Mata Najwa: Mantra Layar Kaca
Fenty Effendy
Mei 2015
Penerbit Media Indonesia
Talkshow politik yang dianggap serius-berat-menjemukan, kenyataannya begitu ditunggu-tunggu. Memperbincangkan politik juga bisa asyik seperti menonton pertunjukan musik, asalkan dikemas secara apik.
Bagi politisi, politik itu sekedar logika, tapi di mata publik, politik adalah soal perasaan.
Ramuan itulah yang diaduk-aduk untuk menyihir pemirsa, sehingga Mata Najwa menjadi mantra di layar kaca.
Mata Najwa. Talkshow dengan narasumber unggulan (baca: kelas satu), penuh inspirasi, dan berani mengungkap fakta tersembunyi kepada masyarakat. You name it. Kehadirannya sejak awal mampu mengubah cara pandang banyak orang dalam melihat fenomena yang terjadi di Indonesia. Semenjak itu penonton TV bukan sekedar pasrah dicekoki tayangan hiburan yang kurang mendidik, Najwa ibarat sebuah oase yang menyejukkan di dalam dunia pertelevisian.
Salah satu tayangan Mata Najwa yang paling saya ingat adalah pengungkapan peran mafia yang bermain di sepakbola kita. Waktu itu hadir salah seorang mantan pemain nasional dengan pernyataannya yang mengejutkan. Hadir dalam format buku, disini pembaca dapat menangkap cerita di balik suksesnya acara Mata Najwa yang selalu dinanti tiap minggu.
Menghadirkan cerita di balik kesuksesan talkshow politik yang disukai masyarakat. Mantra Layar Kaca ditulis oleh seorang jurnalis yang melihat dari dekat proses produksi Mata Najwa. Fenty Effendy (sebelumnya juga menulis buku tentang Karni Ilyas) mampu memukau pembaca lewat narasi yang menghadirkan sebuah kedekatan dengan pembaca. Layaknya Najwa Shihab kala mewancarai narasumber di Grand Studio.
Banyak inspirasi dan pelajaran yang dipetik dari buku ini. Catatan Najwa mampu merangkum apa saja highlight yang terjadi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Mulai dari sidak di lapas kasus korupsi hingga episode bersejarah "Merayakan Indonesia". Mbak Nana, sapaan akrab sang tuan rumah juga membagikan apa saja yang diperlukan untuk menjadi pembawa acara talkshow berita yang baik. Salah satunya cara menghadapi narasumber yang bicaranya berligar-ligar. Apa yang disajikan disini memorable dan merupakan sebuah pembelajaran yang baik kepada pembaca.
Saya sependapat dengan opini Yunarto Wijaya, pengamat politik yang rajin diwawancara di media. Arkian dengan hadirnya acara seperti ini setidaknya akan ada rasa gentar ketika seorang pejabat publik ingin membuat sebuah rencana "jahat". Rasa optimis yang terbangun minimal lewat adanya acara Mata Najwa akan mangkus mengurangi kasus-kasus yang bisa jadi merugikan rakyat. Semacam gorilya uang rakyat demi nafsu kepentingan pribadi maupun kelompok.
No comments:
Post a Comment