Skip to main content

Review Buku Indiepreneur oleh @pandji

Apakah seorang pekarya bisa hidup dari karyanya?


Indiepreneur
Penerbit Bentang Pustaka
Cetakan pertama, Juni 2015. 


Belakangan ini, saya mulai menyadari bahwa kita adalah bangsa yang budaya berkaryanya diubah menjadi budaya bekerja.

Kita kekurangan orang-orang yang punya semangat entrepreneurial. Kita kehilangan orang-orang yang berani memulai dari nol daripada melakukan pengulangan; yang bisa mencari jawaban daripada menghafal jawaban; yang berani ambil risiko, bukan yang sekadar cari aman; yang memiliki visi sendiri, bukan mengikuti visi orang lain atau perusahaan tempat dia bekerja. Kita kekurangan orang-orang yang berkarya.

Saya menulis buku ini untuk membantu menepis keraguan para pekarya. Mereka tak perlu lagi khawatir bahwa karyanya akan dibajak atau bingung cara apa yang paling tepat untuk memasarkan karya terbarunya. Melalui lima tahun penuh eksperimen sebagai pekarya sekaligus pebisnis, saya menemukan formula yang luar biasa efektif: Free Lunch Method dan The Great Eight (G8-8). Formula yang akan membuat kita mampu memenangkan persaingan dan merebut hati para penikmat karya.


Pandji Pragiwaksono,
Pekarya



Buku-buku Pandji Pragiwaksono selalu menarik untuk dibaca. Kali ini Pandji menerbitkan buku yang membahas perjalanan dirinya sebagai creativepreneur di Indonesia. Berbekal pengalamannya berada di empat industri berbeda membuat buku ini bukan sekedar buku motivasi atau tips & trik jual diri biar beken. Indiepreneur akan membuka mata kebanyakan orang yang meremehkan seorang seniman atau pekarya bisa hidup dari karyanya. Dengan narasi yang kuat dan ngena banget, Pandji menceritakan ide-idenya mulai dari bagaimana dewasa ini teknologi menjadi senjata sekaligus musuh pekarya, membuat karya yang hebat hingga kolaborasi bareng brand yang saling menguntungkan. Penguasaan hal diatas setidaknya akan membuka jalan pekarya untuk dapat terus sustain di industrinya.


"Membangun antusiasme adalah kunci dari penjualan yang baik." - Pandji Pragiwaksono 

Seperti biasa, di bukunya Pandji selalu mengajak pembaca untuk memasuki sebuah pemikiran yang beda. Lihat saja desain sampulnya. Penulis seolah mengajak para pembaca (pekarya) untuk keluar dari pemikiran usang kekhawatiran akan pembajakan dan pilihan promosi yang tepat dalam memasarkan sebuah karya. FREE LUNCH METHOD yakni Freemium, Community Building, Online Activation dan Great Eight (Gr8-8). Kedua hal tersebut adalah titik sentral yang dibagikan Pandji di #Indiepreneur. Lewat pengalaman dan pengamatannya berkarir selama ini Pandji mencoba membagikan sebuah jalan (atau setidaknya jawaban) dari pertanyaan klasik berikut, apakah seseorang bisa hidup dari karyanya?.

Membaca buku ini juga membuat kita akan lebih sadar untuk menghargai sebuah karya. Satu hal yang pasti penulis tanpa ragu membuka isi dapurnya. Sesuatu yang pasti jarang dilakukan pekarya lain. Pada akhirnya apa yang diutarakan panjang lebar Pandji tak lain untuk mengajak para pekarya untuk optimis. Bersikap optimis bahwa ada jalan untuk mereka bisa eksis dan mewarnai kehidupan banyak orang dengan karyanya. Bahkan membangun dampak positif bagi banyak orang dan mengubah dunia. "Jangan cuma nuntut doang, tapi nggak berbuat. Bikin karya sebisa kita." kata Pandji yang terekam di kumpulan gagasan Menjadi Indonesia "Surat dari dan untuk pemimpin" terbitan Tempo Institute. Indiepreneur merupakan salah satu buku wajib untuk dibaca para pekarya yang ingin maju dan tentu saja dapat hidup layak dari kerja kreatifnya.


