Skip to main content

Review Buku Anak-anak Masa Lalu oleh Damhuri Muhammad.


"Begitu menyentak dan membuat pembaca makin terangsang untuk membaca keseluruhan cerita."

Anak-anak Masa Lalu (AAML) merupakan kumcer keempat Damhuri Muhammad. Buku fiksi ini sudah pernah saya lihat sebelumnya di facebook Marjin Kiri. Beberapa saat kemarin niat membaca AAML muncul setelah mendengar seru dan ajeknya perbincangan kumcer ini di Solo. Keinginan memiliki dan membaca kumcer ini makin membuncah kala ditetapkan masuk 10 besar Kusala Sastra Khatulistiwa 15. Segera saya mengambil ponsel dan mengirim pesan kepada penerbit. Perjalanan buku ini pun tidak mulus seperti dugaan. Paket ekonomi yang disematkan membuat ekspedisinya harus (sengaja) menunda pengiriman ke rumah. Alasan klasik karena takut terjebak macet di jalanan kota kami yang kecil. Sabtu kemarin memang ada perhelatan baris indah di kota kami. Singkat cerita paket AAML harus dijemput dan sungguh nikmat dapat melahap buku ini di akhir pekan.


 

***

Semua cerita dapat saya nikmati dengan baik. Imajinasi sang pengarang yang dibalut dengan diksi yang indah semampai (maksud saya begitu sederhana sehingga tidak perlu keruwetan untuk mencerna cerita, namun tetap memukau) melukiskan guratan cerita yang apik di benak pembaca. Tiga cerita pembuka Reuni Dua Sejoli, Tembiluk, dan Anak-anak Masa Lalu merupakan pembuka yang pamungkas. Disini kita dapat mencoba rasa &
memasuki gaya penceritaan yang menjadi suguhan khas mas Damhuri. Ketiganya sedap sedap ngeri. Begitu menyentak dan membuat pembaca makin terangsang untuk membaca keseluruhan cerita.


Hampir semua cerita menjadi favorit saya. Badar Besi menyajikan aroma balas dendam yang memikat. Lelaki Ragi dan Perempuan Santan, cerpen yang saya kenali karena pernah dimuat di Kompas sekitar tahun 2013. Persentuhan pertama saya dengan karya mas Damhuri. Lelaki Ragi boleh dikatakan menyajikan sebuah kreasi menarik. Pengejawantahan kekayaan kuliner lokal ke dalam cerita sastra yang bila diramu dengan baik akan begitu menarik. Terakhir mas Guntur Alam meramu ceritanya dengan baik di Bolu Delapan Jam. Yang pasti cerita soal lemang tapai berhasil dengan elegan menghadirkan kisah cinta yang tak berbalas.



Ada pula Banun yang begitu bersahaja sebagai orang tani. Kesederhanaan kehidupan desa dan hiruk pikuk orang di dalamnya menjadi kekuatan cerita yang dimiliki penulis. Tak lupa berbagai kritik sosial yang menyelebungi cerita. Di satu sisi kita sebagai orang kota yang tidak sadar selalu "dikekang" oleh ketidakpuasan dalam hidup. Hingar bingar perkotaan menuntut pekerja berusaha mencapai puncak keberhasilan yang dapat ditunjukkan lewat gawai terbaru di tangan, mobil mewah, rumah bebas banjir. Di sisi lain ada baiknya kita berkaca dari cerita Banun yang senantiasa mencukupkan diri. Bisa jadi hal ini merupakan ramuan penyembuh krisis yang dialami kita sebagai bangsa yang terlalu mudah terombang-ambing kekuatan pemodal. Perihal sikap cukup tersebut disajikan dengan menarik di kumpulan esai Radhar Panca Dahana, "Ekonomi Cukup" (2015).



Satu cerita yang mencuri perhatian dan dengan gesitnya menguasai alam imajinasi saya adalah Kiduk Menggiring Bola. Berkisah tentang mimpi si bocah kampung Kiduk (bocah kidal) dan teman-temannya, bayangkan seorang anak dengan talenta menggocek bola "hampir" menyamai CR7 sayap klub Real Madrid dan Portugal semasa kecil.



