Tuesday, 27 January 2015

Review Buku Koala Kumal oleh Raditya Dika.




Judul Buku: Koala Kumal.

Penulis: Raditya Dika.

Jumlah Halaman: 260 halaman.

Penerbit: Gagas Media

Tahun terbit: 2015.



 
Mention dari @radityadika


Raditya Dika seorang anak muda multi talenta, seorang penulis buku bestseller dan creativepreneur kembali menyapa publik lewat buku ketujuhnya berupa kumpulan cerita komedi berjudul “Koala Kumal”. Berkat menjadi pionir membuat buku komedi, dirinya berhasil membuat pasar baru dengan gimmick blog pribadi seorang pelajar yang diangkat menjadi sebuah buku. Sukses besar yang terjadi kemudian membuka mata banyak orang di industri buku bahwa buku komedi pun bisa diterima luas pembaca dan berujung berulangkali cetak ulang. Dika belakangan selain main film (Cinta dalam Kardus, Cinta Brontosaurus, dan Manusia Setengah Salmon) dan aktor dibalik serial Youtube populer “Malam Minggu Miko” yang pula ditayangkan di Kompas TV, dikenal publik sebagai standup comedian kawakan Indonesia. Bagi para pembaca lama dan baru, karya-karyanya selalu menggoda untuk dibaca berkat kemahirannya menyuguhkan komedi dengan hati yang khas ala Raditya Dika.


Sunday, 25 January 2015

Review Buku Self Driving oleh Rhenald Kasali.

Judul Buku: Self Driving.

Penulis: Rhenald Kasali.

Penerbit: Mizan.

Terbit: 2014.

Rating: 4/5.

Gerakan Revolusi Mental yang digagas Presiden Jokowi melambungkan harapan akan adanya perbaikan di semua sektor negara kita. Semua kekayaan sumber daya alam (SDA) yang kita miliki tidak akan banyak berdayaguna jika manusia yang menggarap dan menjalankannya hanya bermental penumpang. Lihatlah negara-negara sekitar yang tanpa dianugerahi SDA melimpah namun punya hampir segalanya untuk memajukan kehidupan mereka. Etos kerja dan mental pengemudi merupakan bekal untuk hidup yang lebih baik. Buku Self Driving yang ditulis oleh Prof.Rhenald Kasali mengajak semua orang mulai dari orang sekolahan hingga CEO untuk ikut dalam gerakan dari mental penumpang menjadi mental pengemudi.

Membuat mental seseorang berubah dari seorang penumpang yang cenderung pasif, tidak berani mengambil resiko, sudah puas dengan keadaan sekarang, menyerahkan masalah pada atasan atau orang lain, terlalu membanggakan apa yang telah dicapai sehingga menjadi seorang dengan mental pengemudi yang cirinya adalah seorang inisiator, tokoh perubahan, dan mampu menjadi seorang tokoh panutan bagi banyak orang bukanlah hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Butuh kemauan kuat dan beberapa tahapan proses (juga latihan) yang harus dijalani. Di buku bersampul merah yang saya anggap melambangkan passion atau semangat (sehingga lewat buku ini penulis memacu pembaca untuk berani berubah), banyak hal dijelaskan dengan terperinci untuk kita pelajari dan aplikasikan dalam kehidupan keseharian. Di samping gagasan-gagasan mencerahkan yang diberikan penulis disertakan artikel-artikel penunjang yang mampu memberi gambaran yang lebih baik bagi pembaca. Sejauh yang saya baca semua hal ditulis dengan sangat menarik dan aplikatif (ada kegiatan latihan yang disediakan dengan fun untuk dicoba, try It!)

Seperti salah satu poin di dalam buku ini mengenai disiplin. Saya menyadari buku sebagus apapun jika kita tidak mengaplikasikannya akan mubazir. Hal-hal aplikatif bisa kita jalani dengan terlebih dahulu kita menyelesaikan membaca buku ini. Buku Prof Rhenald Kasali yang agak berat isinya menuntut kemauan pembaca untuk terus menyusuri buku yang dibaca hingga halaman terakhir dengan fokus (tentunya). Pengalaman saya selama ini ada beberapa buku beliau yang tidak selesai saya baca. Nah, disini para pembaca dapat mengaplikasikan Self Discipline untuk bisa membaca buku ini sampai habis.

