Langit
berawan tebal memenuhi langit La Paz, Bolivia saat Tom Wainwright, 34
tahun bersiap menjelajahi pusat perdagangan kokain dunia. Bersama sang
supir yang dipanggil bin Laden-karena jenggot hitamnya yang menjuntai
sepanjang enam inci melewati dagunya-menaiki Toyota Land Cruiser
bercorak abu gelap, keduanya mulai mendaki dari ketinggian 10.000 hingga
13.000 kaki menuju pegunungan Andes, tiga kali lebih tinggi dari
Kathmandu di Himalaya. Mobil mereka melaju membela awan-awan, hingga
terkadang sekilas terlihat hamparan salju di sisi lain lembah.
“I
am. Here in the Andes is where the cocaine trade, a global business
worth something like $90 billion a year, has its roots. Cocaine is
consumed in every country on earth, but virtually every speck of it
starts its life in one of three countries in South America: Bolivia,
Colombia, and Peru. The drug, which can be snorted as powder or smoked
in the form of crystals of “crack” cocaine, is made from coca plant, a
hardy bush that is most at home in the foothills of the Andes. I have
come to Bolivia to see for myself how coca is grown, and to find out
more about the economics at the very start of the cocaine business’s
long, violent, and fabulously profitable supply chain.” p.10.
Narconomics sejak awal memberikan “petualangan” seru dan begitu banyak insight perihal dunia narkotika. Premis buku ini menarik. Inilah buku manual bagi para gembong narkoba. Tapi juga sebuah blueprint untuk bagaimana mengalahkan mereka.
Meski
ditulis berdasarkan riset yang beroperasi di wilayah Amerika dan
sekitarnya. Beberapa informasi dan temuan-temuan di dalamnya dapat
diadaptasi di Indonesia.