Wednesday, 30 August 2017

(Review Buku) Jangan Salah Pilih Pasangan. Ayah Edi (2017)


Ketika Mencari Soulmate Ada Panduannya.



Buku baru Ayah Edi. Terbitan Noura Publishing

Kalau teman-teman banyak yang terbantu dengan kehidupan parenting lewat sharing beliau di media sosial. Ceilah ((terbantu)). Ternyata Ayah Edi juga menulis buku buat para pembaca yang masih jomblo loh. Tenang nggak terbatas buat yang masih single. Semua bisa baca kok. Dari orang tua sampai guru BK. Mulai dari kamu, iya kamuu, yang lagi duduk di smp, kuliahan, atau kerja. Kamu yang lagi membangun karir dan sibuk memperluas "jodoh funnel" kayak yang dibilang Om Piring kemarin :). Buku yang satu ini bisa jadi perlu kamu beli dan baca.



Buku terbaru Ayah Edi, saya habiskan di kesempatan kedua. Pas pertama buku ini dilepas segelnya, kok bahasannya kurang nendang ya. FYI, ini buku Ayah Edi yang pertama saya baca. Saya belum banyak baca buku parenting. Trust me. Tapi setelah kamu baca "Jangan Salah Pilih Pasangan". Mungkin rak "parenting", "psikologi" bakal jadi rak pertama yang kamu tuju di tokobuku.

Isi bukunya

Long story short. Selesai juga bacanya. Bacanya cepat aja. Ngalir aja gitu. (Niaat sih). Terbitan Noura ini tidak terkesan menggurui, bahkan semua pembahasan, cerita, begitu relevan dengan kehidupan generasi milenal. Ayah Edi memang menulis khusus buat mereka yang saat ini sedang mencari pacar, bahkan pasangan hidup. Temukan soulmate sejatimu ditulis dengan cair, tertata dengan apik, dan informatif.


Benang merah yang terjalin di buku ini adalah how to prepare your marriage. Caranya adalah dengan PDKT yang benar. Susah? Jangan nyerah dulu. Ayah Edi dengan baik hati menuliskan panduannya dari step paling awal hingga gimana mencari restu orang tua. Materinya kalau boleh dibilang bagus banget. Mencerahkan lah pokoknya. Asli.


Dari bahasan yang disampaikan Ayah Edi, saya paling terkesan dengan bab 6. Bab belajar hadapi masalah dan konflik. At the end Ayah Edi ngasih tahu, pas masa pendekatan lebih baek coba kamu "korek" kebiasaan sehari-hari pasanganmu. Mungkin kesannya sepele. Tapi trust me. (Ayah Edi, maksudnya, dia yang bilang, gitu) hal-hal yang dianggap remeh bisa berkembang jadi masalah besar setelah menikah.

10 pertanyaan penting

Ada 10 pertanyaan penting sebelum melangkah ke next level nih. Mulai dari apa dia ngorok saat tidur?, apa dia punya aturan dalam memencet pasta gigi?. Apalagi? Apa dia punya aturan soal penggunaan kloset dan kamar mandi? terus perhatikan bagaimana gaya marah si doi? diam, ngambek, nyinyir, nyindir, ngomel panjang lebar, atau meledak-ledak? sampai dia lebih suka santai di rumah ato jalan-jalan? Apakah dia tim makan bubur ayam diaduk atau sebaliknya? Apakah dia makan soto ayam dicampur nasi atau nggak? (dua ini nggak masuk di buku kok gaes)


Intinya Ayah Edi mau ngasih tahu, baeknya pas masa pendekatan dipakai buat "Questioning Everything", kayak judul buku Tomi Wibisono, Warning Magz. Ada 1 kopi di tempat saya. Cek instagram @ksatriabuku. Anyway, baca buku ini kayak nyambungin puzzle yang sebelumnya saya punya. Beberapa waktu lalu. Saya pernah dengar Jeffrey Rachmat bicara sepintas. Nyinggung tentang hidup gitu. Dia bilang kunci berhasilnya seseorang dalam hal ini bagaimana seseorang membina keluarga, "Waktu dating itu pakailah sebanyak mungkin buat Ask Question". Nanya apaan? Contohnya itu tadi. Pertanyaan yang Ayah Edi beritahukan di atas.


