Refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris
Judul Buku: Alex Ferguson, Autobiografi Saya
Penulis: Sir Alex Ferguson.
Alih Bahasa: Zia Anshor
Cetakan pertama Gramedia Pustaka Utama
Sir Alex 26 Years Made Possible |
Buku ini sungguh luar biasa, mengapa? GPU berhasil menangkap momentum dengan menerbitkan edisi terjemahan buku ini. Sekedar informasi buku asli berbanderol 450 ribu. Selain itu penerbit sekali lagi menghadirkan buku yang berkualitas bagi pembaca Indonesia. Buku ini memperkaya buku olahraga yang jarang beredar. Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya merupakan refleksi kehidupan manager terbaik di ranah Inggris.
Membaca buku ini seperti menonton dan merasakan secara langsung perjalanan hidup sang manager. Buku hardcover ini dibuka dengan gambar apresiasi fan MU atas kebersamaan Sir Alex Ferguson selama 26 tahun di klub tersebut. Seperti menjelajahi perjalanan waktu, di lembaran awal terdapat foto SAF pada awal masa manajerial, dan di lembaran akhir foto SAF dengan medali kemenangan liga Inggris. Semua topik disini sangat berkesan dan memberikan informasi berharga baik bagi fan MU maupun pecinta sepakbola alias gibol.
Alex Ferguson Stand |
Pada Bab-bab awal kita dapat merasakan bagaimana emosional sang manajer untuk mengambil keputusan mundur dari dunia manager. Mei 2013 menjadi titik akhir dari pengabdian peraih 20 gelar juara liga Inggris, 2 juara liga Champion, 4 Piala Inggris, 1 Piala Interkontinental, 1 Piala Dunia Klub FIFA, 1 Piala Super Eropa, 10 juara Community Shield. Di bab Refleksi disini penulis menceritakan detik-detik pergantian manager MU dan mengomentari partai terakhir tepatnya ke 1500. West Brom 5 MU 5. "Terima kasih, anak-anak. Kalian benar-benar memberikan pesta perpisahan yang hebat sekali!" Kepergian kakak iparnya memberikan pengaruh yang kuat, dan SAF pun merasa inilah waktu yang tepat untuk berhenti. Kematian kakak perempuan istri saya telah membuat perubahan yang dramatis. Dan, saya ingin pensiun sebagai pemenang. Jadi saya berhenti ketika sedang meraih kemenangan." (hal 13). Di akhir bab ini penulis mengomentari tidak banyak klub yang menyajikan kualitas, atmosfer pertandingan layaknya MU. "Jika kami ketinggalan 1-0 dan waktu tersisa 20 menit lagi, pulanglah atau ada risiko anda harus ditandu keluar stadion. Anda bisa masuk RS!" (hal 18.)
Di bab Akar Glasgow SAF menceritakan latar belakang kehidupannya sebagai pemuda yang mengurusi pub keluarga. Mengenal kepribadian banyak orang sedari muda kelak menjadi salah satu modal penting dalam mengurusi klub sepakbola. Optimisme khas klan Ferguson yang berbunyi "Dulcius ex asperis" atau "Lebih manis sesudah berbagai kesukaran." membantu perjalanan karirnya mulai dari 4 bulan di East Stirlingshire tahun 1974 sampai di Manchester United tahun 2013. "Tindakan mengendalikan perubahan besar selama bertahun-tahun telah ditopang oleh kepercayaan bahwa kami akan menang melawan penantang mana pun." (hal 19.)
Generasi 92 |
Bab Batal Pensiun disini menjelaskan alasan dibalik MU besutan AF seringkali menampilkan kehebatan menang di menik akhir, timnya mampu unggul setelah ketinggalan lewat gol lawan. Inilah resepnya dari karakter pantang menyerah, determinasi tinggi sepanjang pertandingan untuk meraih sebuah kemenangan. "Jika Anda ingin rangkuman dari saya mengenai bagaimana rasanya menjadi manajer MU, maka saya akan tunjukkan 15 menit terakhir dalam setiap pertandingan United. Kadang sesuatu yang luar biasa terjadi, seolah-olah bola tersedot ke jaring lawan. Sering kali pemain seperti tahu bola bakal menuju ke sana. Mereka tahu bahwa mereka akan mencetak gol. Memang itu tidak selalu terjadi, tetapi seluruh tim tidak pernah berhenti percaya bahwa itu bisa terjadi. Karakter yang bagus. Saya selalu mengambil risiko. Rencana saya: jangan panik sampai 15 menit terakhir, bersabar sampai seperempat jam terakhir, lalu menggila." (hal 52).
