Skip to main content

Review Buku Robohnya Surau Kami AA Navis



Judul Buku: Robohnya Surau Kami
Penulis: A.A. Navis
Penerbit: GPU.
Buku karangan A.A.Navis ini betul-betul sebuah harta karun di sebuah perpustakaan. Buku lawas ini sudah amat jarang terlihat di toko buku. Terakhir diterbitkan GPU tahun 2006. Dari ke 10 cerita pendek yang ada, semuanya layak dibaca bagi Anda yang ingin mengenal karya sastra Indonesia atau penulis yang ingin belajar cerpen salah satu penulis kawakan Indonesia.

A.A. Navis lewat kumcer ini ingin mengajak pembaca mengikuti jamannya. Bahasanya sederhana namun pilihan kata yang kuat membuat pembaca dengan mudah dapat menikmatinya. Kecuali budaya minang yang mungkin harus sedikit kita pahami terlebih dahulu. Disini terdapat banyak ilmu hidup atau kebijaksanaan yang dapat diserap kepada pembaca. Kesan yang tertangkap adalah penulis piawai menceritakan kehidupan yang menyentuh, juga kadang sangat kejam mengiris hati (Pada Pembotakan Terakhir), selain itu budaya Minang sendiri.

Dimulai dengan cerita "Robohnya Surau Kami", penulis memprotes sikap sebagian orang yang tunduk kepada orang asing yang serakah mengeruk kekayaan Indonesia. Memang dari sanalah kita dapat dengan angkuh bertepuk dada mengatakan inilah negeriku yang indah permai, Gemah ripah loh jinawi. Namun apa arti semua itu jika kita tidak mengusahakannya, bekerja ketimbang malas berdiam diri berfokus pada diri sendiri. Kisah "Topi helm" disini mengajarkan arti kerendahan hati itu merupakan hal yang penting namun sulit dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.

Dari ke 10 cerita yang ada, selain "Dari Masa ke Masa" yang menegur kita para generasi muda di jaman modern. Makna ceritanya masih sangat kuat berbicara hingga saat ini. Dengan jelas keprihatianan penulis melihat anak muda. Dulu di jamannya anak-anak SMA sudah jadi komandan batalyon, bergerak di organisasi dan berbuat sesuatu. Sedangkan anak-anak SMA sekarang tidak bisa berbuat apa-apa. Membacanya seakan penulis hendak menampar kita para anak muda. Sampai sekarang masih belum banyak berubah bukan. Kita yang lebih mementingkan prestasi otak dan keahlian, kata penulis. Sepintas kita saat ini pun lebih menilai seseorang dari prestasi yang segudang, sesuatu yang wow. Meski banyak pula tokoh low profile yang jarang diekspos namun punya segudang dampak positif. Nilai individualis yang menjadi perhatian penulis nampak semakin menjadi-jadi sekarang. Bukankah saat ini kita bisa dengan mudah melihat dan membaca kesukesan pribadi menjadi sesuatu yang diagung-agungkan dan dikemas sedemikian rupa dengan label motivasi atau inspiratif.

Kisah Sidin dalam "Penolong" adalah favorit saya. Membacanya membuat kita seakan ikut terjun langsung ketika tragedi kecelakaan kereta api berlangsung. Ketegangan yang dibangun membuat pembaca tidak mampu bernafas sembari menerka akhir jalan cerita. Saya membayangkan akan sangat baik jika kita bisa membaca kumcer-kumcer karangan A.A.Navis yang lain. Memberi sebuah nilai pada kami anak muda yang kering pengalaman dan tidak tahu diri.

Comments

Popular posts from this blog

Review Buku Halaman Terakhir oleh Yudhi Herwibowo.

Halaman Terakhir Yudhi Herwibowo Noura Books, 2015. "Orde Baru, suatu masa … Hoegeng sedang diuji. Dua kasus besar mencuat, mencuri perhatiannya yang kala itu menjabat sebagai Kapolri. Dua kasus yang membuatnya terbentur tembok raksasa dan menguji integritasnya sebagai seorang polisi. Kasus pertama adalah Sum Kuning. Kasus pemerkosaan yang menggegegerkan Kota Yogyakarta. Meski telah menggali amat dalam, selalu ada batu yang mengganjal usahanya menemukan pelaku. Berbagai gangguan mengalihkan penyidikan dari bukti dan fakta. Kasus kedua adalah penyelundupan mobil mewah. Keterlibatan seorang putra pejabat tinggi di tanah air membuat kasus ini sulit menyentuh dasar masalahnya. Seolah para pelaku telah mengantisipasi langkah Hoegeng dan anak buahnya, semakin dalam penyelidikan, semakin bukti itu menghilang. Kasus-kasus itu terus membayangi Hoegeng, membebani nuraninya. Mampukah Hoegeng, sang polisi jujur, menutup mata dan meninggalkan sesuatu ya

Review Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya

Refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris Judul Buku: Alex Ferguson, Autobiografi Saya Penulis: Sir Alex Ferguson. Alih Bahasa: Zia Anshor Cetakan pertama Gramedia Pustaka Utama Sir Alex 26 Years Made Possible Buku ini sungguh luar biasa, mengapa? GPU berhasil menangkap momentum dengan menerbitkan edisi terjemahan buku ini. Sekedar informasi buku asli berbanderol 450 ribu. Selain itu penerbit sekali lagi menghadirkan buku yang berkualitas bagi pembaca Indonesia. Buku ini memperkaya buku olahraga yang jarang beredar. Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya merupakan refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris. Membaca buku ini seperti menonton dan merasakan secara langsung perjalanan hidup sang manager. Buku hardcover ini dibuka dengan gambar apresiasi fan MU atas kebersamaan Sir Alex Ferguson selama 26 tahun di klub tersebut. Seperti menjelajahi perjalanan waktu, di lembaran awal terdapat foto SAF pada awal masa manajerial, dan di lembaran akh

The Ancient Chinese Wisdom oleh Andri Wang

Nilai-nilai kebudayaan Tionghoa untuk kehidupan modern Judul Buku : The Ancient Chinese Wisdom  Penulis : Andry Wang Halaman: 240. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Buku best seller yang ditulis oleh Andri Wang saya beli di Gramedia Amplaz Yogya. Saat itu buku ini berdampingan dengan beberapa buku sejenis di rak pengembangan diri. Ternyata saya tidak salah memilih untuk mebaca buku ini. Saya sangat tertarik karena ingin mengetahui nilai-nilai apa saja yang bisa diambil dari budaya tionghoa. Hal ini bisa saya berikan di kemudian hari kepada orang lain tentunya. Penulis menerangkan kebijaksanaan yang berasal dari kebudayaan China yang masih sangat relevan untuk kehidupan modern. Penulis dengan baik menelaah bagian-bagian kehidupan yang dihadapi manusia modern dengan sudut pandang kebudayaan dalam hal ini, kebijaksanaan China. Di hampir setiap artikel penulis mengupas mengenai sejarah dengan simpel sehingga dapat dicerna oleh pembaca, penulis juga mengutip peribahasa