Skip to main content

Lalu Semuanya Lenyap

Drama kriminal legendaris



Judul buku: And Then There Were None Lalu Semuanya Lenyap
Penulis: Agatha Christie
Halaman: 296
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama



Buku dengan judul asli Ten Little Nigers merupakan buku kedua sang ratu misteri yang saya baca. Novel misteri pertama kali terbit di tahun 1939 kemudian diganti judulnya menjadi And Then There Were None dan Ten Little Indians karena dianggap rasis. Judul ini laris bak kacang goreng terjual hingga 100 juta kopi di seluruh dunia (buku misteri terlaris sepanjang masa). Kisahnya yang muram membuat buku ini layak menjadi drama kriminal legendaris sepanjang masa.


"In real world, no good deed goes unpunished, so does for sin."
Agatha Christie dengan apik menceritakan sepuluh orang dengan kaitan langsung atas pembunuhan orang lain, tetapi dewi keadilan belum menyentuh setiap mereka sehingga masih dapat hidup nyaman saat itu. Di awal cerita masing-masing calon korban diajak ke sebuah pulau misterius yang terkenal akibat menjadi buah bibir di media, Pulau Negro!. Mereka tidak menyadari udangan itu sebenarnya sebuah perjalanan tanpa tiket pulang. Masing-masing orang masuk dalam jebakan sang pengundang, terjebak tidak bisa kembali ataupun keluar dari pulau. Bak permainan psikopat modern, kesepuluh orang tersebut mati satu per satu dengan cara yang serupa dengan sebuah sajak permainan anak negro. Sutradaranya begitu ulung, tidak ada bekas, tidak ada jejak namun tersembunyi sebuah rahasia besar. Penasaran kan dengan premis cerita ini?

Informasi terbaru karya fenomenal garapan Agatha Christie ini sudah banyak diadaptasikan ke cerita dan film. Industri perfilman Amerika di tahun 2014 lewat film "Sabotage" dengan bintang utama Arnold Schwarzenegger mengangkat ide buku tersebut untuk menjadi sebuah tontonan aksi ala Hollywood. Kebetulan saat ini filmnya sedang diputar di bioskop nasional. Dari awal saya sudah menaruh ekspektasi tinggi di judul ini, drama pembunuhan yang intens dengan semua tokoh memiliki motif dan alibi yang kuat membuat kita diajak berandai-andai siapa tokoh utama di balik semua ini. Terlepas dari hal tersebut, cerita tersebut kurang greget dan menohok seperti karya terbaiknya, Pembunuhan atas Roger Ackroyd. Namun di akhir cerita seperti biasa, kita harus angkat topi buat plot luar biasa yang diciptakan sang ratu misteri. Ending yang tragis sekaligus dramatis melengkapi buku ini. AC berhasil membuat con character yang serupa di film The Prestige.

Well done dengan garapan yang sempurna menjadi alasan suksesnya novel ini di pasaran. Novel ini layak dibaca untuk penggemar cerita misteri, baik para penggemar kisah Agatha Christie dan pemburu novel misteri berkelas dan diakui dunia.

Comments

  1. He..he.. ini malah menjadi salah satu karya Agatha yang paling saya suka (^_^)v
    Novel detektif tanpa detektif :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih buat kunjungannya mbak Atria. yap, gokil bgt nggak ada detektifnya.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Buku Halaman Terakhir oleh Yudhi Herwibowo.

Halaman Terakhir Yudhi Herwibowo Noura Books, 2015. "Orde Baru, suatu masa … Hoegeng sedang diuji. Dua kasus besar mencuat, mencuri perhatiannya yang kala itu menjabat sebagai Kapolri. Dua kasus yang membuatnya terbentur tembok raksasa dan menguji integritasnya sebagai seorang polisi. Kasus pertama adalah Sum Kuning. Kasus pemerkosaan yang menggegegerkan Kota Yogyakarta. Meski telah menggali amat dalam, selalu ada batu yang mengganjal usahanya menemukan pelaku. Berbagai gangguan mengalihkan penyidikan dari bukti dan fakta. Kasus kedua adalah penyelundupan mobil mewah. Keterlibatan seorang putra pejabat tinggi di tanah air membuat kasus ini sulit menyentuh dasar masalahnya. Seolah para pelaku telah mengantisipasi langkah Hoegeng dan anak buahnya, semakin dalam penyelidikan, semakin bukti itu menghilang. Kasus-kasus itu terus membayangi Hoegeng, membebani nuraninya. Mampukah Hoegeng, sang polisi jujur, menutup mata dan meninggalkan sesuatu ya

Review Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya

Refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris Judul Buku: Alex Ferguson, Autobiografi Saya Penulis: Sir Alex Ferguson. Alih Bahasa: Zia Anshor Cetakan pertama Gramedia Pustaka Utama Sir Alex 26 Years Made Possible Buku ini sungguh luar biasa, mengapa? GPU berhasil menangkap momentum dengan menerbitkan edisi terjemahan buku ini. Sekedar informasi buku asli berbanderol 450 ribu. Selain itu penerbit sekali lagi menghadirkan buku yang berkualitas bagi pembaca Indonesia. Buku ini memperkaya buku olahraga yang jarang beredar. Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya merupakan refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris. Membaca buku ini seperti menonton dan merasakan secara langsung perjalanan hidup sang manager. Buku hardcover ini dibuka dengan gambar apresiasi fan MU atas kebersamaan Sir Alex Ferguson selama 26 tahun di klub tersebut. Seperti menjelajahi perjalanan waktu, di lembaran awal terdapat foto SAF pada awal masa manajerial, dan di lembaran akh

The Ancient Chinese Wisdom oleh Andri Wang

Nilai-nilai kebudayaan Tionghoa untuk kehidupan modern Judul Buku : The Ancient Chinese Wisdom  Penulis : Andry Wang Halaman: 240. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Buku best seller yang ditulis oleh Andri Wang saya beli di Gramedia Amplaz Yogya. Saat itu buku ini berdampingan dengan beberapa buku sejenis di rak pengembangan diri. Ternyata saya tidak salah memilih untuk mebaca buku ini. Saya sangat tertarik karena ingin mengetahui nilai-nilai apa saja yang bisa diambil dari budaya tionghoa. Hal ini bisa saya berikan di kemudian hari kepada orang lain tentunya. Penulis menerangkan kebijaksanaan yang berasal dari kebudayaan China yang masih sangat relevan untuk kehidupan modern. Penulis dengan baik menelaah bagian-bagian kehidupan yang dihadapi manusia modern dengan sudut pandang kebudayaan dalam hal ini, kebijaksanaan China. Di hampir setiap artikel penulis mengupas mengenai sejarah dengan simpel sehingga dapat dicerna oleh pembaca, penulis juga mengutip peribahasa