I Can Smell Your Blood bisa dikatakan sebagai manual book menghadapi wartawan. Disusun berdasarkan pengalaman penulis di dunia jurnalistik. Terdapat 42 pembahasan yang ditulis dengan singkat namun padat berisi. Isi yang membuat buku ini seksi adalah poin-poin yang membahas kesalahan fatal pejabat, Top managers, dan juru bicara ketika menghadapi wartawan. Apalagi di tiap pembuka bab baru ada karikatur lucu yang menggundang senyum. Klop sudah tidak perlu menunggu lama untuk menghabiskan buku ini.
Buku ini saya baca sewaktu persiapan mendapat hadiah lomba menulis. Mendapat kabar penyerahan hadiah akan diserahkan langsung oleh gubernur, membuat saya merasa perlu mempersiapkan diri. Sekedar informasi acara tersebut disisipkan saat Rapat Paripurna Istimewa DPRD Maluku. Namun kenyataan berkata lain. Saat Hari-H ternyata tidak satupun wartawan yang mengerubungi saya seperti yang sering terlihat di televisi. Ada sedikit kekecewaan tentunya. "Yang penting sudah ada persiapan dengan baik" batin saya. Singkat cerita pengalaman diwawancarai akhirnya datang saat pembuatan profil pemenang lomba. Apa yang sudah saya baca akhirnya dapat dipraktekkan.
Buku ini saya baca sewaktu persiapan mendapat hadiah lomba menulis. Mendapat kabar penyerahan hadiah akan diserahkan langsung oleh gubernur, membuat saya merasa perlu mempersiapkan diri. Sekedar informasi acara tersebut disisipkan saat Rapat Paripurna Istimewa DPRD Maluku. Namun kenyataan berkata lain. Saat Hari-H ternyata tidak satupun wartawan yang mengerubungi saya seperti yang sering terlihat di televisi. Ada sedikit kekecewaan tentunya. "Yang penting sudah ada persiapan dengan baik" batin saya. Singkat cerita pengalaman diwawancarai akhirnya datang saat pembuatan profil pemenang lomba. Apa yang sudah saya baca akhirnya dapat dipraktekkan.
Sedikit berbagi apa yang saya pelajari dari buku ini. Menghadapi wawancara itu jangan terlalu banyak bicara, tapi juga jangan terlalu sedikit bicara. Bagaimana yang seharusnya? Feby Siahaan memberikan sebuah tips di bab ke 3. Bicara saja sebatas pesan kunci Anda.
"Pesan kunci ini adalah ide, pernyataan, yang Anda ingin diingat oleh pembaca/pendengar sebagai standpoint atau citra perusahaan Anda di kemudian hari."
Jadi yang pertama saya lakukan sebelum diwawancarai adalah menggali apa menjadi pesan kunci saya. Apa saja ide utama yang ingin saya sampaikan dengan harapan dapat dituangkan dalam berita. Penyampaian pesan kunci ini dapat kita ulang, tekankan saat media event atau wawancara.
Pada saat wawancara berlangsung, meski berhasil menjawab seabrek pertanyaan. Saya masih merasa kurang dalam menyampaikan jawaban. Betul kata penulis, meski sudah mempersiapkan diri. Latihan demi latihan mutlak dibutuhkan seseorang untuk menghadapi pers. Salah satu syarat mutlak untuk cas cis cus dengan lincah dengan pers membutuhkan media handling training.
Satu lagi tips yang mungkin bermanfaat bagi Anda. Dikutip dari Small Things That Matter. Pertama, hindari kata-kata yang dengan refleks kita gunakan saat berbicara dengan seseorang. Contohnya pada dasarnya, well, jadi begini, dan kalau boleh jujur. Kedua, jika diwawancarai televisi, jangan memandang ke kamera, tetapi ke reporter yang bertanya. Ketiga, jangan menjawab sambil mengunyah permen karet atau permen biasa. Keempat, gunakan sapaan "saya-Anda", bukan "aku-kamu" atau "aku-kau".
Meskipun sasaran pembaca buku ini adalah para juru bicara perusahaan nasional, perusahaan multinasional, atau lembaga pemerintahan. Buku bersampul merah ini dapat dibaca oleh semua kalangan yang ingin mengenal kerja dunia jurnalistik. Pembaca akan mendapat banyak informasi dan masukan penting dalam situasi menghadapi wartawan. Selamat membaca.
Satu lagi tips yang mungkin bermanfaat bagi Anda. Dikutip dari Small Things That Matter. Pertama, hindari kata-kata yang dengan refleks kita gunakan saat berbicara dengan seseorang. Contohnya pada dasarnya, well, jadi begini, dan kalau boleh jujur. Kedua, jika diwawancarai televisi, jangan memandang ke kamera, tetapi ke reporter yang bertanya. Ketiga, jangan menjawab sambil mengunyah permen karet atau permen biasa. Keempat, gunakan sapaan "saya-Anda", bukan "aku-kamu" atau "aku-kau".
Meskipun sasaran pembaca buku ini adalah para juru bicara perusahaan nasional, perusahaan multinasional, atau lembaga pemerintahan. Buku bersampul merah ini dapat dibaca oleh semua kalangan yang ingin mengenal kerja dunia jurnalistik. Pembaca akan mendapat banyak informasi dan masukan penting dalam situasi menghadapi wartawan. Selamat membaca.
I Can Smell Your Blood ditulis oleh Feby Siahaan. Diterbitkan tahun 2015 oleh Penerbit Buku Kompas.
buku yang menarik. melatih berbicara yang efektif.
ReplyDelete