Skip to main content

Ulasan Buku Melawat ke Timur by Kardono Setyorakhmadi

Pengalaman berkunjung ke Timur yang tak terlupakan.




Masih teringat di benak kita kejadian di Tolihara yang mendapat atensi luar biasa dari banyak kalangan. Semua pihak merasa gemas ingin berkomentar dan turut meramaikan "momen" tersebut. Namun sebenarnya di tanah Papua sendiri memiliki toleransi dan kebersamaan antar umat beragama yang luar biasa. Hal itulah yang dibuktikan dari kumpulan catatan perjalanan Kardono Setyorakhmadi. Buku ini merupakan hasil penelusuran keberagaman islam di Maluku dan Papua yang terbit berseri di rubrik Ramadan suratkabar Jawapos tahun lalu.


Melawat ke Timur mengajak pembaca untuk sejenak melihat keadaan negeri yang penuh rempah dan tersohor di masa silam. Mendarat di Ambon dan menilik kehidupan masyarakat disini seolah membukakan mata sang penulis. Relasi antar umat beragama yang kuat ternyata sudah mendarah daging melampaui generasi demi generasi. Beberapa hari meliput di pulau Ambon dan sekitarnya. Perjalanan berlanjut menyusuri sisi utara menuju Maluku Utara.



Tulisan yang mengupas kesultanan Ternate dan sekitarnya menjadi catatan tersendiri. Disini kita dapat melihat dinamika kehidupan yang terjadi di kerajaan Islam tertua di Indonesia. Penulis juga mengangkat Jailolo dan Bacan yang masih bergumul untuk bangkit dan maju seperti kakak sulungnya, Kesultanan Ternate. Pengamatan menarik tersebut bisa kita baca secara lengkap pada bab "Di Semenanjung Raja-Raja". Termasuk di dalamnya mengangkat fenomena batu Bacan yang begitu populer beberapa waktu terakhir. Penambangan batu bernilai ekonomi ini menimbulkan pertanyaan di benak saya. Jika pada saat ini masih banyak areal tambang di daerah pesisir. Berapa lama lagi hingga tanah adat yang berada di tengah pulau akan menjadi sasaran para pengeruk hasil bumi ini?



Membaca buku ini merupakan pengalaman yang menyenangkan buat saya. Saya bisa menikmati kekayaan adat dan warna-warni kehidupan masyarakat di dalamnya. Tidak sedikit saya sejenak terdiam dan membayangkan betapa kejamnya para provokator di awal reformasi. Mereka dengan sengaja mengoyak tatanan kehidupan masyarakat Maluku. Kembali ke Melawat ke Timur. Di satu bagian saya mendapati cerita menarik. Disebutkan sebelum upaya rekonsiliasi Deklarasi Malino berjalan, ternyata ada banyak agen perdamaian yang tidak kelihatan namun punya peranan besar. Mereka adalah papalele (pedagang keliling) dan tukang ojek. Keduanya dengan perlahan menghapus "batas-batas" kasat mata yang selama ini terjadi pada waktu konflik.



Diantara sebagian besar pengamatan penulis yang menceritakan soal Islam yang beralkulturasi dengan adat setempat ada pula catatan selingan yang tak kalah menarik. Temui pengalaman penuh "sensasi" saat wartawan nyentrik ini harus berpuasa tatkala menyisir daerah "wisata kuliner" lokal. Cerita menarik tersebut bisa dibaca di "Berbuka dengan Air Guraka". Tak klop juga bila tidak menyoroti keberadaan emas hitam di perjalanan ini. Penulis menyinggung soal cengkeh yang masih menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat hingga pengalamannya menjumpai suku Nomaden di Taman Nasional Aketajawe, Halmahera. Perjalanan ini ditutup dengan lawatan melihat keberadaan pemeluk Islam sembari menikmati keindahan alam bawah laut di Raja Ampat.



