"Membongkar isi kepala Don Carletto"
Membaca buku ini membuat saya respek akan keberhasilan tim AC Milan sewaktu masa jaya di era milenium. Sebagai fans Inter (saya merasa begitu) waktu itu, saya cukup heran akan keberhasilan mereka. Sekarang apa yang menjadi ramuan keberhasilan tersebut dengan gamblang bisa kita temui di buku ini. AC Milan adalah keluarga bagi sang manager. Membangun tim dengan titian rasa, bukan sekadar mengambil jalan pintas meraih megabintang dari klub latin, misalnya.
Jika dibandingkan dengan Leading milik Sir Alex, Quiet Leadership terkesan monoton, banyak repetisi, dan kurang mengungkap bumbu-bumbu dalam dunia sepakbola. Saya berharap kelak Don Carlo akan membuat buku semacam itu.
Bapake hampir melatih Liverpool. Uhukk.. Realita di lapangan (baca: pemain mokong): santapan sehari-hari yang harus dihadapi pelatih. Berlusconi memang terlalu! itu semua membuat membaca buku ini terasa penuh kegembiraan dan sedikit kekecewaan. Karena itu tadi, bukunya terasa singkat.
Sebagai hasil akhir membaca buku ini. Saya bisa mengambil simpulan. Jatuh bangun sebuah klub bola. Bukan hanya dari identitas klub itu semata. Tapi sebagian besar oleh kiprah para pemain. Sisanya adalah kerja keras sang pelatih di dalamnya.
Sharing berkelas dari sang master ini merupakan bacaan yang taktis. Banyak hal yang bisa diambil sisi positifnya. Di tiap akhir bab, tersedia poin pembelajaran yang bisa diadaptasi dalam kehidupan sehari-hari. Carlo Ancelotti saat ini memimpin tim asal Jerman, Bayern Munchen, sepeninggal Pep Guardiola. Mantan playmaker handal AC Milan ini berupaya mengangkat pamor Munchen ke tingkat tertinggi eropa.
Buku ini saya rekomendasikan untuk penggila klub AC Milan dan khususnya penikmat bacaan bertema olahraga.
No comments:
Post a Comment