Thursday, 28 April 2016

Q&A with Erfan Fajar

Kreator komik Manungsa bicara soal passion menjadi komikus hingga perkembangan komik Indonesia.



Meramaikan ulang tahun kelima Blogger Buku Indonesia, seri wawancara Haremi Boook Corner kembali berlanjut teman-teman. Kali ini kita kedatangan seorang comic artist beken tanah air. Buat kamu yang mengikuti majalah kompilasi komik, "Kosmik" dan "Arigato Macaroni" pasti udah nggak asing lagi dengan nama Erfan Fajar. Sekedar informasi mas Erfan bersama Stellar Labs turut mengerjakan artwork komik Star Trek. Di skena komik lokal, ia berhasil memenangi Kosasih Award 2014 di kategori "Komik Online Terbaik". Di tahun yang sama pengemar Chun Li ini juga berhasil meraih posisi ketiga di "Silent Manga Audition 2014" dengan judul "A Race for Smile".

Tonton juga kiprah Sunny Gho dalam membuat Kosmik
 

Di kesempatan ini mas Erfan berbaik hati berbagi soal passionnya di dunia komik, perkembangan industri komik Indonesia, dan tips membuat komik yang keren. Selamat mengikuti.


 
Halo mas Erfan, apa kabar? Sedang sibuk apa saat ini?



Halo, biasa ngerjain Manungsa dan Arigato Macaroni di saat senggang :)


Bagaimana awalnya bisa berkarir sebagai comic artist?


Karena memang dari dulu saya bercita-cita sebagai komikus, entah kenapa nggak tertarik untuk berkarir di luar komik. Walaupun dalam rentang waktu menggapai cita-cita sempat coba di dunia animasi dan ilustrasi (waktu jaman kuliah). Pada akhirnya tetep nyangkutnya di Komik lagi.

Ada semacam hubungan magis dengan komik ini sepertinya, saya nggak bisa lari dari sana. Saking magisnya kadang pikiran saya pendek asal bisa ngomik, ya itu sudah cukup.

Jadi setelah menyicipi bangku kuliah pikiran saya tertuju pada Komik saja. Kesimpulan ngasalnya ya itu, karena saya nggak tertarik dunia lain maka saya bisa berkarir sebagai komikus, nggak bergeming untuk pindah profesi. Padahal mungkin dunia lain duitnya lebih gede dan nggak perlu capek-capek bikin ratusan halaman :). Sepertinya saya agak sakit..



Terus, bagaimana ceritanya mas Erfan bisa masuk dalam line up Kosmik vol 1?

Karena kebetulan saya bekerja sebagai Artist Inhouse di dalam Kosmik itu sendiri. Jadi ada beberapa judul yang memang digodok serius untuk diterbitkan dalam Kosmik vol 1. Manungsa adalah salah satunya.



Manungsa
Tahun 2015 Makko reborn dengan peluncuran majalah komik "Kosmik". Saya rasa Kosmik mendapat sambutan positif dari pembaca. "Manungsa" salah satu judul di dalamnya adalah favorit saya selain "Rixa" karya Haryadi. Adakah hambatan selama mengerjakan komik ini?


Menulis cerita sekaligus menggambar adalah tantangan terbesar dalam pembuatan Manungsa. Karena selama ini sebenarnya walau bekerja di industri komik, tapi (saya) hanya terlibat di urusan gambar-menggambar saja. Dalam pembuatan Manungsa menjadi pengalaman baru untuk saya dan sepertinya dari tema cerita yang diambil saya kewalahan dan butuh banyak sekali bantuan. Oleh karena itu, akhirnya dibentuk tim khusus yang di dalamnya terdiri dari penulis Jaka Ady, dan Asisten Pandu Rukmi Utomo dan Fahmi Hamka.


Di wawancara bersama Rolling Stone, Faza Meonk kreator Si Juki sempat bilang: "Sekarang adalah saat yang tepat bagi para komikus lokal untuk berkarya". Menurut mas Erfan bagaimana perkembangan dunia komik (cetak maupun online) di Indonesia?

 
Kalo dilihat ya sepertinya mengalami perkembangan yang pesat. Banyak sekali jalur yang bisa dipakai untuk menelurkan karya mulai banyak penerbit lokal yang muncul bahkan kalaupun tidak melalui penerbit, menyampaikan karya ke pembaca secara online pun sangat mudah. Belum lagi diiringi banyaknya event sepanjang tahun yang bisa dijadikan ajang berkomik ria. Market yang mulai melek terhadap karya lokal juga tak kalah hadir. Jadi ya tunggu apa lagi.


Boleh tahu nggak komik terakhir yang dibaca?

Dangu.

Boleh kasih sedikit tips kepada pembaca, bagimana mas Erfan menulis cerita yang menarik seperti komik strip Arigato Macaroni?

Haha. Saya tidak menulis cerita di Arigato Macaroni melainkan hanya menceritakan ulang hal-hal yang sebenarnya terjadi di sekeliling kita.

Jadi sebenarnya dalam menulis cerita, saya mengacu kepada hal-hal yang menurut saya menarik di sekeliling kita. Banyak sekali moment yang saya catat untuk nanti kemudian dimunculkan dalam bentuk komik. Tidak hanya Arigato Macaroni, Manungsa pun sama saja. Momen yang muncul dalam komik itu tidak lebih adalah hal-hal yang kejadian dalam lingkungan sekitar yang diwujudkan dengan bumbu imajinasi.


Terakhir, apa pesan anda untuk para komikus baru yang ada di Indonesia?

Menjadi komikus itu hebat, tidak berhenti jadi komikus itu lebih hebat lagi.

Terima kasih atas waktunya. Semoga Manungsa dapat segera mengikuti jejak Raibarong dan Wanara.

Amin terima kasih.



No comments:

Post a Comment