Buku yang sangat baik ini isinya ditujukan untuk para pemimpin, para pengajar, namun dapat juga dibaca oleh kita yang masih muda. Tentunya dengan kemauan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Salam Perubahan. 


P.S. : Terima kasih sudah mampir dan membaca di h23bc.com. Yuk dukung karyaku dengan bantu share di media sosial kamu, tinggalkan komentar, dan follow @h23bc. Dukungan kamu akan sangat berarti.

Thursday, 22 January 2015

Review Buku Eat Play Leave Jenny Jusuf


Eat Play Leave
Penulis : Jenny Jusuf
Penyunting : Nurjannah Intan
Penerbit : Bentang Pustaka
Rating: 3/5.

Bukan kamu yang memilih Ubud. Namun Ubud yang memilih kamu.


Kota dekat kaki gunung ini menawarkan sejuta pesonanya untuk para pendatang yang ingin sekedar berlibur atau mencari kehidupan yang bebas dari hingar bingar kota besar. Di buku inilah kisah para pendatang Ubud dari luar negeri diceritakan dengan gaya penulisan yang ringan dan sedikit komikal.


Ubud selain memiliki pemandangan yang menakjubkan, i mean it. Dan Orang-orang yang ramah dan bersahabat disana membuat Ubud memiliki auranya tersendiri yang sanggup melahirkan begitu banyak inspirasi. Terbukti beberapa tahun terakhir ini banyak penulis yang menjadikan Ubud sebagai setting tempatnya bukan?


Eat, Play, Leave menarik buat kamu yang penasaran apa saja manis pahitnya kehidupan para kaum ekspat yang terkenal dengan film " Eat Pray Love".

Saturday, 17 January 2015

Review Buku AS Laksana Bidadari yang Mengembara


Judul Buku: Bidadari yang Mengembara.
Penulis: A.S. Laksana
Penerbit: Gagas Media (2014)
Rating: 3/5.







 

Kumpulan cerita yang ditulis Mas Sulak panggilan AS Laksana di Bidadari yang Mengembara memiliki kesan yang beragam. Ada kalanya kita mengernyitkan dahi, tertohok, kadang terheran-heran sehabis membaca cerita yang ada. Di setiap cerita pendek yang ada penulis mampu membangun empati pembaca akan tokoh-tokohnya, mengundang rasa penasaran pembaca akan jalan ceritanya. Baik setting lokasi dan waktu yang berada di dalam kehidupan sehari-hari bahkan teramat dekat dengan kita membuat cerita yang ada tidak berjarak dan dengan mudah dapat diresapi pembaca.

Dua cerita yaitu Burung di langit dan Sekaleng Lem & Buldoser mengingatkan saya akan kepiawaian sastrawan Ahmad Tohari dalam menulis cerita (kumcernya dapat Anda baca di Mata yang Endak Dipandang). Sangat terasa penulis ingin mengajak pembaca untuk melihat kesenjangan sosial alih-alih ketidakadilan sosial yang bertetangga dengan kehidupan kita sehari-hari. Buldoser yang selalu meneror keluarga Alit mengingatkan saya akan penggusuran di kota Surabaya di tahun 200an. Persis sama adegan yang ditampilkan di cerita Buldoser dengan berita yang saya baca di Harian Surya. Cerita lainnya yang tidak kalah menggigit dan jangan dilewatkan adalah Bangkai Anjing, Bidadari yang Mengembara, dan Rumah Unggas.

Secara keseluruhan saya menikmati membaca kumcer A.S. Laksana yang diganjar Tempo penghargaan Tokoh Sastra terbaik tahun 2004.

Thursday, 15 January 2015

Rekomendasi Novel Fantasi Lokal Vandaria Saga Winteflame


Judul Buku: Winterflame.
Penulis: Fachrul R.U.N.
Penerbit: Artoncode Indonesia
Terbit: 2014.
Rating: 3/5.









Winterflame adalah novel fantasi lokal pertama yang saya coba baca. Berbekal beberapa artikel dari tur blog, saya merasa harus punya dan menamatkannya. Ekspektasi saya yang cukup tinggi setidaknya bisa dipenuhi penulis Winterflame. Buku dengan ketebalan yang mungkin membuat pembaca keder duluan menawarkan petualangan yang menegangkan plus intrik yang lumayan.

