Skip to main content

Editorial #2




Halo semua, apa kabar? Semoga kalian semua selalu dalam keadaan sehat. Senang sekali aku bisa menyapa kamu semua di Editorial kedua Blog Buku Haremi. Di setiap editorial aku akan berbagi pengalaman sebagai pembaca. Kuharap responnya bagus dan akan tiap minggu ada tulisan baru. Sekedar flashback, di minggu ini ada tiga review baru. Ada novel thriller lokal berjudul Proyek Maut, kumpulan esai Cerita Cita Indonesia, dan novel visualisasi Jenderal Polisi Hoegeng "Halaman Terakhir". Dua buku yang disebut pertama merupakan buku terbaru penerbit Gramedia. Halaman Terakhir buku terbaru dari Noura Books. CCI buku yang baik dan menginspirasi kita untuk terus berkarya, menggantungkan cita-cita setinggi langit untuk kemajuan negeri. Untuk PM so-so, sebenarnya PM dengan cerita berskala besar berpotensi lebih besar dari Misteri Patung Garam yang kubaca beberapa waktu lalu. Jika kamu sudah membaca PM, bagaimana menurutmu novel ini?


Ketika sekarang agak susah mengakses buku baru di toko (berdiskon). Aku harus sedikit mengasah intuisi mana buku yang bagus, mana buku yang harus dibaca. Kalau di toko buku, kita bisa (sedikit) nakal melihat ke dalam lembaran-lembaran isinya. Terkadang ini sangat membantu. Dari melihat sekilas, kita jadi lebih sip memutuskan buy or not buy sebuah buku. Membeli buku (baru) saat ini secara daring, tentu agak terasa unsur gambling. Belum banyak review dari media dan teman-teman. Ada perasaan cemas, bukunya bagus atau tidak. Makanya aku saat ini agak selektif dalam membeli buku. Beberapa list bacaanku itu buku baru yang masuk ulasan buku di Majalah Tempo atau koran nasional macam Jawa Pos dan Tempo. Meski selalu ada perasaan untuk melahap semua buku baru yang diterbitkan penerbit-penerbit besar. Tenang saja, ketika bukunya ok dan ada kesempatan mereview, judul tersebut bakal masuk di list h23bc. 


Di hari jumat kemarin, ada tiga buku yang baru datang. Sedikit bercerita mengapa memilih buku tersebut. Buku pertama adalah Turn On The Radio. Terbitan terbaru penerbit Bukune yang bekerja sama dengan radio Oz Bandung. Sebagai seorang yang tertarik sama radio. Di masa skripsi hampir setiap hari ketika bolak-balik kosan ke Cangkringan, radio adalah teman setia perjalanan itu. Di kamar kos pun tidak ketinggalan, aku punya sebuah radio kecil bermodel klasik. Saking pengen tahu soal radio, aku pernah ikut kelas penyiar dasar di kelas pelatihan Swaragama. Radio favoritku jelas Swaragama FM (UGM gitu loh), kadang-kadang kalau malam aku juga sering menyetel radio Retjo Buntung. Kala ngantuk belum datang, ada kesukaan tersendiri waktu dengerin perberbincang penyiar dengan suaranya yang merdu diselingi lantunan lagu-lagu keroncong Jawa. Siaran favoritku tiap akhir pekan itu Sindo Radio. Tiap jam 9 pagi di hari sabtu, di masa penelitian skripsi aku nggak akan ketinggalan menyimak debat kusir para politisi di Polemik. Beberapa bab di dalamnya sudah kubaca. Kembali ke Turn On The Radio. Pertama yang kubaca itu cerita Sogi. Penasaran dengan karirnya sebelum masuk Extravaganza. Ada pula Choky Sitohang. Kelebihan buku ini adalah alumni penyiar Oz berbagi banyak hal disini. Seputar perjalanan mereka dari nol hingga menjadi public figure. Pokoknya ini bacaan wajib buat kamu yang punya passion di bidang broadcasting. Apalagi kalau kamu yang pengen banget jadi penyiar radio. Setelah membaca buku ini, aku nyaranin kamu juga baca buku Personal Branc-Inc dari Erwin Parengkuan dan Becky Tumewu dan My Public Speaking punya Hilbram Dunar.



Buku kedua ada Life Traveler karya
. Setelah membaca travelouge terbaru Seno Aji Gumira yang diterbitkan Mizan. Disitu SGA bercerita tentang pengalaman singkatnya ketika mengunjungi Korea Utara. Ketika buku ini nimbrung di meja kerja, Ayahku nyeletuk, "kok Pyongyang?" balasku "err, iya ini buku baru. Baru ada yang Pyongyang." Dalam hati spontan terlintas Soalnya Mas Seno belum nulis tentang Tokyo, Beijing. Dan kalaupun ada (ditulis) bakal langsung kubaca. Setelah membaca Jejak Mata Pyongyang, aku pengen membaca lebih banyak buku sejenis. Lewat buku-buku traveling ini kita bisa ikutan menjelajahi tempat-tempat yang dikunjungi penulis. Sebenarnya aku kurang membaca buku traveling. Aku menyukai travelogue yang ditulis seseorang yang berlatar jurnalis atau penulis. Aku pengen dapat sesuatu yang berbeda dari sekedar how to ke suatu destinasi, soal apa yang mereka rasakan saat berada di suatu tempat.



