Friday, 21 August 2015

Review + Interview "Bongso Abdullah Nekaulu" Christ Soselisa






Bongso Abdullah Nekaulu merupakan cerita pembuka di buku "Cerita Rakyat Maluku". Buku ini baru saja terbit seiring program Gerakan Maluku Gemar Membaca di tahun 2015. Dari kalangan guru, murid, dan kalangan umum menyumbangkan tulisan cerita rakyat daerah Maluku. Sebuah langkah awal yang patut diapreasiasi demi kemajuan literasi di Maluku. Cerita pendek ini sarat dengan pesan luhur bagi pembaca. Sebagaimana diceritakan oleh sosok Aku (Abdullah Nekaulu), dirinya melakukan sebuah perjalanan menemukan sebuah tempat yang dinamai Beilohy Amalatu. Saat ini lebih dikenal sebagai Negeri Ullath. Berbatasan dengan tepi laut di jazirah tenggara pulau Saparua. Bentangan alam yang begitu permai, memakan waktu 1 jam lewat transportasi laut dari kota Ambon. Saat ini daerah penghasil rempah-rempah tersebut lebih dikenal lewat Cape Paperu. Resort dengan pemandangan bak surga tropis milik WNA yang berada di teluk Saparua.




Penulis mampu menyajikan cerita yang menarik. Kita seakan menunggu apa aksi Aku selanjutnya. Selain itu diksi & narasi yang dipakai penulis sanggup membawa pembaca memasuki dunia cerita dengan baik. Maluku di masa lampau yang sangat kental dengan nuansa adat dan alam yang sakral.



"Di sepanjang jalan menuju Baileo diterangi obor. Api unggun dinyalakan di tengah lapangan. Di depan pintu, ada obor damar yang dinyalakan. Suasana tenang. Hanya terdengar suara ranting terbakar, bunyi serangga, dan suara binatang hutan terdengar sesekali. Harum damar memenuhi udara. Tiba-tiba ketegangan menyelimuti. Saya menunggu sebentar. Beberapa saat kemudian, Upu Latu sudah terlihat turun dari Baileo, lalu berdiri di dekat api unggun." (hal 2-3)



Penulis berhasil mengajak pembaca berkenalan dengan sosok Abdullah Nekaulu. Seorang pemuda yang punya semangat, visi yang jauh ke depan, dan cinta perdamaian. Nilai lebih patut diberikan karena penulis berani mengambil resiko dengan bercerita dari sudut pandang sang pendiri negeri Ullath. 

Christ (kanan) Pic from Instagram.

Berikut ini wawancara singkat dengan sang penulis Christ Soselisa (17), anak muda asal Maluku yang baru saja selesai mengikuti pertukaran pelajar di Arkansas, Amerika Serikat. Esainya yang berjudul "Satu Warna, Satu Nada" mendapatkan juara kedua lomba esai budaya 2013 yang digagas Dinas Pendidikan Nasional dan termuat di buku "Harmoni di Mata Kaum Muda: Kumpulan Esai Sosial Budaya 2013" (dapat diunduh disini). FYI lewat cerita "Bongso Abdullah Nekaulu", Christ berhasil meraih juara kedua di lomba cerita rakyat kategori siswa GMGM 2015.

***


Hai Christ, sedang sibuk apa hari-hari ini? 
Selamat cerpen kamu menjadi pembuka "Cerita Rakyat Maluku" yang baru saja terbit.

Saya sedang sibuk belajar dan mengejar pelajaran di sekolah untuk persiapan UN. Saya bertekad mendapat hasil yang baik. Dan, terima kasih kak. Semoga cerita rakyat saya menginspirasi banyak orang.

Boleh sedikit cerita tentang inspirasi kamu menulis cerita rakyat "Bongso Abdullah Nekaulu" ? 
 
Waktu itu saya sedang sementara mengikuti program pertukaran pelajar di Amerika Serikat dan sempat ada rasa rindu akan Maluku. Lalu ada pemberitahuan lomba ini. Lalu saya menuangkan rasa rindu saya dan berbekal cerita tentang nenek moyang saya yang didengar dari opa saya, akhirnya jadilah Bongso Abdullah Nekaulu.

Kamu sempat berpartisipasi di Civilizations Exchange and Cooperation Foundation’s Better Understanding for Better World Conference di Baltimore, Maryland. Share apa saja pengalamanmu saat pertukaran pelajar ke US beberapa bulan lalu?
 
Merupakan pengalaman tak terlupakan dan mengubah hidup saya. Menjadi siswa pertukaran adalah petualangan terbesar, karena dituntut hidup sendiri di tanah orang di umur yang cukup muda. Di Indonesia ada banyak orang Indonesia. Namun di Amerika kamu per individu adalah Indonesia-Indonesia yang menerangkan bagaimana Indonesia kepada masyarakat Amerika.

Mengikuti CECF BUBW Conference, waktu itu terpilih mewakili beberapa negara dan mengangkat tema toleransi di Indonesia. Saya sebagai siswa non-muslim menjelaskan toleransi antar siswa di SMA Siwalima Ambon dimana toleransi bukan lagi mimpi belaka.

Apa saja yang kamu dapetin disana? Sempat jalan-jalan ke toko buku dan ada nggak buku yang dibeli?
 
Selama disana saya sudah mengunjungi 8 negara bagian, Tennesse, Arkansas, Washington DC, Maryland, Georgia, North Carolina, Missouri dan South Carolina. Saya sempat membeli Seri The Giver, Looking For Alaska - John Green, dan Paper Towns, dan beberapa novel klasik.

List 5 buku rekomendasi yang wajib anak muda baca, dan apa sih genre favorit kamu?

Ada The Giver yang penting dibaca karena filosofinya tinggi. Terus juga Paper Towns (John Green), The Pearl (John Steinbeck), The Silmarillion (J.R.R Tokiens) dan terakhir Animal Farm (Orwell).

Adakah tips kepada pembaca atau penulis yang ingin menulis semacam cerita rakyat?

Cerita rakyat adalah cerita yang hidup dari pada kita sendiri. Dalam budaya, tutur kata dan pola berpikir kita. Inspirasinya ya kita sendiri. Start by expressing yourself.

Terima kasih buat waktunya, sukses buat Christ.

No comments:

Post a Comment