Skip to main content

3 Hal Random Steven "Haremi Book Corner"





Yeay.. Minggu ini Bebi akan ulang tahun ke enam. Sudah siap menapaki usia yang baru, Beb?
Teman-teman pada ikutan maraton ngeblog. Jadi saya juga nggak ingin ketinggalan meramaikan. Kali ini saya ingin post sesuatu yang beda. Beberapa hal random pemilik Haremi Book Corner. 

Langsung kita simak bersama, ya.



1. Dulu. Jaman dulu. Sering ke gramed. Ogah rugi dong-selain browsing buku incaran (lihat-lihat buku baru biasanya)-saya sering numpang baca gratis. Di Gramed Sudirman paling mantep. Bisa duduk. Selonjoran. Bikin tugas. Eh beneran. Dulu saya pernah lihat, ada mahasiswi yang lesehan-lengkap banget kayak di kosan-rasanya pengen bantuin. Ada notebook. Kertas folio. Tinggal colokin laptop sekalian. Nyeduh kopi sama mi rebus. Upss. Jangan ditiru ya teman-teman.

Paham ogah rugi tadi. Tenang aja. Nggak sampai bikin tokobukunya rugi kok. Mereka masih berkibar, kan. Makin besar malah. Sekarang ada toko online pula. Saya nggak sampai sebuku, dibabat juga sih. Minimal skimming satu-dua bab yang menarik. Tapi jarang sih kayak gitu #errr

Cara baca kayak gini. Memang ada plus minusnya. Minusnya adalah sesampai di rumah. Hal yang sudah dibaca sudah hilang. Efek adrenalin yang membuncah. Takut ke-gep sama mas-mas pegawai toko. :)

Pernah satu ketika, saya baca komik lokal (masih di gramed) dari sampul ke sampul. Tipis. Makanya beberapa menit langsung kelar. Di situ saya merasa nggak enak juga. Bukunya bagus. Premisnya keren. Entah sekarang sudah ada sekuelnya belum. Komik tentang pendekar harimau. Kalau nggak salah ingat.


Sekarang saya membalas hutang budi tersebut #sombongdikit. Komik koloni. Majalah komik lokal lainnya saya dukung dengan membeli karya mereka. Sekarang karena keterbatasan lokasi. Saya membeli buku-buku incaran lewat toko online.



Toko buku yang baik, jangan dipelototin dong para pengunjung yang hanya sekadar numpang baca. Kelak ketika mereka sudah "mapan", buku-buku Anda juga bakal laku kok. Mereka akan dengan senang hati membayar karya yang mereka pandang layak dibeli. Hehehe.



Sesekali adakan acara dong di Gramed Ambon :) Kan sudah dikenal banyak orang pas pak Jokowi beli buku disana. Pasti rame peminatnya.



2. Anggaran besar untuk beli buku.

Buku yang baru selesai dibaca.


Karena keterbatasan lokasi. Harga buku yang saya beli relatif lebih mahal dari harga aslinya. Iya, banyak banget buku baru yang terbit tiap bulannya. Seperti kata mbak Bzee, saat ini daftar terbit buku semakin menggila. Beberapa penerbit baru bermunculan. Seperti Post Press, Oak, EA Books, JBS, Mojok, dan Baca. Mereka merilis buku-buku keren dengan isi yang unik dari kebanyakan penerbit arus utama.



Jadi begini. Meski sudah ada diskon sekian persen. Jatuh-jatuhnya. Saya harus membayar sedikit lebih mahal untuk buku yang dibaca. Hitung-hitung investasi, jadi gapapa.



Ongkir dari sana ke Ambon paling minim 50,000. Itu muat sekitar 3-4 buku tebal biasa. Apa daya kalau begitu. Buku-buku di sini kadang kurang update. Jarak terbit hingga sampai ke toko buku. Bisa makan waktu satu-dua bulan. Incaran saya paling mantap cuma Dian Pertiwi.



Kadang saya berpikir saya harus mencari pendapatan tambahan. Akhirnya ada ide. Satu dua buku yang sudah dibaca. Lebih baik saya berikan. Lainnya saya jual lagi.



