batu yang mengganjal usahanya menemukan pelaku. Berbagai gangguan mengalihkan penyidikan dari bukti dan fakta. Kasus kedua adalah penyelundupan mobil mewah. Keterlibatan seorang putra pejabat tinggi di tanah air membuat kasus ini sulit menyentuh dasar masalahnya. Seolah para pelaku telah mengantisipasi langkah Hoegeng dan anak buahnya, semakin dalam penyelidikan, semakin bukti itu menghilang. Kasus-kasus itu terus membayangi Hoegeng, membebani nuraninya. Mampukah Hoegeng, sang polisi jujur, menutup mata dan meninggalkan sesuatu ya

Review Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya

Refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris Judul Buku: Alex Ferguson, Autobiografi Saya Penulis: Sir Alex Ferguson. Alih Bahasa: Zia Anshor Cetakan pertama Gramedia Pustaka Utama Sir Alex 26 Years Made Possible Buku ini sungguh luar biasa, mengapa? GPU berhasil menangkap momentum dengan menerbitkan edisi terjemahan buku ini. Sekedar informasi buku asli berbanderol 450 ribu. Selain itu penerbit sekali lagi menghadirkan buku yang berkualitas bagi pembaca Indonesia. Buku ini memperkaya buku olahraga yang jarang beredar. Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya merupakan refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris. Membaca buku ini seperti menonton dan merasakan secara langsung perjalanan hidup sang manager. Buku hardcover ini dibuka dengan gambar apresiasi fan MU atas kebersamaan Sir Alex Ferguson selama 26 tahun di klub tersebut. Seperti menjelajahi perjalanan waktu, di lembaran awal terdapat foto SAF pada awal masa manajerial, dan di lembaran akh

The Ancient Chinese Wisdom oleh Andri Wang

Nilai-nilai kebudayaan Tionghoa untuk kehidupan modern Judul Buku : The Ancient Chinese Wisdom  Penulis : Andry Wang Halaman: 240. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Buku best seller yang ditulis oleh Andri Wang saya beli di Gramedia Amplaz Yogya. Saat itu buku ini berdampingan dengan beberapa buku sejenis di rak pengembangan diri. Ternyata saya tidak salah memilih untuk mebaca buku ini. Saya sangat tertarik karena ingin mengetahui nilai-nilai apa saja yang bisa diambil dari budaya tionghoa. Hal ini bisa saya berikan di kemudian hari kepada orang lain tentunya. Penulis menerangkan kebijaksanaan yang berasal dari kebudayaan China yang masih sangat relevan untuk kehidupan modern. Penulis dengan baik menelaah bagian-bagian kehidupan yang dihadapi manusia modern dengan sudut pandang kebudayaan dalam hal ini, kebijaksanaan China. Di hampir setiap artikel penulis mengupas mengenai sejarah dengan simpel sehingga dapat dicerna oleh pembaca, penulis juga mengutip peribahasa