Wednesday, 25 February 2015

Review Buku Anak Bukan Kertas Kosong oleh Bukik Setiawan.


Mendidik Anak Indonesia dengan Paradigma Baru





Judul Buku: Anak Bukan Kertas Kosong.
Penulis: Bukik Setiawan.
Jumlah Halaman: 250 halaman.
Penerbit: PandaMedia.
Tahun Terbit: 2015.


Setiap orangtua memiliki harapan yang tinggi kelak anaknya akan menjadi orang yang sukses dan berguna bagi masyarakat. Namun sudahkah para orangtua di Indonesia memiliki cara mendidik dan pemahaman yang benar mengenai proses tumbuh kembang anak. Tantangan yang harus dihadapi anak untuk bisa berhasil saat ini tidak bisa sekedar mengandalkan selembar ijazah. Kalau kita telusuri, angkatan kerja produktif kita banyak yang menganggur dengan gelar minimal strata satu. Masa depan Indonesia terletak pada sejauh mana para orangtua peduli terhadap pendidikan anaknya. Bukik Setiawan sebagai pemerhati dunia pendidikan dengan buku Anak Bukan Kertas Kosong memberikan pencerahan untuk para orangtua dan kaum pendidik mengenai konsep pendidikan yang tepat dalam mengembangkan talenta seorang anak.
Image courtesy of bplanet at FreeDigitalPhotos.net

Di awal buku ini Bukik mengungkapkan kegelisahan dirinya melihat dunia pendidikan konvensional Indonesia. Tantangan yang dihadapi saat ini jauh lebih berat. Sekaranglah masa kreativitas dan inovasi lebih diutamakan daripada nilai IPK. Belajar tidak boleh hanya sekedar mengunduh dari buku teks. Tanpa disadari makna pendidikan sudah dipersempit menjadi persekolahan. Belajar sebaiknya bukan sebatas mengetahui & memahami tapi menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Tidak peduli apa pun keunikan anak, sekolah menuntutnya memperlajari pelajaran yang sama dengan pelajaran yang dipelajari oleh anak lain. Tidak bersekolah berarti kurang terdidik. Belajar berarti mengerjakan tugas sekolah. (hal.23)



Penulis memberikan panduan-panduan praktis yang mampu diaplikasikan para orangtua di rumah. Buku ini berhasil dengan gaya persuasif memberitahukan pentingnya pengembangan bakat anak. Hal inilah bukti kasih orangtua kepada anak. Bekal kehidupan yang tidak terkira nilainya. Beliau mendorong orangtua untuk mengetahui perbedaan kegiatan belajar pada anak yang akan menghasilkan dua jenis hasil yang jauh berbeda. Pertama sekedar belajar dengan tujuan penguasaan pengetahuan dengan hal kedua yaitu belajar dalam kerangka pengembangan bakat anak. Belajar adalah prokreasi, sebuah proses yang menghasilkan perilaku, kebiasaan, dan karya.



Terdapat urgensi untuk memiliki cara pandang yang benar terhadap seorang anak. Hal ini dilakukan Bukik lewat bukunya dengan meletakkan pemahaman kepada pembaca mengenai hakekat pentingnya pendidikan yang menumbuhkan. Sambil mendorong orangtua sebagai fondasi perkembangan anak dan pendidik di lembaga pendidikan untuk memperlakukan anak sebagai benih kehidupan yang memiliki keistimewaan tersendiri. Ibarat sebuah tanaman yang perlu faktor khusus dan pemeliharaan yang tepat sesuai dengan jenisnya untuk dapat produktif. Begitupun seorang anak memiliki keunikan dan kemampuan yang berbeda satu dengan yang lain sehingga menuntut perhatian spesial yang berbeda satu sama lain. Pendidikan yang menumbuhkan terinspirasi dari Ki Hadjar Dewantara. Pendidikan yang menumbuhkan akan mampu menstimulasi anak untuk menjadi dirinya sendiri, memfasilitasi tumbuh kembangnya keistimewaan anak. Paradigma pendidikan ini niscaya akan menjadikan anak yang mandiri, berhasil memperlengkapi diri di tengah jaman kreatif, dan berdaya guna bagi masyarakat.