Comments

  1. Wah buku yang sma besar gizinya seperti bukunya yoris. Hanya penuturan review yang ini kok g selengkap biasanya. Jdi sy belum merasa ngena utk membeli buku ini.. 😀

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Buku Halaman Terakhir oleh Yudhi Herwibowo.

Halaman Terakhir Yudhi Herwibowo Noura Books, 2015. "Orde Baru, suatu masa … Hoegeng sedang diuji. Dua kasus besar mencuat, mencuri perhatiannya yang kala itu menjabat sebagai Kapolri. Dua kasus yang membuatnya terbentur tembok raksasa dan menguji integritasnya sebagai seorang polisi. Kasus pertama adalah Sum Kuning. Kasus pemerkosaan yang menggegegerkan Kota Yogyakarta. Meski telah menggali amat dalam, selalu ada batu yang mengganjal usahanya menemukan pelaku. Berbagai gangguan mengalihkan penyidikan dari bukti dan fakta. Kasus kedua adalah penyelundupan mobil mewah. Keterlibatan seorang putra pejabat tinggi di tanah air membuat kasus ini sulit menyentuh dasar masalahnya. Seolah para pelaku telah mengantisipasi langkah Hoegeng dan anak buahnya, semakin dalam penyelidikan, semakin bukti itu menghilang. Kasus-kasus itu terus membayangi Hoegeng, membebani nuraninya. Mampukah Hoegeng, sang polisi jujur, menutup mata dan meninggalkan sesuatu ya

Review Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya

Refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris Judul Buku: Alex Ferguson, Autobiografi Saya Penulis: Sir Alex Ferguson. Alih Bahasa: Zia Anshor Cetakan pertama Gramedia Pustaka Utama Sir Alex 26 Years Made Possible Buku ini sungguh luar biasa, mengapa? GPU berhasil menangkap momentum dengan menerbitkan edisi terjemahan buku ini. Sekedar informasi buku asli berbanderol 450 ribu. Selain itu penerbit sekali lagi menghadirkan buku yang berkualitas bagi pembaca Indonesia. Buku ini memperkaya buku olahraga yang jarang beredar. Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya merupakan refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris. Membaca buku ini seperti menonton dan merasakan secara langsung perjalanan hidup sang manager. Buku hardcover ini dibuka dengan gambar apresiasi fan MU atas kebersamaan Sir Alex Ferguson selama 26 tahun di klub tersebut. Seperti menjelajahi perjalanan waktu, di lembaran awal terdapat foto SAF pada awal masa manajerial, dan di lembaran akh

The Ancient Chinese Wisdom oleh Andri Wang

Nilai-nilai kebudayaan Tionghoa untuk kehidupan modern Judul Buku : The Ancient Chinese Wisdom  Penulis : Andry Wang Halaman: 240. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Buku best seller yang ditulis oleh Andri Wang saya beli di Gramedia Amplaz Yogya. Saat itu buku ini berdampingan dengan beberapa buku sejenis di rak pengembangan diri. Ternyata saya tidak salah memilih untuk mebaca buku ini. Saya sangat tertarik karena ingin mengetahui nilai-nilai apa saja yang bisa diambil dari budaya tionghoa. Hal ini bisa saya berikan di kemudian hari kepada orang lain tentunya. Penulis menerangkan kebijaksanaan yang berasal dari kebudayaan China yang masih sangat relevan untuk kehidupan modern. Penulis dengan baik menelaah bagian-bagian kehidupan yang dihadapi manusia modern dengan sudut pandang kebudayaan dalam hal ini, kebijaksanaan China. Di hampir setiap artikel penulis mengupas mengenai sejarah dengan simpel sehingga dapat dicerna oleh pembaca, penulis juga mengutip peribahasa