Keseluruhan cerita yang disajikan penulis ditutup dengan apik oleh sebuah epilog manis. Dibalik epilog yang dapat dikatakan sebagai sebuah cerita tersendiri. Epilog ini sebuah cerita tambahan yang melengkapi kepingan cerita yang terangkum di AAML. Dari pembacaan saya, sang penulis seolah hendak menawarkan sebuah harapan. Hal itu berupa kurang lebih sebuah motivasi untuk kita berani berkarya. Entah latar belakang kita dari udik atau kota. Tidak pula masa lalu, orang dekatmu yang tiada bersahabat denganmu. Jangan jadikan alasan tertentu sebagai pembenaran kegagalan. Sebuah kemandekan dalam hidup. Terus berkarya. Hidupkan impian hidup. Seperti yang digoreskan penulis dalam perkataan tokoh Kiduk kepada anaknya "Tendanganmu akan melesak jauh ke masa datang. Selama kaki masih bertenaga, jangan pernah berhenti menendang bola." hal 86.
**
Anak-anak Masa Lalu.
Ditulis oleh Damhuri Muhammad.
Diterbitkan Marjin Kiri, Juni 2015. 
Buku ini bisa diperoleh di @marjinkiri

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Buku Halaman Terakhir oleh Yudhi Herwibowo.

Halaman Terakhir Yudhi Herwibowo Noura Books, 2015. "Orde Baru, suatu masa … Hoegeng sedang diuji. Dua kasus besar mencuat, mencuri perhatiannya yang kala itu menjabat sebagai Kapolri. Dua kasus yang membuatnya terbentur tembok raksasa dan menguji integritasnya sebagai seorang polisi. Kasus pertama adalah Sum Kuning. Kasus pemerkosaan yang menggegegerkan Kota Yogyakarta. Meski telah menggali amat dalam, selalu ada batu yang mengganjal usahanya menemukan pelaku. Berbagai gangguan mengalihkan penyidikan dari bukti dan fakta. Kasus kedua adalah penyelundupan mobil mewah. Keterlibatan seorang putra pejabat tinggi di tanah air membuat kasus ini sulit menyentuh dasar masalahnya. Seolah para pelaku telah mengantisipasi langkah Hoegeng dan anak buahnya, semakin dalam penyelidikan, semakin bukti itu menghilang. Kasus-kasus itu terus membayangi Hoegeng, membebani nuraninya. Mampukah Hoegeng, sang polisi jujur, menutup mata dan meninggalkan sesuatu ya

Review Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya

Refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris Judul Buku: Alex Ferguson, Autobiografi Saya Penulis: Sir Alex Ferguson. Alih Bahasa: Zia Anshor Cetakan pertama Gramedia Pustaka Utama Sir Alex 26 Years Made Possible Buku ini sungguh luar biasa, mengapa? GPU berhasil menangkap momentum dengan menerbitkan edisi terjemahan buku ini. Sekedar informasi buku asli berbanderol 450 ribu. Selain itu penerbit sekali lagi menghadirkan buku yang berkualitas bagi pembaca Indonesia. Buku ini memperkaya buku olahraga yang jarang beredar. Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya merupakan refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris. Membaca buku ini seperti menonton dan merasakan secara langsung perjalanan hidup sang manager. Buku hardcover ini dibuka dengan gambar apresiasi fan MU atas kebersamaan Sir Alex Ferguson selama 26 tahun di klub tersebut. Seperti menjelajahi perjalanan waktu, di lembaran awal terdapat foto SAF pada awal masa manajerial, dan di lembaran akh

The Ancient Chinese Wisdom oleh Andri Wang

Nilai-nilai kebudayaan Tionghoa untuk kehidupan modern Judul Buku : The Ancient Chinese Wisdom  Penulis : Andry Wang Halaman: 240. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Buku best seller yang ditulis oleh Andri Wang saya beli di Gramedia Amplaz Yogya. Saat itu buku ini berdampingan dengan beberapa buku sejenis di rak pengembangan diri. Ternyata saya tidak salah memilih untuk mebaca buku ini. Saya sangat tertarik karena ingin mengetahui nilai-nilai apa saja yang bisa diambil dari budaya tionghoa. Hal ini bisa saya berikan di kemudian hari kepada orang lain tentunya. Penulis menerangkan kebijaksanaan yang berasal dari kebudayaan China yang masih sangat relevan untuk kehidupan modern. Penulis dengan baik menelaah bagian-bagian kehidupan yang dihadapi manusia modern dengan sudut pandang kebudayaan dalam hal ini, kebijaksanaan China. Di hampir setiap artikel penulis mengupas mengenai sejarah dengan simpel sehingga dapat dicerna oleh pembaca, penulis juga mengutip peribahasa