Yang pasti semua materinya berkesan. Ayah Edi baek banget ngasih bimbingan dan share pengalamannya lewat buku ini. Bapaknya konsultan parenting dan penggagas gerakan "Indonesia Strong from Home".

Keluarga berencana. Apa dua cukup. Heiyya.

Oya, yang lebih makjleb lagi itu di Bab 8, "Menjadi orangtua harus direncanakan". It make me really think. Jadi orangtua itu butuh belajar. Butuh yang namanya perencanaan. Termasuk mau punya anak berapa. Jarak anak pertama sama kedua. Ayah Edi bilang gini,"Anak bukan efek samping perkawinan. Anak adalah titipan Tuhan serta buah cinta pasangan yang menikah atas nama Tuhan. Sungguh menyedikan bila ada orang yang menganggap anak hanya efek samping atau "risiko" perkawinan."


Buku ini saya rekomendasikan untuk semua orang yang peduli dengan pendidikan anak, orangtua, guru, siapapun yang tertarik membaca buku soal "relationship". Salam buku itu seru.


Nb: "baek" yang ditulis di atas maksudnya "baik". Tapi dengan pengucapan khas Makassar~. Coba lagi, kamu baca dari awal.

Jika kamu punya rekomendasi buku soal relationship yang menarik, please bisa berbagi di kolom komentar di bawah ini.

Sunday, 20 August 2017

Jokowi Melawan "Debt Collector" Salim Haji Said - Review


Catatan politik membedah kekuasaan dan masyarakat.




Terbitan Penjuru ilmu ini saya temukan secara tidak sengaja sebenarnya. Buku setebal 253 halaman tersebut berisikan catatan politik seorang ilmuwan politik Indonesia yang berusaha membedah kekuasaan dan relasinya pada masyarakat. Rangkuman peristiwa yang dikomentari, diberi konteks, dan terlebih itu menyajikan pendapat khas jurnalis yang kritis. Pembacaan buku ini sarat dengan informasi. Tambahan pula kumpulan kolom dan komentar Salim Haji Said ini boleh dibilang sebuah oase bacaan sospol kekinian yang ditulis dengan gaya dan pandangan yang menarik.

Monday, 14 August 2017

Jump! Augie Fantinus - Review



Sebuah Perjalanan yang Mengesankan.

Akhirnya Jump! ada di tangan saya. Tepat di tanggal 10 Agustus kemarin buku ini akhirnya dikenalkan ke publik. Beberapa hari selang launching buku Ernest Prakasa "Setengah Jalan" di ASEAN Literary Festival 2017. Jump! Isinya seru. Bisa selesai sekali duduk saking serunya.

Saya sendiri penikmat basket nasional sejak kerap nonton gelaran NBL (liga basket profesional nasional, waktu itu) di Jogja. Meski nggak terlalu merhatiin liga basket wanita, WNBL, saya ikut senang dengan prestasi membanggakan yang ditorehkan timnas putri kita di SEA Games lalu. Medali perak berhasil didapatkan para srikandi kebanggaan Indonesia.



Makanya saya penasaran banget. Mendengar kabar Augie Fantinus, artis, presenter, membukukan pengalamannya menangani Timnas Basket Putri di SEA Games 2015.

Di buku ini, kak Ugie, bercerita perjalanan dirinya megang Timnas Putri. Suka duka semuanya ditulis di sini. Kadang senang, haru, emosi, itu bisa kita rasakan waktu baca buku dengan sampul terkece tahun ini. Bisa menang nominasi sampul favorit ni di acara GRI akhir tahun. Hehehe.

Selain itu, apa yang saya suka dari Jump! adalah kejujuran Kak Ugie dalam menuliskan memoarnya. ((Memoar)). Pokoknya ini buku B-First pertama yang saya suka banget. Kak Ugie blak-blakan banget mencurahkan pemikirannya di buku ini.