Terlepas dari beberapa kesalahan ketik dan kalimat yang harus saya baca beberapa kali untuk mengerti maksud penulis. Buku ini menyenangkan buat diikuti. Buku dengan titik sentral petualangan trio anak muda yang bermula dari tertangkap basah ketika merencanakan pencurian di markas mafia di kota Porzar. Diasingkan ke sebuah tempat antah berantah yang diyakini tersimpan senjata terhebat di jagad Vandaria Saga sebagai budak belian. Dari sinilah pertualangan sebenarnya dimulai. 

Winterflame yang baru terbit 2014 mencoba membangkitkan industri novel fantasi Indonesia dari tidur panjangnya. Bumbu dan racikannya terasa pas sehingga pembaca bisa menikmatinya dengan baik. Bahkan bagi pembaca pertama Vandaria Saga, tidak perlu berpikir panjang dan tinggal duduk menikmati perjalanan yang seru ini.

Membaca buku ini saya menduga-duga apakah Vandari Saga terinspirasi dari seri A Song of Ice and Fire. Di awal-awal menikmati buku Winterflame, ada begitu banyak aroma GOT ("Winter is Coming") yang terasa.

From Zero to Hero inilah yang saya tangkap dari membaca Winterflame. Dari seseorang yang nobody bisa menjadi somebody. Saya rasa novel berikutnya penulis atau kreator Vandaria Saga bisa lebih lagi menambahkan ketegangan dan twist yang membuat pembaca bisa terpaku dan betah berlama-lama membaca. Good start buat Vandaria Saga dan semoga bisa menjadi patron kisah fantasi di industri perbukuan Indonesia.

Wednesday, 14 January 2015

Review Buku Aksara Amananunna Rio Johan.



Judul Buku: Aksara Amananunna
Penulis: Rio Johan
Penerbit: KPG
Rating: 4/5.



 




Begitu mendengar kumcer ini terpilih sebagai prosa terbaik 2014 versi majalah Tempo timbul rasa penasaran. Bagaimana isi dari kumcer ini? Apa yang membuat karya ini diganjar penghargaan itu?


Di buku ini terdapat 12 cerita dengan masing-masing ide yang dikembangkan dengan baik olen Rijon panggilan penulis. Kita disajikan imajinasi tingkat tinggi (maksud hati ingin menulis dewa, namun ini bukan review game) yang tidak umum ditulis oleh cerpenis lokal. Sejak cerita pertama kita mengikuti jejak langkah seorang Perdana Menteri yang kebingungan ancaman pandemi bunuh diri. Serasa berada di mesin waktu penulis mengajak pembaca berkelana di zaman purba kala menara Babel diruntuhkan, mengintip masa depan di cerita Ginekopolis (bayangkan Hunger Games & Terminator) dimana terjadi  perang antara laki-laki & perempuan (bukan cyborg vs human).


Kesan

Setelah melahap beberapa cerita awal kumcer ini rasanya menyenangkan kita tinggal duduk tenang menikmati apa yang ditulis Rijon. Seakan kita menyaksikan film atau masuk di dunia game. Di tiap cerita kita cukup mainkan judul game yang disediakan dan nikmati keseruannya (sayangnya pihak pemain menyerahkan kendali penuh kepada sang pencipta game) hingga terdengar musik tanda permainan berakhir.
Semua untuk Hindia
IMHO nampak kesamaan penulisan yang dilakukan Rijon di buku ini dengan Semua untuk Hindia punya Iksaka Banu (tastenya mirip, maksud saya). Keduanya piawai menghembuskan daya cerita pada sebuah peristiwa di masa waktu tertentu. Saya berpikir mungkin akan semenarik kumcer AA jika Iksaka Banu menulis cerita pendek tanpa dibingkai sejumlah aturan pemuatan di koran.