Anak bukanlah kertas kosong, yang pasif menerima apa pun perintah atau perlakuan dari lingkungan sekitar. Oleh karena bukan kertas kosong, tidak setiap perintah dan larangan akan diikuti oleh anak. (hal.64)



Satu hal yang menjadi kelebihan buku ini adalah pengalaman sehari-hari Bukik mendidik Damai yang dituangkan menjadi contoh nyata bagi para pembaca. Sang putri dengan tuntunan yang tepat berhasil mengembangkan bakatnya dengan belajar putaran ganda. Bukik menceritakan pengalamannya bersama Damai untuk membuktikan anak bisa belajar sekaligus bermain karena pada dasarnya anak adalah seorang pembelajar alami. Melalui pengalaman bermain Minecraft hingga keberhasilan sang putri menjuarai lomba matematika adalah bukti anak adalah sebuah benih kehidupan. Jika diberikan perhatian dan kepedulian lewat stimulus yang tepat akan mampu mengeluarkan potensi terbaik anak. Motivasi internal yang diberikan kepada anak akan jauh lebih berhasil mengeluarkan kemampuan anak ketimbang tekanan berlebih yang diberikan orangtua dapat kita temui di Belajar Seasyik Bermain.

Image courtesy of tuelekza at FreeDigitalPhotos.net


Penulis juga memberikan pemahaman mendasar kepada pembaca mengenai kemampuan alamiah bawaan sejak anak lahir yang disebut kecerdasan majemuk. Kecerdasan majemuk meyakini anak adalah pembelajar yang hebat sejak lahir. Buku Anak Bukan Kertas Kosong didominasi oleh uraian penulis mengenai pentingnya mengenali kecerdasan majemuk dengan minat hingga membantu orangtua mengeksplorasi sang buah hati dalam proses perjalanan menemukan bakat anak.



Di buku ini penulis mengenalkan sebuah panduan ringkas untuk mengembangkan bakat anak. Petunjuk ini membantu orangtua untuk berfungsi sebagai penuntun, pengajar, dan pemberi contoh. Mulai dari fase eksplorasi dari anak balita hingga 7 tahun. Di masa ini orangtua membantu mengeksplorasi minat, mengenali profil pada seluruh ragam kecerdasan majemuk, dan membantu anak mengalami pengalaman eksplorasi dengan memadai. Dilanjutkan pada fase belajar mendalam saat anak berumur 7-14 tahun. Disini anak dibimbing untuk menemukan fokus belajar. Hal ini kemudian semakin diasah dan diperdalam sehingga anak akan gemar belajar dan berujung dapat belajar secara mendalam. Anak yang belajar mendalam akan menjadi sungguh-sungguh sadar mengenai tujuan dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sebuah refleksi tentang kehidupannya secara menyeluruh yang memampukan dia belajar dengan efektif. 
Dilanjutkan ke fase arah karier, anak menampilkan hasil belajar melalui portofolio (Damai mengelola blog pribadi Ayundadamai.com untuk mengunggah tulisan dan video pembelajarannya), mempelajari ekosistem bakat, kemudian menentukan arah untuk berkarier di bidang tertentu. Fase ini diperuntukkan pada anak berusia 14 tahun ke atas. Terakhir adalah fase berkarier bagi anak berusia 18 tahun keatas. Masa dimana anak mendapat pengakuan atas kontribusinya dari masyarakat luas dan diikuti mampu belajar berkelanjutan.
Para orangtua sepatutnya mengambil tanggung jawab dan dengan tekun mendampingi anak dalam proses tumbuh kembang sang anak. Pesan yang ingin disampaikan Bukik adalah orangtua mampu memberikan rasa berharga kepada anak dan dapat bersyukur sekecil apapun keberhasilan anak. Jangan terpaku pada kemampuan anak saat ini, tetapi pastikan akarnya kuat untuk menopang besarnya tumbuhan yang akan berkembang dan memberi manfaat di kemudian hari. (hal.202)



Dibekali dengan teori-teori modern soal perkembangan anak menjadikan buku ini komprehensif dalam membahas proses tumbuh kembang anak. Buku yang sangat baik ini direkomendasikan untuk dibaca para orangtua, calon orangtua, dan siapapun yang peduli terhadap pendidikan anak Indonesia.


P.S. : Terima kasih sudah mampir dan membaca di h23bc.com. Yuk dukung karyaku dengan bantu share artikel ini di media sosial kamu, tinggalkan komentar, dan follow @h23bc. Dukungan kamu akan sangat berarti.

Soal Tokoh Utama


Bulan ini tema Opini Bareng BBI adalah tentang karakter tokoh utama.





Bagaimana karakter tokoh utama yang ideal menurutmu?