Cerita Augie yang ngalir bikin saya menikmati baca buku dari lini Bentang Pustaka. Mulai dari impiannya punya klub basket, direkomendasi sama Ko Christopher buat jadi manager tim nasional, sampai tegangnya pertandingan SEA Games di Singapura. Pokoknya ini paket lengkap. Cerita dari dalam dan luar lapangan. Menariknya juga. Selalu ada banyolan-banyolan yang bikin ingat, ini bukan buku motivasi kayak yang lain gitu. Ini lembaran cerita hidup kak Ugie. Seorang pencinta basket, yang dari penonton akhirnya jadi manajer timnas Indonesia. Gokil.

Jump! saya rekomendasikan bagi pencinta basket nasional. Penikmat buku kisah inspiratif.  Pokoknya semua orang yang menyenangi olahraga, wajib baca buku ini. Ciao!


Salam #Respek buat Augie Fantinus.



Saturday, 5 August 2017

Review #JK75 Cerita Tentang Kalla (2017)





Diterbitkan di medio Mei silam, #JK75 diniatkan menjadi persembahan wartawan kepresidenan untuk ulang tahun Jusuf Kalla yang ke tujuh puluh lima tahun ini. Buku ini mengungkapkan sisi humanis sang Wapres yang mungkin jarang kita perhatikan di pemberitaan media. Salah satunya JK kerap menyapa para wartawan yang sudah menunggu lama menunggu doorstop dengan berkata, "sudah makan?", "baek?" dengan logat khas Makassar.



Selain kedekatan beliau dengan awak media, lewat cerita yang disajikan, JK juga meluangkan waktu menyambangi sahabat baik mulai dari pimpinan negara hingga teman yang sedang terkena kasus hukum, Irman Gusman, mantan ketua DPD RI.


Lewat #JK75 Cerita Tentang Kalla, pembaca dapat menemukan keseharian aktivitas JK. Mulai dari kegiatan resmi di pemerintahan, aktivitas bersama keluarga, dan relasi dengan orang-orang di sekitarnya. Meski di dalamnya kerap ada tulisan yang tumpang tindih, saya tetap menikmati membaca buku bersampul dominan putih dengan siluet wajah pak JK. Tulisan yang ditawarkan mengena dan mampu memberi penerawangan bagaimana kiprah sosok berkumis tipis yang angkat nama lewat Kalla Grup tersebut.

Baca juga: 6 Hal Unik dari sosok Pak JK (1)

Saya kira, sudah banyak buku sejenis yang mengupas sepak terjang JK, mulai dari waktu Pak JK Wapres pertama, berjibun buku yang bertemakan sosok penggerak kemajuan Kawasan Indonesia Timur itu. Namun buku yang satu ini agaknya istimewa. Mereka para penulis, adalah orang-orang dekat JK yang mengikuti berbagai aktivitas beliau selama bekerja sebagai Wakil Presiden RI. Insan yang merasakan dengan hati dan bersinggungan dengan jarak dekat dengan bapak. Sehingga sampai tahu kebiasaan pak JK. Meraba mood bapak, jika sedang santai, dan lebih-lebih memberikan pendapat yang dinanti-nanti (untuk ditulis, tentunya).

Baca juga: 6 hal unik Pak JK yang mungkin belum kamu tahu.


Sebelum buku ini terbit. Kita juga sudah memiliki buku bertema sejenis. Adalah Tetralogi Pak Beye milik Wisnu Nugroho yang menjadi pelopornya. Bang Inu-sapaannya, dengan telaten mengulik keseharian istana dan berhasil menunjukkannya lewat tulisan yang menggelitik di buku-bukunya yang terhitung laris.



Buku ini saya rekomendasikan untuk Anda yang kepo dengan keseharian orang nomor dua di negeri ini. Seorang sosok pemikir yang mengabdikan dirinya untuk kemajuan bangsa dan khususnya sektor ekonomi Indonesia, jika bisa disebutkan seperti itu. Selain itu, Anda semua yang menyenangi buku bertema biografi.