Prof. Rhenald Kasali apa kabar? Semoga Anda selalu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Di kesempatan kali ini, dalam rangka HUT Blogger Buku Indonesia (BBI) yang kelima, setiap kami diwajibkan mengirimkan surat kepada pengarang favorit. Terus terang bapak ini salah satu penulis buku yang saya tunggu-tunggu buku barunya. Dua online course Anda juga saya ikuti dengan tuntas.
Saya akan sangat terkesan kalau bapak berkenan membaca surat ini. Kebetulan sekali kalau di tempat saya, Maluku akan ada pengembangan Blok Gas Masela. Saya bergegas membeli buku terbaru bapak tentang energi. "Reinventing" yang bapak tulis sungguh menarik. Buku ini baru saya baca sampai halaman 74. Di sana bapak menceritakan beberapa hal seputar awal berdirinya kilang gas pertama di Indonesia. Khususnya PT Badak, saya pribadi melihat sendiri bagaimana keberadaan perusahaan ini memberikan kontribusi positif bagi warga sekitarnya. Oh iya, saya belum bilang ex bapak indekos saya dulu juga pensiunan PT Badak.
Sependek yang saya tahu PT Badak berhasil membangun pendidikan anak daerahnya begitu rupa dengan baik. Bapak pasti sudah dengar hal ini saat bertandang ke Bontang, bukan?
Seperti yang bapak ceritakan di awal-awal "Reinventing" kalau daerah Bontang sebelumnya hanya ditinggali oleh masyarakat asli dan begitu dimulai pembangunan kilang dan infrastrukturnya, daerah ini begitu ramai dan mulai "hidup". Saya kemudian mencoba membayangkan kalau kilang darat di Masela sudah mulai beroperasi. Tempat saya (di Ambon) akan berdatangan para pekerja yang berlibur, mencari oleh-oleh, atau sekedar duduk dan menikmati nikmatnya kopi sibu-sibu.
Prof Rhenald, satu hal yang menjadi kegalauan saya saat mendengar Pak Jokowi memilih pembangunan on-shore adalah apakah pemanfaatan sumber energi tersebut akan berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Terlebih dari hal itu, apakah nanti bisa memberi manfaat bagi provinsi Maluku dalam skala luas. Infrastruktur, pariwisata, dan perikanannya.
Rasanya "Reinventing" harus dibaca pengambil kebijakan di provinsi kami yang tercinta. Sari pati dan asam garam yang dialami PT Badak NGL adalah pengalaman berharga yang berguna bagi kami yang baru pertama kali mengelola anugerah Tuhan ini. Namun, kok saya ragu ya pak. Bapak-bapak budiman, wakil rakyat yang dihormati dan disanjung rakyatnya ini akan mencari dan membaca buku ini. Semoga keraguan saya ini salah.
Semoga bapak tidak bosan membaca surat ini ya pak. Sebenarnya harapan saya cuma satu Pak. Kelak ketika pembangunan dan kilang ini telah beroperasi. Bapak tidak henti-hentinya memberi pandangan dan masukan yang berguna bagi keberlangsungan perusahaan kami. Lewat cara apa, saya rasa bapak lebih memahaminya. Meski rasanya masih lama sampai penantian tersebut hadir. Saya Haqqul Yakin bapak juga menaruh perhatian kepada pengembangan gas bumi di tanah raja-raja ini. Satu lagi pak. Jikalau boleh bapak bisa mengundang anak-anak Maluku untuk belajar di Rumah Perubahan. Kesempatan belajar ini rasanya akan sangat bermanfaat bagi kami.
Sekian surat ini.
Salam hormat,
Steven.
Saya akan sangat terkesan kalau bapak berkenan membaca surat ini. Kebetulan sekali kalau di tempat saya, Maluku akan ada pengembangan Blok Gas Masela. Saya bergegas membeli buku terbaru bapak tentang energi. "Reinventing" yang bapak tulis sungguh menarik. Buku ini baru saya baca sampai halaman 74. Di sana bapak menceritakan beberapa hal seputar awal berdirinya kilang gas pertama di Indonesia. Khususnya PT Badak, saya pribadi melihat sendiri bagaimana keberadaan perusahaan ini memberikan kontribusi positif bagi warga sekitarnya. Oh iya, saya belum bilang ex bapak indekos saya dulu juga pensiunan PT Badak.
Sependek yang saya tahu PT Badak berhasil membangun pendidikan anak daerahnya begitu rupa dengan baik. Bapak pasti sudah dengar hal ini saat bertandang ke Bontang, bukan?
Seperti yang bapak ceritakan di awal-awal "Reinventing" kalau daerah Bontang sebelumnya hanya ditinggali oleh masyarakat asli dan begitu dimulai pembangunan kilang dan infrastrukturnya, daerah ini begitu ramai dan mulai "hidup". Saya kemudian mencoba membayangkan kalau kilang darat di Masela sudah mulai beroperasi. Tempat saya (di Ambon) akan berdatangan para pekerja yang berlibur, mencari oleh-oleh, atau sekedar duduk dan menikmati nikmatnya kopi sibu-sibu.
Prof Rhenald, satu hal yang menjadi kegalauan saya saat mendengar Pak Jokowi memilih pembangunan on-shore adalah apakah pemanfaatan sumber energi tersebut akan berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Terlebih dari hal itu, apakah nanti bisa memberi manfaat bagi provinsi Maluku dalam skala luas. Infrastruktur, pariwisata, dan perikanannya.
Rasanya "Reinventing" harus dibaca pengambil kebijakan di provinsi kami yang tercinta. Sari pati dan asam garam yang dialami PT Badak NGL adalah pengalaman berharga yang berguna bagi kami yang baru pertama kali mengelola anugerah Tuhan ini. Namun, kok saya ragu ya pak. Bapak-bapak budiman, wakil rakyat yang dihormati dan disanjung rakyatnya ini akan mencari dan membaca buku ini. Semoga keraguan saya ini salah.
Semoga bapak tidak bosan membaca surat ini ya pak. Sebenarnya harapan saya cuma satu Pak. Kelak ketika pembangunan dan kilang ini telah beroperasi. Bapak tidak henti-hentinya memberi pandangan dan masukan yang berguna bagi keberlangsungan perusahaan kami. Lewat cara apa, saya rasa bapak lebih memahaminya. Meski rasanya masih lama sampai penantian tersebut hadir. Saya Haqqul Yakin bapak juga menaruh perhatian kepada pengembangan gas bumi di tanah raja-raja ini. Satu lagi pak. Jikalau boleh bapak bisa mengundang anak-anak Maluku untuk belajar di Rumah Perubahan. Kesempatan belajar ini rasanya akan sangat bermanfaat bagi kami.
Sekian surat ini.
Salam hormat,
Steven.
Keren deh si Steven, suratnya benar-benar bersifat jangka panjang dan berdampak sistemik pada seluruh lapisan masyarakat Provinsi Maluku. Jadi pengen jalan-jalan ke Ambon juga, semoga suatu saat bisa berjodoh main ke sana.
ReplyDeleteAmin...
DeleteKeren suratnya, kak. Aku pernah baca juga buku2nya, tapi belum pernah ketemu penulisnya. Semoga lain waktu bisa ketemu dengan Prof Rhenald. :D
ReplyDeleteSemoga nanti bisa kesampaian yaa.
DeleteWaaaw stev, aku berharap Pak Rhenald membaca surat ini :)
ReplyDelete