Nilai plus

Gaya bercerita yang sesekali ada humornya membuat ceritanya segar. Terlepas dari separuh cerita awal yang brilian, terdapat juga cerita yang membuat pembaca bosan, terpana (kalau kata ASL cerita yang menghantam kepala). Gaya bercerita dan ide yang out of the box inilah kekuatan dari penulisan Rijon di AA. Semoga kedepannya bisa lahir kumcer atau novel karangannya. (maksud saya jangan sampai one hit wonder, bro)

Hampir semua cerita saya sukai (jangan tanya apakah Susanna, Susanna! ada di dalamnya) dan yang menjadi favorit saya adalah cerita Pisang Tidak Tumbuh di Atas Salju. (penggambaran teknologi seperti game Tropico, spirit petualang yang ada di dalam ceritanya epik).

Conclusion

Buku
Aksara Amananunna memuaskan untuk dibaca & dikoleksi. Di usianya yang mudah saya angkat topi dengan karyanya yang mewarnai industri buku Indonesia.


PS: Beberapa cerita mengandung unsur kekerasan dan seksual yang sebaiknya dinimati pembaca berusia 18+.

Tuesday, 13 January 2015

Review Buku Sabtu Bersama Bapak Adhitya Mulya

Judul Buku: Sabtu Bersama Bapak.
Penulis: Adhitya Mulya
Penerbit: Gagas Media
Tahun Terbit: 2014.
Rating: 4/5.

Membuka halaman pertama novel ini dengan ekspektasi biasa saja. Saya berpikir mungkin sekedar sebuah novel pada umumnya. Novel dengan cerita kehidupan yang kamu tahu di kebanyakan novel sekarang. Namun sejak masuk di ceritanya hal tersebut luntur dan akhirnya setiap lembarnya terasa sangat mengasyikkan. Novel pertama Adithya Mulya yang saya baca ini hasil review-review menarik yang dibuat para Book Blogger (Terima kasih buat reviewnya). Sabtu Bersama Bapak yang mengajari banyak hal ini sangat memuaskan untuk dibaca.

Ceritanya bermula dari keluarga Garnida yang kehilangan kepala keluarganya. Sang Ayah dengan sangat bijaksana menyiapkan segalanya salah satunya berupa nasehat, pelajaran hidup, bimbingan, nilai-nilai untuk kedua anak lelakinya Satya dan Cakra (lewat tayangan VHS). Singkat cerita SBB menyuguhkan cerita pasca kematian Sang Ayah, perjalanan Ibunda yang menemani kedua anaknya, Cakra si bungsu yang berjuang mendapatkan cintanya, sedangkan kakaknya Satya berproses dengan keluarga kecilnya yang telah dibina selama 8 tahun.

Membaca buku ini berhasil membuat saya beberapa kali (lebih baik daripada saya tulis, sering) mencoba menahan haru, sesekali ketawa lepas, dan satu kali terhentak (yang sudah baca pasti tahu twist  ini ada di bagian mana). Seperti yang saya tulis di awal, saya salah persepsi akan novel ini. Ternyata disini cukup banyak pelajaran hidup yang diselipkan (iya kita masih perlu baca buku parenting selain buku ini) (membaca novel itu seperti mendengarkan khotbah dan bagi saya ini khotbah yang ok) tanpa terkesan menggurui. Harus diakui buku yang page turner ini ditulis dengan baik dan memiliki format bercerita yang unik, pesan yang diberikan penulis dapat tersampaikan dengan baik.

Habis dalam sekali duduk dan masih menikmati cerita keluarga Garnida ketika menuliskan ulasan ini. Saya rasa novel ini salah satu bacaan pembuka di 2015 yang berkualitas. Semoga Kamu dan saya bisa mendapatkan pelajaran dari novel ini dan menerapkannya di kehidupan nyata.

Ulasan ini belum selesai, tidak lengkap rasanya jika belum melampirkan satu kutipan dari novel ini. Saya memilih mengutip soal mimpi. Kutipan ini bisa Kamu baca di halaman 151.



Bapak minta kalian bermimpi setinggi mungkin.
Dengan syarat kalian merencanakannya dengan baik.

Bapak minta kalian bermimpi setinggi mungkin.
Dengan syarat, kalian rajin & tidak menyerah.

Bapak minta kalian bermimpi setinggi mungkin.
Tapi mimpi tanpa rencana & action hanya akan
membuat anak istri kalian lapar.

Kejar mimpi kalian.

Rencanakan.

Kerjakan.

Kasih deadline.