Setiap kisah atau cerita awalnya disusun lewat fondasi sebuah tema besar dan setting. Di dalamnya kemudian penulis akan memasukkan seorang tokoh atau boleh tiga atau empat. Dari antara beberapa tokoh yang diciptakan, sang kreator akan memilih (dia punya otoritas mutlak disini) siapa tokoh utama dalam kisah yang ingin dia ciptakan. Semuanya bisa saja saja mendapat kehormatan-penghargaan menjadi tokoh utama. Pada umumnya secara tidak sadar ketika ide datang tanpa permisi, mengapung bebas di benak penulis dan mengkristal menjadi gejolak hasrat yang menggebu-gebu hingga meledak tumpah ruah di selembar kertas kosong. Ide itu sudah berjodoh dengan sang tokoh utama. Dia yang menjadi titik sentral dari alam semesta cerita yang akan digubah penulis. Jadi maaf saja, karakter tersebut bisa berlagak sambil membusungkan dada memandang enteng sahabat karib yang juga singgah mengambil tempat di benak si penulis. Hal demikian pastilah sudah banyak diketahui banyak pembaca buku.

Terus apa gunanya opini yang dituliskan disini? Saya ingin menjawab dulu sebelum yang lain datang. Maksudku karakter pendamping/pelengkap datang dari casting di sebelah kios Fujifilm yang dipenuhi ibu-ibu mengantri di bangku panjang orange. Berdasarkan ilmu yang entah darimana, karakter utama yang ideal seperti apa wujudnya tidak saya temukan. Setiap karakter akan punya segudang kelebihan, sedikit kelemahan sehingga dialah yang disebut sang tokoh atau superhero. 
Penulis buku yang kembali melejt berkat novel detektif.


J.K.Rowling aka Roberth Galbraith menurut saya berhasil membuat karakter utama yang ideal. Menurut saya Cormoran Strike adalah sosok yang ideal. Dia tidak digambarkan dengan begitu memukau. Tidak hiperbolis dengan kemampuan menerawang isi tembok misalnya. Detektif partikelir yang satu ini membuat saya bisa menikmati Ulat Sutra & Dekut Burung Kukuk hingga lembar terakhir. Dia mampu membuat pembaca merasa simpati sekaligus geram dengan tindak tanduknya. Jadi disini karakter yang ideal berdasarkan pengalaman membaca yang masih cetek ini adalah tokoh yang suka membaca buku. Ups bukan itu. Seseorang yang dibuat oleh pengarang seriil mungkin dengan segala keberadaannya hinga sanggup membuat pembaca merasa dekat dengan tokoh tersebut. Bersimpati dan menempatkan perhatiannya pada lika-liku konflik yang harus dihadapinya. 
Cormoran Strike
Senyata apa? Pasti itu pertanyaanmu. Satu hal yang pasti tokoh Cormoran memiliki kekurangan sekaligus punya kelebihan. Kekurangan fisik membuat dia tak leluasa untuk bertindak di kala tertentu. Dia juga punya luka masa lalu. Sisi ini selalu membuat investigasinya terkadang agak kabur. Satu kata yang kuharap bisa lebih baik menjelaskannya CS adalah karakter yang membumi. Namun ada yang lebih bagus dibandingkan satu cerita dengan satu tokoh utama. Menurutku kalau itu saja bisa membuat cerita yang bagus. Apalagi kalau dalam satu cerita ada banyak tokoh utama. Dapat kamu bayangkan kalau semua tokoh utama itu saling berkelit menghindar dan membuat siasat untuk mencapai sebuah tujuan (goal). Jadi dengan satu cerita penulis seolah memaksa pembaca untuk silakan ikuti ceritaku dan pilih salah satu dari sekian tokoh utama yang kuciptakan. Pasti akan jauh lebih menantang dan menarik untuk pembaca ikuti. Satu hal yang pasti akan sulit diwujudkan jika format ini digunakan dalam bentuk satu novel lepas. Biasanya penulis akan memilih jalur aman dengan membuat ceritanya lebih dari 1 buku. Apabila kehendak dan kepiawaiannya sanggup menciptakan resep ajaib diatas maka pembaca akan disuguhi dengan novel berseri. Entah pembaca sudah enek atau makin penasaran cerita rekaan si pengarang.