Kemenangan Eropa |
Pemain-pemain binaan AF seperti David Beckham, Rio Ferdinand, Ruud Van Nistelrooy, Cristiano Ronaldo, Roy Keane, Wayne Rooney mendapat 1 bab tersendiri untuk diulas SAF. Semuanya memiliki kesan mendalam bagi sang pelatih, tidak ketinggalan melengkapi hampir semua pemain yang telah bergabung di klub diberi komentar oleh The Gaffer. Becks disorot karena mengejar popularitas yang cenderung tidak disukai sang bos, CR7 merupakan talenta terbaik yang pernah dibina, Rio mendapat dukungan setelah sangsi akibat menghindari pemeriksaan urin rutin. Di buku ini tidak tanggung-tanggung penulis memberi kesan pada pemain-pemain yang direkrut. Ada yang dipuji dan juga ada yang dikritisi, sebagai seorang manager tidak selamanya dapat melakukan pembelian atau transfer dengan tingkat keberhasilan tinggi. Bab Masa Sulit mengupas tuntas hal tersebut. Mengingat saat ini keputusan bisa saja harus diambil begitu cepat. Tidak ada yang dapat memperkirakan bahwa pemeriksaan latar belakang pemain masih belum akurat 100% pas untuk dapat bermain dengan cara khas MU. Para penyerang di klub selalu jadi menjadi perhatian SAF "Masalah saya adalah, karena saya sendiri dulu penyerang tengah, saya jadi selalu lebih keras kepada para striker dibanding pemain lain." (hal 333).
Respek tinggi ditaruh kepada manager lawan dengan kegiatan minum bersama di kantor selepas pertandingan. Tidak ada perseteruan yang berlanjut ketika peluit akhir sudah dibunyikan. Manager dan staf tim lawan biasanya mampir untuk minum dan mengobrol. Disini terlihat bahwa ada sebuah relasi dan persahabatan sesama orang yang berkecimpung di dunia sepakbola. Mourinho dan Wenger jelas mendapat tempat di benak penulis. Klub Liverpool juga menjadi klub paling disegani oleh si bos. " Rival terbesar MU adalah Liverpool -- dalam sejarah, industri, dan sepakbola. Pertandingan MU dan Liverpool selalu intens secara emosional." (hal 296)
Tidak boleh dilupakan pemain muda angkatan 92 yang menjadi tulang punggung tim MU. Semua pemain memiliki loyalitas dan sudah dianggap keluarga sendiri oleh SAF. Melihat generasi emas ini tumbuh merupakan sebuah kepuasan tersendiri. Barcelona diakui menjadi tim terbaik yang harus dilawan oleh skuad MU. Murni keputusan SAF untuk melawan klub asal catalan dengan bermain positif, tidak lewat menumpuk pemain di kotak penalti alias parkir bus. Kemenangan City lewat investasi besar-besaran mendapat perhatian pula, namun menurut SAF City tidak memiliki kapasitas untuk mempertahankan gelarnya. Dibutuhkan kerja keras untuk dapat mempertahankan gelar juara.
Soal media, SAF memang bukan sosok yang disukai oleh para pemburu berita. "Prioritas pertama adalah jangan pernah mengungkapkan kelemahan tim... Menang dalam pertandingan itu lebih penting, bukan terlihat pintar dalam konferensi pers. Jangan mempermalukan diri sendiri dengan memberi jawaban buruk." (hal 282).
Wasit yang bugar, mampu berlari cepat adalah keinginan sang manager. Begitupun dengan pemain, konsentrasi dan fokus penuh. Hal yang unik, disini SAF menganjurkan pemainnya untuk berkenalan dengan olahraga catur. "Apa yang membuat perbedaan di depan gawang lawan? Keputusan. Kami selalu menekankan ini kepada pemain. Andai saya mulai dari awal lagi, saya bakal memaksa semua pemain belajar main catur agar bisa lebih berkonsentrasi. Ketika pertama kali belajar main catur, bisa jadi setiap pertandingan baru selesai dalam tiga atau empat jam. Tetapi, kalau sudah menguasai catur, puncaknya adalah bermain catur hanya dalam 30 detik. Keputusan secepat kilat dalam tekanan. Sepak bola pun seperti itu." (hal 293)
Jelas buku ini lewat tulisan yang dilengkapi foto-foto yang menarik merupakan buku yang layak dibaca serta menjadi koleksi buat para pecinta klub Manchester United dan pecinta sepakbola.
P.S. : Terima kasih sudah mampir dan membaca di h23bc.com. Yuk dukung karyaku dengan bantu share di media sosial kamu, tinggalkan komentar, dan follow @h23bc. Dukungan kamu akan sangat berarti.
Keren resensinya. dan makin kesini makin banyak paragrafnya..hehe
ReplyDeleteUdah punya buku ini overall keren abis, buat pecinta MU wajib bgt punya buku biography ini :D
ReplyDelete#GGMU
Watch movie free