Bapak sayang kalian.

Monday, 12 January 2015

Review Buku Sisi Lain Istana 2 J Osdar.



Judul Buku: Sisi Lain Istana 2
Penulis: J. Osdar
Penerbit Buku Kompas (2014)
Rating : 4/5
 
Cover : 4/5
Content: 4/5
Lay out: 3/5.






Sisi lain istana 2 berperan sebagai reminder. Maksud buku ini diterbitkan adalah untuk mengajak pembaca mengingat kembali sejumlah peristiwa penting Indonesia di masa lampau. Tidak sebatas itu, kisah-kisah yang tidak ditangkap oleh media pada umumnya bisa kita nikmati berkat keluwesan pengamatan penulis yang diterjemahkan di rubrik Sisi Lain Istana yang rutin mengisi harian Kompas tiap minggunya.


Tulisan J. Osdar selama 4 tahun terakhir (2010-2014) yang dibukukan ini hingga hampir setengahnya (Presiden & Kunjungannya) memiliki isi yang beragam, menemani pembaca bernostalgia akan jejak langkah para pemimpin terdahulu. Bertepatan dengan tahun Pemilu, di bagian pertama J. Osdar cukup banyak memasukkan tulisan yang membahas soal pemilu. Bukan hanya soal pemanasan di tahun 2012 tentang siapa yang ikut pemilu (diceritakan adanya pertemuan beberapa tokoh dengan ibu Mega) namun juga sikap-sikap dan wejangan Pak SBY soal memaknai dan memasuki pertarungan politik 2014 kepada para calon Presiden.


Membaca buku ini bukan saja (sedikit) banyak menambah informasi yang jarang diketahui masyarakat awam, lewat tulisan Sisi Lain Istana kita seolah diberi pertanyaan kritis tentang hal-hal yang sedang hangat dibicarakan saat itu. Salah satu bagian yang saya sukai adalah tulisan Hal Kecil yang Menarik dari Para Presiden RI (182), disini penulis menceritakan soal Bung Karno bisa meninggalkan acara penting jika salah satu anaknya sakit, Pak Harto yang sangat menikmati berada di wilayah pertanian, Eyang Habibie yang suka bercerita kepada wartawan sebelum berangkat ke Istana Presiden dan sering melantunkan lagu "Widuri" dalam berbagai kesempatan, Gus Dur yang senang berdialog dengan supirnya di dalam mobil, Ibu Mega yang makan kencur jika sedang batuk, Pak SBY yang berbaik hati membagikan buah rambutan kepada para wartawan.

Selain highlight Pemilu 2014, ada juga tulisan seputar hari-hari terakhir Pak Harto yang sayang untuk dilewatkan. (Penulis yang bertugas meliput acara kepresidenan sejak masa Pak Harto hingga SBY turut serta dalam perjalanan luar negeri terakhir Presiden Soeharto ke Mesir, Mei 1998).


Buku ini direkomendasikan untuk dibaca semua kalangan. Ada baiknya juga dibaca oleh orang-orang yang penasaran langkah-langkah politik para elit saat Pemilu 2014. Selain itu buku ini bisa jadi masukan berharga untuk bersiap di Pemilu yang akan datang.







Tuesday, 6 January 2015

Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri

Judul Buku: Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri
Penulis: Bernard Batubara.
Penerbit: Gagas Media.
Terbit: Desember 2014
Rating: 3.7/5.

  • Cover: 3.5/5
  • Content: 3.5/5
  • Lay-out: 4/5 




Buku ke 2 Bara yang saya baca setelah novel Kata Hati. Buku yang satu ini sangat terasa penulisnya sedang berbunga-bunga karena jatuh cinta. Sampai-sampai judul buku kumcernya "Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri" Ekspektasi yang cukup tinggi ketika saya membacanya dapat terbayar lunas. Dari awal buku ini dipromosikan, saya memiliki insting buku ini something good. Wajib dibaca. Bakal beda dari buku-buku lainnya. Cinta yang menjadi tema sentral juga menjadi pemicu untuk membeli buku bersampul ungu ini.

Apa yang Anda bayangkan ketika melihat ini?


