Hari ini saya mendapatkan opini menarik yang bercerita mengenai kesusahan para penulis buat mengejar mimpinya, yaitu menerbitkan buku, melihat pembaca dapat memegang dan membeli buku tersebut. Namun tidak tahukah kita bahwa cukup sulit buat para penulis buat memasuki dunia buku ini sendiri. Apa saja kendala, problem dalam mengejar mimpi tersebut? jawabannya ada di artikel opini berjudul View Point: Books, bucks and bleeding toes oleh Julia Suryakusuma yang membahas hal tersebut dengan sangat menarik. Penasaran kan? bisa dilihat Disini
Halaman Terakhir Yudhi Herwibowo Noura Books, 2015. "Orde Baru, suatu masa … Hoegeng sedang diuji. Dua kasus besar mencuat, mencuri perhatiannya yang kala itu menjabat sebagai Kapolri. Dua kasus yang membuatnya terbentur tembok raksasa dan menguji integritasnya sebagai seorang polisi. Kasus pertama adalah Sum Kuning. Kasus pemerkosaan yang menggegegerkan Kota Yogyakarta. Meski telah menggali amat dalam, selalu ada batu yang mengganjal usahanya menemukan pelaku. Berbagai gangguan mengalihkan penyidikan dari bukti dan fakta. Kasus kedua adalah penyelundupan mobil mewah. Keterlibatan seorang putra pejabat tinggi di tanah air membuat kasus ini sulit menyentuh dasar masalahnya. Seolah para pelaku telah mengantisipasi langkah Hoegeng dan anak buahnya, semakin dalam penyelidikan, semakin bukti itu menghilang. Kasus-kasus itu terus membayangi Hoegeng, membebani nuraninya. Mampukah Hoegeng, sang polisi jujur, menutup mata dan meninggalkan sesuatu ya
Comments
Post a Comment