Ulasan rokok kretek asli Indonesia
Judul buku: Kretek Indonesia: Dari Nasionalisme hingga Warisan BudayaPenulis: S.Margana dkk
Halaman: 316
Penerbit: Kerjasama Jurusan Sejarah UGM dan Puskindo (Pusat Studi Kretek Indonesia)
Rokok kretek legenda Indonesia |
Buku ini saya beli ketika menghadiri peluncuran buku tersebut beberapa waktu lalu di Perpustakaan Pusat UGM. Judul buku ini sangatlah menarik sehingga saya memutuskan untuk bisa membaca isinya lebih lanjut. Melihat sisi nasionalisme sampai warisan budaya dari rokok kretek. Nilai lebih dari buku ini adalah tulisan riset akademisi yang dituangkan ke dalam format buku populer. Bahasanya sederhana tidak terkesan ilmiah membuat buku ini nyaman dibaca oleh masyarakat umum. Tim penulis dengan baik menelusuri sejarah rokok kretek lewat riset dan juga menjelajahi daerah pabrik kretek untuk observasi lebih dekat dengan para pelaku di lapangan.
Buku dengan sampul daun tembakau yang menonjol dan dibawahnya sosok grader yang sedang mencium aroma bahan baku rokok kretek. Buku ini terbagi menjadi tiga bagian besar, bagian pertama buku ini membahas Kretek, Nasionalisme dan Kemandirian Ekonomi. Pada masa kolonial, bangsa penjajah dapat merauk keuntungan luar biasa dari negeri Indonesia dari rempah-rempah. Industri kretek yang lahir pada jaman tersebut merupakan bentuk simbol perwujudan perlawanan ekonomi bumiputra terhadap ekonomi kolonial.
Suasana kerja di pabrik kretek |
Bagian kedua membahas Kretek: Dimensi Sosial dan Budaya. Disini penulis mengulas kontribusi kretek dan kesejahteraan rakyat. Dari Kontribusi industri kretek bagi keamanan bangsa ketika masih terjadi agresi militer oleh Belanda hingga dana CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai imbal balik perusahaan rokok kepada masyarakat di berbagai bidang.
"Kretek adalah kebanggan warga Kudus dan bangsa Indonesia." (hal 194)
Rokok kretek sebagai warisan budaya merupakan alasan saya ingin mengetahui isi buku ini penulis merujuk pada karakter kretek yang menjadi produk kekayaan intelektual warga Kudus yang terwariskan secara turun-temurun. Karakter tersebut yang pertama adalah ramuan tembakau plus cengkeh (Blend tobacco and clove). Hal inilah argumen terkuat untuk mengatakan kretek adalah warisan asli Indonesia yang tiada duanya. Racikan rahasia di tiap perusahaan merupakan bahan bakar yang terus membuat industri kretek terus berjalan. Rasa kretek yang istimewa untuk dinikmati karena adanya takaran tertentu antara cengkeh dan tembakau dengan kualitas pilihan. Setiap pabrik memiliki komposisi tersendiri yang membuat cita rasa masing-masing merek rokok berbeda dan memiliki penggemar fanatik.
Faktor kedua yaitu perisa/saos perasa (Tobacco Flavour), ketiga adalah Mbatil, Giling, dan Nglinting rokok ketiganya adalah ketrampilan khusus para pembuat rokok kretek. Nglinting itu pekerjaan membentuk kerucut kretek dengan alat contong, besut serta tali untuk rokok klobot. Nglinting inilah yang membuat sigaret kretek tangan (SKT) tetap masih dinikmati banyak orang. Lintingan tangan akan menghasilkan cita rasa rokok yang berbeda dari sekedar diproduksi dengan mesin. Mbatil sendiri adalah kegiatan merapikan dua ujung kretek yang sudah dilinting dengan gunting., keempat adalah pelepah dan keranjang pisang, terakhir adalah grader: sang penjaga kualitas kretek. Bagian terakhir adalah esai-esai kebudayaan yang melengkapi puzzle dari rekaman tulisan yang telah dibuat.
Kerjasama dan ketrampilan membuat kretek |
Buku yang layak untuk dibaca bagi pecinta rokok kretek, penyuka sejarah Indonesia, mahasiswa jurusan sejarah, anda yang tertarik dengan kekayaan budaya bangsa ini.
No comments:
Post a Comment