Sunday, 20 April 2014

Lalu Semuanya Lenyap

Drama kriminal legendaris



Judul buku: And Then There Were None Lalu Semuanya Lenyap
Penulis: Agatha Christie
Halaman: 296
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama



Buku dengan judul asli Ten Little Nigers merupakan buku kedua sang ratu misteri yang saya baca. Novel misteri pertama kali terbit di tahun 1939 kemudian diganti judulnya menjadi And Then There Were None dan Ten Little Indians karena dianggap rasis. Judul ini laris bak kacang goreng terjual hingga 100 juta kopi di seluruh dunia (buku misteri terlaris sepanjang masa). Kisahnya yang muram membuat buku ini layak menjadi drama kriminal legendaris sepanjang masa.


"In real world, no good deed goes unpunished, so does for sin."
Agatha Christie dengan apik menceritakan sepuluh orang dengan kaitan langsung atas pembunuhan orang lain, tetapi dewi keadilan belum menyentuh setiap mereka sehingga masih dapat hidup nyaman saat itu. Di awal cerita masing-masing calon korban diajak ke sebuah pulau misterius yang terkenal akibat menjadi buah bibir di media, Pulau Negro!. Mereka tidak menyadari udangan itu sebenarnya sebuah perjalanan tanpa tiket pulang. Masing-masing orang masuk dalam jebakan sang pengundang, terjebak tidak bisa kembali ataupun keluar dari pulau. Bak permainan psikopat modern, kesepuluh orang tersebut mati satu per satu dengan cara yang serupa dengan sebuah sajak permainan anak negro. Sutradaranya begitu ulung, tidak ada bekas, tidak ada jejak namun tersembunyi sebuah rahasia besar. Penasaran kan dengan premis cerita ini?

Informasi terbaru karya fenomenal garapan Agatha Christie ini sudah banyak diadaptasikan ke cerita dan film. Industri perfilman Amerika di tahun 2014 lewat film "Sabotage" dengan bintang utama Arnold Schwarzenegger mengangkat ide buku tersebut untuk menjadi sebuah tontonan aksi ala Hollywood. Kebetulan saat ini filmnya sedang diputar di bioskop nasional. Dari awal saya sudah menaruh ekspektasi tinggi di judul ini, drama pembunuhan yang intens dengan semua tokoh memiliki motif dan alibi yang kuat membuat kita diajak berandai-andai siapa tokoh utama di balik semua ini. Terlepas dari hal tersebut, cerita tersebut kurang greget dan menohok seperti karya terbaiknya, Pembunuhan atas Roger Ackroyd. Namun di akhir cerita seperti biasa, kita harus angkat topi buat plot luar biasa yang diciptakan sang ratu misteri. Ending yang tragis sekaligus dramatis melengkapi buku ini. AC berhasil membuat con character yang serupa di film The Prestige.

Well done dengan garapan yang sempurna menjadi alasan suksesnya novel ini di pasaran. Novel ini layak dibaca untuk penggemar cerita misteri, baik para penggemar kisah Agatha Christie dan pemburu novel misteri berkelas dan diakui dunia.

2 comments:

  1. He..he.. ini malah menjadi salah satu karya Agatha yang paling saya suka (^_^)v
    Novel detektif tanpa detektif :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih buat kunjungannya mbak Atria. yap, gokil bgt nggak ada detektifnya.

      Delete