Diibuka dengan apik oleh cerita pertama, kita langsung diajak untuk berkenalan dengan gaya bercerita Bara. (Meski disini kok ada sedikit rasa Eka Kurniawan, Djenar Maesa Ayu ya.) Setelah itu cerpen lainnya semakin beragam dan tentu saja menghanyutkan. Sejak awal kita diajak menyeberangi satu demi satu perjalanan manusia tentang cinta. Bara punya cerita yang menarik, alurnya mengalir. Penulis berhasil membawa imajinasinya sampai kepada pembaca. Dengan duduk tenang kita bisa ikut membayangkan imajinasi Bara. (Iya, coba bayangkan menjadi pohon, seorang hitman, dan seorang .....) Meskipun di beberapa bagian cerita kita bisa menebak (di 1 bagian saya lagi-lagi kena jebakan Batman Agus Noor. Adakah yang bisa menebak, judul yang mana?) rekaan ceritanya. Meski begitu saya tetap menikmati cerita ini dan ingin membaca karya Bara yang selanjutnya.
Ilustrasi yang membuat penasaran

Cerita terakhir yang merupakan judul buku ini saya akui menutup kumcer ini dengan manis. Saya merasa cukup kecewa mungkin dalam waktu dekat belum ada kumcer lain yang diterbitkan. Soal cerita favorit? Disini saya suka judul "Orang yang Paling Mencintaimu" dan "Menjelang Kematian Mustafa". Buku ini direkomendasikan untuk dibaca buat Kamu yang sudah pantas untuk jatuh cinta.

Monday, 5 January 2015

30 Paspor di Kelas Profesor Part 1

Membaca buku ini kita akan merasa bergetar hatinya.




Judul: 30 Paspor di Kelas Profesor Part 1.
Penulis: JS Khairen.
Terbit: Oktober 2014
Penerbit: Nourabooks 
Rating:  3.7/5.



  • Cover: 4/5. 
  • Content: 5/5 
  • Layout: 2/5. 
  • Summary: 3.7
 




Akhirnya tuntas sudah rasa penasaran membaca catatan perjalanan para mahasiswa UI kelas pemasaran internasional yang ditugasi untuk “nyasar” di negeri orang. Disini Pak Rhenald Kasali mendorong para anak didiknya untuk mempraktekkan bagaimana kita bisa menjadi seorang yang bermental pengemudi atau “Self driven” bukan mental penumpang. Hal tersebut bisa dialami jika diterapkan di kehidupan sehari-hari, dimulai dari kelas di hari pertama para mahasiwa harus keluar dari zona nyaman untuk mengurus kepergian mereka sendiri. Mulai dari pembuatan paspor, rencana perjalanan, dan biayanya.

Self driven itu kata Pak Rhenald "Bagaimana mendorong diri sendiri untuk mencari & menemukan “pintu keluar” dari kesulitan yang dihadapi sehari-hari.”

Membaca buku ini kita akan merasa bergetar hatinya, bukan karena penulisannya namun oleh kisah perjalanan yang dirasakan masing-masing pribadi. Begitu banyak pelajaran hidup yang setidaknya bisa kita serap dari jalan-jalan mereka.Mulai dari mengejar cita-cita, keterbukaan, tekanan merupakan batu loncatan untuk menjadi pribadi yang berhasil, hingga bagaimana menyerap inspirasi dan belajar dari lingkungan sekitar.

Semua catatan yang ada di dalam buku ini istimewa. Suka duka inilah yang akan dikenang seumur hidup. Semuanya sudah menorehkan tinta emas dalam perjalanan kehidupan, saya percaya para mahasiswa ini akan menjadi pribadi yang sukses ketika menyelesaikan tugas ini. Jika ditanyakan perjalanan yang menjadi favorit saya dari 16 refleksi perjalanan di buku ini. Pertama milik @Egiwidya “Bercukur hingga ke Negeri Kincir Angin” (Perjalanan yang keren banget bro). “Tokyo I’m in Love tulisan @Jimzdihar (gaya berceritanya keren dan enak dibaca). Ada juga “The Puzzles: Sebuah Catatan Merangkai Teka-Teki Perjalanan” @ranggoes.

Buku ini renyah untuk dibaca buat semua orang. Refleksi perjalanan yang sungguh membuka wawasan ini wajib untuk dikoleksi dan dibaca.