Satu lagi buku yang ada dalam proses membaca minggu ini adalah Seperti Bulan dan Matahari. Tulisan dari diplomat AS yang 28 tahun berkarir di Indonesia. Buku ini menjadi unik dan menarik buat dibaca karena berisikan pandangan dan kesan seorang Amerika yang hidup dan berproses di tanah air. Pak Stanley Harsha secara langsung mengawal hubungan diplomatik antara Amerika dan Indonesia di masa orde baru hingga reformasi. Bagaimana aktivitas membacamu minggu ini? Adakah buku baru yang kamu anggap "sesuatu" banget? Yuk berbagi keseruan membaca. Tinggalkan komentar disini atau mention @h23bc.

Comments

  1. Lagi jarang beli buku baru, mahal :p nunggu diskonan dulu baru beli >.< hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trims udah sempatin komentar disini.
      Iya buku-buku baru agak mahal dari biasanya :D
      Kudu rajin hunting promo book fair penerbit mbak Dweedy.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Buku Halaman Terakhir oleh Yudhi Herwibowo.

Halaman Terakhir Yudhi Herwibowo Noura Books, 2015. "Orde Baru, suatu masa … Hoegeng sedang diuji. Dua kasus besar mencuat, mencuri perhatiannya yang kala itu menjabat sebagai Kapolri. Dua kasus yang membuatnya terbentur tembok raksasa dan menguji integritasnya sebagai seorang polisi. Kasus pertama adalah Sum Kuning. Kasus pemerkosaan yang menggegegerkan Kota Yogyakarta. Meski telah menggali amat dalam, selalu ada batu yang mengganjal usahanya menemukan pelaku. Berbagai gangguan mengalihkan penyidikan dari bukti dan fakta. Kasus kedua adalah penyelundupan mobil mewah. Keterlibatan seorang putra pejabat tinggi di tanah air membuat kasus ini sulit menyentuh dasar masalahnya. Seolah para pelaku telah mengantisipasi langkah Hoegeng dan anak buahnya, semakin dalam penyelidikan, semakin bukti itu menghilang. Kasus-kasus itu terus membayangi Hoegeng, membebani nuraninya. Mampukah Hoegeng, sang polisi jujur, menutup mata dan meninggalkan sesuatu ya

Review Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya

Refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris Judul Buku: Alex Ferguson, Autobiografi Saya Penulis: Sir Alex Ferguson. Alih Bahasa: Zia Anshor Cetakan pertama Gramedia Pustaka Utama Sir Alex 26 Years Made Possible Buku ini sungguh luar biasa, mengapa? GPU berhasil menangkap momentum dengan menerbitkan edisi terjemahan buku ini. Sekedar informasi buku asli berbanderol 450 ribu. Selain itu penerbit sekali lagi menghadirkan buku yang berkualitas bagi pembaca Indonesia. Buku ini memperkaya buku olahraga yang jarang beredar. Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya merupakan refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris. Membaca buku ini seperti menonton dan merasakan secara langsung perjalanan hidup sang manager. Buku hardcover ini dibuka dengan gambar apresiasi fan MU atas kebersamaan Sir Alex Ferguson selama 26 tahun di klub tersebut. Seperti menjelajahi perjalanan waktu, di lembaran awal terdapat foto SAF pada awal masa manajerial, dan di lembaran akh

The Ancient Chinese Wisdom oleh Andri Wang

Nilai-nilai kebudayaan Tionghoa untuk kehidupan modern Judul Buku : The Ancient Chinese Wisdom  Penulis : Andry Wang Halaman: 240. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Buku best seller yang ditulis oleh Andri Wang saya beli di Gramedia Amplaz Yogya. Saat itu buku ini berdampingan dengan beberapa buku sejenis di rak pengembangan diri. Ternyata saya tidak salah memilih untuk mebaca buku ini. Saya sangat tertarik karena ingin mengetahui nilai-nilai apa saja yang bisa diambil dari budaya tionghoa. Hal ini bisa saya berikan di kemudian hari kepada orang lain tentunya. Penulis menerangkan kebijaksanaan yang berasal dari kebudayaan China yang masih sangat relevan untuk kehidupan modern. Penulis dengan baik menelaah bagian-bagian kehidupan yang dihadapi manusia modern dengan sudut pandang kebudayaan dalam hal ini, kebijaksanaan China. Di hampir setiap artikel penulis mengupas mengenai sejarah dengan simpel sehingga dapat dicerna oleh pembaca, penulis juga mengutip peribahasa