Beberapa buku yang selesai saya baca, akan masuk ke Ksatria Buku. Biarlah mereka mencari tanah rantau baru. Jika kamu berkenan menjadi rumah baru bagi koleksi saya. Saya akan sangat senang. Ssst. Ini rahasia kita saja ya. Salah satu faktor lain kenapa mereka harus pergi dari rumah adalah orang-orang di rumah kadang agak sebel melihat timbunan buku saya ada dimana-mana. Yasalam..



3. Belanja Online.



Terakhir. Saya ingin merekomendasikan beberapa tempat dimana kamu bisa beli buku dengan aman. Terpercaya. Bukan jual buku bajakan, pastinya.



Pertama kalau kamu ingin beli buku bahasa inggris. Silakan email ke Ksatriabuku@gmail.com. Eh salah-salah. Langsung saja kirim surel ke Post Santa. (cek, instagram Post Santa) Mereka akan sangat gembira, mencarikan buku incaranmu. Kalau kamu kebetulan tinggal di Jakarta, main-mainlah ke tempat duo Dusty Sneakers ini. Banyak buku-buku keren yang sayang untuk dilewatkan.

sumber: Post Santa.


Kalau saya juga sering beli buku secara online di Periplus. Mereka menawarkan beragam buku. Buku baru pun bisa kita pesan. Paling lama sebulan. Dihitung sejak tanggal kita melakukan pemesanan.



Kalau buku-buku lokal gimana?



Saya sering banget minta tolong ke mbak Sinta "Parcel Buku". Pelayanannya ramah dan cepat. Pernah juga saya diberi bonus buku. Kejutan yang nggak saya sangka-sangka. Pokoknya rekomendasi deh.



Sekian dulu obrolan random kali ini, yuk baca-baca juga artikel dari blogger BBI lainnya. Tetap sehat. Tetap semangat baca. Buku itu seru.

Post ini dibuat dalam rangkaian event ulang tahun BBI ke-6, ada marathon dan giveaway hop. Nantikan giveaway di blog ini tanggal 15 April besok ya. Lebih banyak lagi cek http://www.blogbukuindonesia.com
 

Comments

  1. aku sering duduk gelesotan di gramed sudirman sambil baca buku gratisan, eh tahu-tahu udah tamat aja itu buku di genggaman :D
    *ditendang pegawai gramed*

    ReplyDelete
  2. Deg-degan pas baca di tempat (Gramedia). Jadi saya suka menghindari hal itu. Makanya ke Gramedianya pas emang beneran mau beli. Banter paling baca sinopsisnya aja. Hahah

    ReplyDelete
  3. Ga bawa uang ga masuk Gramed dong :(

    ReplyDelete
  4. aku juga suka beli di Sintaaa.. Itu Post Santa bikin penasaran deh, kapan kapan coba beli di sana ah.. Btw, sukses buat ksatria bukunya ya steeev

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih mbak Vin. Salam buku itu seru!

      Delete
  5. I feel you Stev, dl pas jaman kuliah sering banget bela2in berdiri baca buku di Sudirman krn ga ada duit hiks tapi gapapa deh malah jd pengalaman bersama yang bikin kita makin cinta sama buku

    ReplyDelete
  6. Aku ga suka baca buku di toko buku. Soalnya ga bisa sambil tiduran #eh

    ReplyDelete
  7. wah steven beneran curcol.. hihi. semangat steve... salut!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hal lucu lainnya mbak Dhila. Setelah dapat kado ultah 2014.

      Kan aku nemu 1 buku. Terus skimming baca di Gramed CW sby.

      Baca. Baca. Baca. Sampai dilihatin pula sama pegawainya.

      Nah. Sesampainya di Ambon. Aku lihat kado arisan joglosemar. Yaelahhh.. Ternyata itu. Buku tersebut udah masuk di kado tersebut. Nggak surprise deh :D

      Delete
  8. Wah... Itu Gramedia apa tempat kemah ya.... Kok bisa sambil nyeduh kopi sama mie instan, hahahaha.