Apa contohnya? Pasti hal ini yang ada di benakmu sekarang. Saya mendapatinya di novel high fantasy. Dimana hampir semua tokoh yang ada menurut saya adalah karakter utama. Bukan bermaksud promosi. Seri A Song of Ice and Fire memberikan pengalaman yang berbeda dengan memberikan pembaca ketegangan mengikuti perjalanan masing-masing tokoh. Semua tokoh yang ada di novel ini saya rasa penting. Semua memiliki karakter yang unik, motif mendapat kekuasaan yang berlainan. Entah apa yang ada di benak pengarang. Konon banyak pembaca yang patah hati & terluka sedih sejadi-jadinya sebab tokoh favoritnya dihabisi dengan dingin lewat rangkaian cerita yang ditulisnya. 
Game of Thrones
Sebelum mengakhiri OpBar kali ini ijinkan saya mengambil kesimpulan sementara. Sementara cerita dengan banyak tokoh utama akan jauh menantang dan menarik pembaca. Belum tentu hal yang sama dirasakan pembaca lain. Mungkin ada yang menyenangi satu cerita dengan fokus satu tokoh utama. Baginya cerita yang sederhana jauh lebih menyenangkan tinimbang mengikuti cerita yang belibet seperti benang kasur. Semuanya kembali kepada selera pembaca. Sebab kamulah yang memutuskan untuk membeli dan membaca buku. Termasuk menengok tulisan opini bareng Februari di blog buku Haremi.

Tuesday, 24 February 2015

Review Buku Biang Inovasi oleh Yoris Sebastian


Judul: Biang Inovasi.
Penulis: Yoris Sebastian
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2014)

 
Lihat isi tas anda ketika bepergian atau ruang tamu anda. Apa yang bisa anda lihat? Ya sebuah produk teknologi mulai dari ponsel pintar, notebook, sabak digital, Personal Computer (PC), TV, dsb. Produk-produk tersebut hasil inovasi yang didapat dari riset dan pengembangan yang panjang dan memakan tidak sedikit waktu dan biaya. 
Dunia modern merupakan ajang manusia kreatif untuk bersaing. Microsoft, Blackberry, anda bisa tambahkan juga Samsung dan Apple adalah perusahaan paling diamati dan disegani, mereka maju lewat berbagai inovasi yang membuat konsumen di belahan dunia manapun saat ini memakai produk mereka. Inovasi menjadi penting dan berita baiknya bisa diciptakan jika kita mau dan terpacu untuk terus berkarya, berinovasi. Pertanyaannya sekarang harus dimulai dari mana?

Biang Inovasi merupakan buku yang maksimal mengajak pembaca untuk menjadi seorang yang passionate dengan inovasi. BI merupakan edisi yang dikembangkan dari buku pendahulunya "Keep Your Light On", buku yang mengupas ajang kompetisi inovasi Black Inovation Award. Jika buku ini kamu rasa belum cukup. Saya merekomendasikan buku terbaru Walter Isaacson yang berjudul "The Innovators" untuk dibaca.

 
BI adalah panduan kamu untuk membuat sebuah inovasi.
Kita diberikan pemahaman langkah demi langkah. Mulai dari apa bedanya penemuan & inovasi, cara memproteksi hingga mampu memasarkan karya inovasi milik kita. Semoga inspirasi yang dibawa oleh buku ini dapat memacu semangat orang Indonesia untuk terus berinovasi.


Buku ini saya rasa sangat baik untuk dibaca orang-orang yang masih sekolah. Anak SMP dan SMA hingga anak kuliah. Secara prinsip banyak hal yang bisa diterapkan dari membaca buku ini. Di bangku sekolah saat ini banyak hasil inovasi yang bisa kamu ciptakan dan dapat dikompetisikan di berbagai ajang dalam maupun luar negeri. Salam inovasi.



P.S. : Terima kasih sudah mampir dan membaca di h23bc.com. Yuk dukung karyaku dengan bantu share artikel ini di media sosial kamu, tinggalkan komentar, dan follow @h23bc. Dukungan kamu akan sangat berarti.

Saturday, 21 February 2015

Chloe: Sukses Berbisnis Online Shop

Judul: Chloe: Sukses Berbisnis Online Shop
Penerbit: Gramedia 2014.


Inspirasi yang luar biasa. Buku yang ditulis dengan apik oleh penulis biografi kawakan Alberthiene Endah memberi banyak pelajaran yang berguna baik dalam pengembangan diri, motivasi untuk berwirausaha, membesarkan anak dengan baik, dan terlebih memberi kesempatan sang buah hati untuk berkembang sesuai dengan talentanya.

Di dalam buku ini pembaca diajak masuk berkenalan dengan dunia ajaib Chloe. Seorang gadis berumur 12 tahun bernama Chloe Purnama mempunyai perjalanan yang tidak mudah untuk bisa seperti sekarang, mampu menghasilkan bisnis dengan omset ratusan juta. Sebelum merambah dunia bisnis online, ada kejadian tidak mengenakkan yang harus dilalui keluarganya. Tidak ada yang mustahil Chloe dan keluarga mengalami "titik balik" dan bangkit dengan tujuan hidup yang baru. Hidup berbagi kepada sesama yang kurang beruntung. Anak-anak yang berada di rumah singgah. Saat ini Chloe lewat bukunya dapat menjadi salah satu anak Indonesia yang menginspirasi teman-teman sebayanya untuk do something dalam masa muda yang terhampar luas kedepan.