Usaha penerbit Buku Mojok untuk menerbitkan buku ini tampaknya untuk mengingatkan pembaca, negeri kita dianyam oleh beragam perbedaan. Namun tetap ada tauladan untuk hidup berdampingan dengan baik. Semoga Bhineka Tunggal Ika tetap hidup di Indonesia.



Melawat ke Timur ditulis oleh Kardono Setyorakhmadi. Terbit 2015 oleh Penerbit Buku Mojok.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Buku Halaman Terakhir oleh Yudhi Herwibowo.

Halaman Terakhir Yudhi Herwibowo Noura Books, 2015. "Orde Baru, suatu masa … Hoegeng sedang diuji. Dua kasus besar mencuat, mencuri perhatiannya yang kala itu menjabat sebagai Kapolri. Dua kasus yang membuatnya terbentur tembok raksasa dan menguji integritasnya sebagai seorang polisi. Kasus pertama adalah Sum Kuning. Kasus pemerkosaan yang menggegegerkan Kota Yogyakarta. Meski telah menggali amat dalam, selalu ada batu yang mengganjal usahanya menemukan pelaku. Berbagai gangguan mengalihkan penyidikan dari bukti dan fakta. Kasus kedua adalah penyelundupan mobil mewah. Keterlibatan seorang putra pejabat tinggi di tanah air membuat kasus ini sulit menyentuh dasar masalahnya. Seolah para pelaku telah mengantisipasi langkah Hoegeng dan anak buahnya, semakin dalam penyelidikan, semakin bukti itu menghilang. Kasus-kasus itu terus membayangi Hoegeng, membebani nuraninya. Mampukah Hoegeng, sang polisi jujur, menutup mata dan meninggalkan sesuatu ya

Review Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya

Refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris Judul Buku: Alex Ferguson, Autobiografi Saya Penulis: Sir Alex Ferguson. Alih Bahasa: Zia Anshor Cetakan pertama Gramedia Pustaka Utama Sir Alex 26 Years Made Possible Buku ini sungguh luar biasa, mengapa? GPU berhasil menangkap momentum dengan menerbitkan edisi terjemahan buku ini. Sekedar informasi buku asli berbanderol 450 ribu. Selain itu penerbit sekali lagi menghadirkan buku yang berkualitas bagi pembaca Indonesia. Buku ini memperkaya buku olahraga yang jarang beredar. Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya merupakan refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris. Membaca buku ini seperti menonton dan merasakan secara langsung perjalanan hidup sang manager. Buku hardcover ini dibuka dengan gambar apresiasi fan MU atas kebersamaan Sir Alex Ferguson selama 26 tahun di klub tersebut. Seperti menjelajahi perjalanan waktu, di lembaran awal terdapat foto SAF pada awal masa manajerial, dan di lembaran akh

The Ancient Chinese Wisdom oleh Andri Wang

Nilai-nilai kebudayaan Tionghoa untuk kehidupan modern Judul Buku : The Ancient Chinese Wisdom  Penulis : Andry Wang Halaman: 240. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Buku best seller yang ditulis oleh Andri Wang saya beli di Gramedia Amplaz Yogya. Saat itu buku ini berdampingan dengan beberapa buku sejenis di rak pengembangan diri. Ternyata saya tidak salah memilih untuk mebaca buku ini. Saya sangat tertarik karena ingin mengetahui nilai-nilai apa saja yang bisa diambil dari budaya tionghoa. Hal ini bisa saya berikan di kemudian hari kepada orang lain tentunya. Penulis menerangkan kebijaksanaan yang berasal dari kebudayaan China yang masih sangat relevan untuk kehidupan modern. Penulis dengan baik menelaah bagian-bagian kehidupan yang dihadapi manusia modern dengan sudut pandang kebudayaan dalam hal ini, kebijaksanaan China. Di hampir setiap artikel penulis mengupas mengenai sejarah dengan simpel sehingga dapat dicerna oleh pembaca, penulis juga mengutip peribahasa