    Btw mas, aku suka nih template blogmu. Kuereeennn... :)))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini fitur update dari blogger mbak Ratih.

      Delete
  9. Gramed di Grand Indonesia juga bisa sambil duduk sambil numpang baca. Tapi personally, aku anggap ini ganggu sih, karena mereka suka apa ya, ndlosor gitu..jadi aku ga bisa ambil buku yang aku mau X))

    Semoga nanti harga buku di Ambon bisa lebih murah ya Stev. Jadi buku ga cuma dinikmati sama kami - kami yang di Jawa aja :-)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Buku Halaman Terakhir oleh Yudhi Herwibowo.

Halaman Terakhir Yudhi Herwibowo Noura Books, 2015. "Orde Baru, suatu masa … Hoegeng sedang diuji. Dua kasus besar mencuat, mencuri perhatiannya yang kala itu menjabat sebagai Kapolri. Dua kasus yang membuatnya terbentur tembok raksasa dan menguji integritasnya sebagai seorang polisi. Kasus pertama adalah Sum Kuning. Kasus pemerkosaan yang menggegegerkan Kota Yogyakarta. Meski telah menggali amat dalam, selalu ada batu yang mengganjal usahanya menemukan pelaku. Berbagai gangguan mengalihkan penyidikan dari bukti dan fakta. Kasus kedua adalah penyelundupan mobil mewah. Keterlibatan seorang putra pejabat tinggi di tanah air membuat kasus ini sulit menyentuh dasar masalahnya. Seolah para pelaku telah mengantisipasi langkah Hoegeng dan anak buahnya, semakin dalam penyelidikan, semakin bukti itu menghilang. Kasus-kasus itu terus membayangi Hoegeng, membebani nuraninya. Mampukah Hoegeng, sang polisi jujur, menutup mata dan meninggalkan sesuatu ya

Review Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya

Refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris Judul Buku: Alex Ferguson, Autobiografi Saya Penulis: Sir Alex Ferguson. Alih Bahasa: Zia Anshor Cetakan pertama Gramedia Pustaka Utama Sir Alex 26 Years Made Possible Buku ini sungguh luar biasa, mengapa? GPU berhasil menangkap momentum dengan menerbitkan edisi terjemahan buku ini. Sekedar informasi buku asli berbanderol 450 ribu. Selain itu penerbit sekali lagi menghadirkan buku yang berkualitas bagi pembaca Indonesia. Buku ini memperkaya buku olahraga yang jarang beredar. Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya merupakan refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris. Membaca buku ini seperti menonton dan merasakan secara langsung perjalanan hidup sang manager. Buku hardcover ini dibuka dengan gambar apresiasi fan MU atas kebersamaan Sir Alex Ferguson selama 26 tahun di klub tersebut. Seperti menjelajahi perjalanan waktu, di lembaran awal terdapat foto SAF pada awal masa manajerial, dan di lembaran akh

The Ancient Chinese Wisdom oleh Andri Wang

Nilai-nilai kebudayaan Tionghoa untuk kehidupan modern Judul Buku : The Ancient Chinese Wisdom  Penulis : Andry Wang Halaman: 240. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Buku best seller yang ditulis oleh Andri Wang saya beli di Gramedia Amplaz Yogya. Saat itu buku ini berdampingan dengan beberapa buku sejenis di rak pengembangan diri. Ternyata saya tidak salah memilih untuk mebaca buku ini. Saya sangat tertarik karena ingin mengetahui nilai-nilai apa saja yang bisa diambil dari budaya tionghoa. Hal ini bisa saya berikan di kemudian hari kepada orang lain tentunya. Penulis menerangkan kebijaksanaan yang berasal dari kebudayaan China yang masih sangat relevan untuk kehidupan modern. Penulis dengan baik menelaah bagian-bagian kehidupan yang dihadapi manusia modern dengan sudut pandang kebudayaan dalam hal ini, kebijaksanaan China. Di hampir setiap artikel penulis mengupas mengenai sejarah dengan simpel sehingga dapat dicerna oleh pembaca, penulis juga mengutip peribahasa