"Mari tanyakan kisah kelahiran kalian pada ibu kalian. Ia pasti akan berkaca-kaca & menceritakan betapa berat perjuangannya, sekaligus betapa indahnya perjuangan itu." (hal.32)


Buku ini terbagi menjadi dua bagian besar yang pertama adalah kisah hidup Chloe dan bagian seputar bisnis online yang digelutinya. Setelah membaca buku ini ada banyak hal yang bisa mengubah cara berpikir kita. Soal parenting, belajar tentang hidup, dan yang terpenting pengalaman hidup yang dibagikan dapat berdampak positif dengan kuat ketimbang kata-kata mutiara motivator. Buat para pemilik online shop disini kamu bisa belajar banyak prinsip dan tips untuk bisa meraih penjualan dengan maksimal. Tentunya "ilmu" disini sayang untuk dilewatkan begitu saja.

1 hal yang baik dan patut dicontoh dari buku ini adalah keteladanan Chloe dan nilai-nilai hidup yang dijalaninya untuk bisa berhasil dalam studi dan pekerjaan. Saya yakin akan ada banyak anak muda yang bisa tercengang, berubah dan ambil tindakan untuk tidak malas-malasan, mulai mencari peluang dan jadi orang yang bermakna bagi diri sendiri dan orang lain.

"Di masa usia kita yang belia ini begitu luas terbentang ladang kreativitas tanpa batas. Waktu kita sangat berharga. Jangan dipakai untuk sesuatu yang sia-sia, atau bahkan merugikan kita. Setiap menit yang kita miliki bisa kita jadikan modal untuk mengembangkan ide-ide sederhana yang cerdas." (hal.210)

Buku yang sangat baik ini direkomendasikan untuk dibaca orangtua, calon orangtua, siapapun yang ingin mengembangkan diri untuk hidup yang lebih baik.


P.S. : Terima kasih sudah mampir dan membaca di h23bc.com. Yuk dukung karyaku dengan bantu share artikel ini di media sosial kamu, tinggalkan komentar, dan follow @h23bc. Dukungan kamu akan sangat berarti.

Tuesday, 17 February 2015

Review Buku The Silkworm - Ulat Sutra oleh Robert Galbraith.



 Judul: The Silkworm - Ulat Sutra
Penulis: Robert Galbraith
Alih bahasa: Siska Yuanita
Alih bahasa kutipan: M. Aan Mansyur
Cetakan: pertama, 2014
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama


Kembali kita bertemu dengan Cormoran Strike di London. Sang detektif menikmati publisitas keberhasilannya menguak pembunuhan seorang model tenar di "Dekut Burung Kukuk" atau yang dikenal dengan "The Cuckoo's Calling". Kali ini J.K.Rowling a.k.a. Robert Galbraith menghadirkan cerita pembunuhan berdasarkan karya sastra. Satu hal yang merangkum pengalaman membaca Ulat Sutra adalah memuaskan. Rasanya betul-betul puas bisa menamatkan seri kedua RG yang sebentar lagi bisa dinikmati serial tv.


Sunday, 15 February 2015

Review Novel Katastrofa oleh Jodhi Giriarso (Moka Media 2014)


Judul: Katastrofa
Penulis: Jodhi Giriarso
Penerbit: Moka Media (2014)


Potensi energi panas bumi di Indonesia mencakup 40% potensi panas bumi dunia dengan total potensi energi 27.140 MW atau setara 219 Milyar ekuivalen Barrel minyak. Indonesia layaknya Arab dengan kandungan minyak yang melimpah. Hanya sangat disayangkan energi geothermal kita belum dipakai dengan maksimal. Kapasitas terpasang saat ini 1.194 atau 4% dari seluruh potensi yang ada. Belum banyak yang menggarap kekayaan alam kita menjadi sebuah novel. Apa yang dilakukan Jodhi Giriarso dengan mengangkat Cincin Api Indonesia di Katastrofa merupakan satu hal yang pantas untuk diapresiasi.

Katastrofa memberikan pengalaman yang baru sekaligus unik. Novel cerita tegang-mencekam penuh kejutan (thriller) dengan bumbu ilmiah ini menyadarkan pembaca akan potensi besar Indonesia. Namun belum maksimal berdaya guna bagi masyarakat akibat konflik kepentingan di dalamnya. Penulis berhasil menarik pembaca dengan memasukkan unsur lokal. Tidak sedikit sentilan penulis dapat terbaca. Premisnya menarik. Beberapa orang yang bersilangan jalan namun di satu titik harus bahu-membahu demi menyelamatkan Indonesia. Penulis juga menyediakan sedikit ilmu yang berkaitan dengan geokimia yang dikemas ringan tanpa memberatkan pembaca. Satu hal lagi kapan kita dapat mengikuti kisah perjuangan menyelamatkan dunia. Jangan salah. Tokoh utamanya orang Indonesia dan setting tempatnya membujur sepanjang nusantara.

Novel page turner yang menyimpan kejutan dan pelintiran di setiap ujung cerita. Satu hal yang membuat ketegangan tetap di tingkat atas ketika membaca Katastrofa adalah kepiawaian penulis menciptakan cliffhanger dan bercerita lewat pergantian sudut pandang yang mengalir. Di bagian awal kita sudah dikejutkan dengan pertunjukan yang disajikan penulis. Bagian prolog saya rasa merupakan salah satu kunci keberhasilan menggiring pembaca untuk meluangkan waktu menikmati sebuah novel. Bagian Pembuka disini layaknya scene pesawat terbang mendebarkan di The Dark Night Rises. Sebuah opening yang epik! Dan seperti menikmati sebuah film thriller berkualitas, kita tinggal duduk dan menikmati jalan ceritanya. Katastrofa setingkat lebih kompleks ketimbang dwilogi Tere Liye (Negeri Para Bedebah) Pembaca sedikit butuh konsentrasi untuk mengingat kejadian di dalam sehingga tidak kehilangan alur cerita. 

Opening scene di TDKR


Berkat membaca novel ini bisa jadi anda bermimpi kelak menulis thriller dengan sentuhan ilmu fisika, biologi (jika anda lulusan sains), pandemi penyakit dengan tingkat genetic drift tinggi (jika anda lulusan dokter), atau mungkin wabah sakit mental yang mematikan (lulusan psikologi). Penulis sudah membuktikannya. Cerita yang dihasilkan akan jauh lebih berisi dan dinikmati pembaca.

Buku Katastrofa direkomendasikan untuk dibaca anda penggemar novel thriller dengan sentuhan lokal. 

P.S. : Terima kasih sudah mampir dan membaca di h23bc.com. Yuk dukung karyaku dengan bantu share artikel ini di media sosial kamu, tinggalkan komentar, dan follow @h23bc. Dukungan kamu akan sangat berarti.

Friday, 13 February 2015

Review Buku Filosofi Kopi oleh Dee Lestari

Judul : Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
Penulis: Dewi Lestari
Penerbit: Bentang.



Kumpulan cerita pendek Filosofi Kopi menarik perhatian saya karena diangkat menjadi sebuah film dan akan ditayangkan dalam waktu dekat. Ada beberapa kumcernya telah saya baca saat kuliah seperti Madre dan Rectoverso. Masih segar di benak saya saat 2008 Dee merupakan penulis yang mendominasi industri buku dan mengeluarkan karya yang unik. Rectoverso dibundel dengan sebuah CD musik yang dinyanyikan oleh Glen Fredly. Film Madre pun telah saya tonton dan sangat menyenangkan mendapati film tersebut diadaptasi dengan sangat baik dari tulisan Dee.



FK merupakan kumpulan cerita dengan Filosofi Kopi sebagai cerita utamanya. Hampir semuanya merupakan cerpen yang memikat. Namun bagi saya yang sangat membekas adalah cerita pertama. Saya sependapat dengan beberapa pandangan yang menuliskan dukungan untuk buku ini. Lewat cerpen yang ada Dee mampu menunjukkan kepiawaian dirinya untuk menjadi penulis kelas wahid Indonesia. Daya pukau kalimat-kalimat yang diciptakan Dee adalah oase bagi para pembaca. Banyak penulis yang terinspirasi oleh tulisannya.


Filosofi Kopi bukan sekedar bercerita seorang anak muda yang passionate dengan kopi. Cerita yang dinarasikan oleh Jody yang menjadi saksi mata perjalanan kedai Koffie B E N & J O D Y hingga berubah menjadi F I L O S O F I Kopi Temukan diri Anda di Sini. Premisnya kedua anak muda ibukota dengan kedai kopi modern yang sedang di puncak kejayaannya harus belajar dan berubah dari seorang kakek sederhana di pelosok. Pembaca seolah terikat masuk di dalam cerpen ini, menemukan dirinya menjadi seorang penikmat kopi yang mampir tiap hari maupun seorang first timer sekedar mencicipi secangkir kopi. Dee mampu meramu tema cerita yang sederhana (layaknya Madre) dan menampilkannya dengan sentuhan yang memukau. (bukankah kopi dan cokelat berkualitas diproduksi di tanah kita)


Pada Filosofi Kopi Dee sepertinya ingin menyampaikan hidup itu kadang punya sisi "pahit" (bisa sifat, tabiat buruk seseorang) yang harus dijalani bukan disembunyikan. (didempul, dipoles sehingga bagian luarnya yang glamor, gemerlap untuk ditampilkan)

Filosofi Kopi direkomendasikan untuk semua orang yang mencintai karya penulis Indonesia. Selamat membaca. 


P.S. : Terima kasih sudah mampir dan membaca di h23bc.com. Yuk dukung karyaku dengan bantu share artikel ini di media sosial kamu, tinggalkan komentar, dan follow @h23bc. Dukungan kamu akan sangat berarti.

Wednesday, 11 February 2015

Review Buku The Atlantis Gene A.G Riddle


 
Judul: The Atlantis Gene (Gen manusia Atlantis)
Pengarang: A.G Riddle
Penerbit: Fantasious Januari 2015

     

Sebuah kisah tentang Atlantis yang memikat. Siapapun yang membaca techno thriller ini cukup duduk tenang dan menikmati ceritanya. Pembaca akan dibuat terkesima mendapat buku dengan perpaduan apik antara film Prometheus bertemu seri Bourne. Keseruannya akan membuatmu menginginkan trilogi Atlantis.

Wednesday, 4 February 2015

Cerita Cinta Indonesia

Cerita Cinta Indonesia
45 Penulis GPU
2014 Gramedia Pustaka Utama

Kumpulan cerita berjudul "Cerita Cinta Indonesia" diterbitkan dalam rangka memperingati 40 tahun penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU). Tidak semua penulis beruntung bisa berkarya mewarnai dunia literasi Indonesia lewat penerbit yang berhasil diakui sebagai raksasa di industri buku nasional. Satu hal yang pasti para penulis bertalenta yang memiliki pembaca setia. Tidak terkecuali beberapa nama besar yang menjadi magnet pembaca untuk membeli buku CCI dengan merogoh kocek lebih dalam. Disini ada barisan penulis tenar Eka Kurniawan, Ika Natassa, Okky Madasari, Mira W, Ahmad Tohari, Clara NG, dan Arsendo Atmowiloto.



Satu kata untuk merangkum pengalaman membaca kumcer dengan cita rasa Indonesia adalah menyenangkan. Seperti pengantar di awal buku ini sehabis melahap satu demi satu cerita ada rasa tertentu yang membekas di benak kita. Ada kalanya manis seperti habis melahap kembang gula, kadang juga pahit seperti kala menenggak ekstrak manggis. Dan jangan salahkan diri anda ketika kenangan indah anda bersama si Dia kembali merasuk ke dalam pikiran tanpa permisi. CCI menyajikan kisah dengan warna bagai pelangi, kita akan temukan kisah dengan tema cinta tanpa syarat yang menggugah hingga cinta yang kadang terasa suram dan kelam.



Overall semua cerita yang ada mengasyikkan untuk dibaca. Setiap penulis dengan gaya bercerita yang unik adalah salah satu kepuasan yang bisa kamu dapat dari CCI. Pengalaman yang jarang akan kamu temukan di buku lain tentunya. (Kapan lagi ada kumcer seperti ini GPU?) Bagi para pembaca awam bisa jadi ini waktu paling pas untuk berkenalan dan mencicipi taste setiap penulis. Seperti saya yang langsung suka dengan gaya penulisan Aliazalea, Celebrity Baby bisa kamu baca di urutan kedua. Sekedar intermesso penyusunan cerita di kumcer CCI dibuat berdasar urutan abjad nama penulis (mengapa bukan per kategori pembaca, lamanya bernaung di GPU, buku terlaris, atau penerima penghargaan terbanyak) mungkin demi kenyamanan bersama seperti yang sedikit disentil Marga T di Apalah Artinya Nama. CCI dimulai dengan apik oleh Ahmad Tohari dan diakhiri dengan cerita dari Wiwien Wintarto.



Berbagi catatan cerita yang berkesan. Pertama ada cerita cinta yang ditulis dengan kocak dan menghibur di Aku Rela Jadi Dangdutmu karangan Boim Lebon dan Ojek karya Iwok Aqbany. Cerita yang menawan ada di Love, X oleh Mia Arsjad. Dan cerita paling manis bisa kamu nikmati di Life Begins at Forty gubahan Maria A. Sardjono.



Terlepas dari cerita yang bagus, mengingat buku ini layaknya kado bagi pembaca setia GPU sekaligus titik tonggak 40 tahun. Kualitas cetakan di buku yang saya beli tidak memuaskan. Ketebalan font yang sangat tipis-hampir tidak terbaca mendominasi hasil cetak CCI.



Berikan sedikit hadiah buat dirimu di kala waktu kerja yang hectic atau keadaan rumah yang kacau dengan duduk tenang membuka halaman demi halaman CCI sembari menikmati secangkir teh & kudapan. Mungkin kamu bisa kembali merasa gairah hidup dan semangat yang baru akan timbul dalam dadamu. Sebab cinta nggak pernah gagal.



P.S. : Terima kasih sudah mampir dan membaca di h23bc.com. Yuk dukung karyaku dengan bantu share artikel ini di media sosial kamu, tinggalkan komentar, dan follow @h23bc. Dukungan kamu akan sangat berarti.

Monday, 2 February 2015

Review Buku Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara

Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara
Seno Gumira Ajidarma
Yayasan Bentang Budaya (1997)




H23BC ingin mengucapkan selamat atas rilisnya idwriters. Semoga sastra Indonesia kelak bisa mengguncang dunia layaknya seni rupa. Di malam itu orasi "Susastra Kawan Paimo" oleh Seno Gumira sekali lagi menggugah publik tentang apa itu sastra. Penasaran apa isinya? tenang ada transkrip yang bisa kamu baca disini. Kali ini H23BC akan mengulas buku yang menjadi bagian dari Trilogi Insiden "Saksi Mata (kumpulan cerpen), Jazz, Parfum & Insiden (novel), dan Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara (kumpulan esai)" yang menjadi turut melambungkan nama Seno Gumira Ajidarma. FYI buku TI sudah dijadikan audio book yang bisa dinikmati lewat aplikasi Digital Archipelago di ponsel pintar. Saya merasa wajib untuk bisa membaca Trilogi Insiden sebagai wujud keinginan menolak lupa atas sejarah kelam (jika tidak ditulis dengan kejam dan tidak berperikemanusiaan) yang terjadi di Tim-tim.

"Ketika jurnalisme dibungkam, sastra harus bicara. Karena bila jurnalisme bicara dengan fakta, sastra bicara dengan kebenaran."

Buku kumpulan esai SGA ini terbagi menjadi dua bagian besar yang saling berkaitan erat. Benang merahnya adalah perjuangan penulis untuk terus berupaya memperjuangkan fakta yang terjadi di Dili dapat terus dikenang dan dapat menjadi pelajaran sehingga tidak terjadi lagi di masa depan. Di bagian awal penulis berbagi kegelisahannya mengenai dunia sastra yang terkepung oleh kepentingan ekonomi. Sastra khususnya cerita pendek yang dimuat di media sekilas hanya sebagai "pengisi" kebutuhan masyarakat Indonesia kala menikmati rehat sejenak sembari minum kopi dan duduk santai di hari minggu.



"Menutupi fakta adalah tindakan politik, menutup kebenaran adalah perbuatan yang paling bodoh yang bisa dilakukan manusia di muka bumi."


Ketika membaca buku ini tulisan penulis yang terasa menggebu-gebu terus bergerak dengan keinginan penulis berbagi apa saja catatan-catatan di balik penulisan cerpen yang sudah dibaca publik saat itu. Hal inilah yang kemudian menjadi jembatan pada "menu utama" esai yang berupa poin-poin penjelasan menyoal apa yang dialami dirinya dan rekan-rekan jurnalis di majalah "Jakarta-Jakarta". The rest is history. Blessing in disguise bagi penulis.


Argumentasi penulis bukan hanya sebatas sebuah upaya membuktikan kebenaran atas ketidakadilan yang terjadi. Lewat buku bersampul putih ini penulis ingin menularkan keberanian yang sama kepada pembaca. Penulis seolah ingin mengajak kita untuk jangan berhenti ketika diperhadapkan dengan sesuatu yang tidak adil itu. Jangan putus asa, jangan menyerah, dan setidaknya berbuat sesuatu (disini SGA mengungkapkan insiden Dili selalu ada di benaknya dan kelak ditulis dalam karya-karyanya yang dinikmati publik)


Buku ini baik untuk dibaca semua kalangan. Direkomendasikan untuk dibaca oleh calon penulis dan anak muda yang memiliki passion di jurnalistik.