Saturday, 22 February 2014

The Negotiator by Frederick Forsyth

Drama plus aksi memukau dari sang master cerita kriminal

 

ANAK PRESIDEN DICULIK!
Demi menguasai sumber daya minyak, sekelom-pok industrialis Amerika Serikat mengatur siasat untuk menggulingkan sebuah pemerintahan di Timur Tengah.
Perjanjian damai dua negara terancam batal.
Seorang juru runding paling andal dipilih untuk berunding dengan penculik dan membebaskan sandera. Apakah kali ini dia berhasil?
Bagaimana nasib negara di Timur Tengah itu? Apakah perjanjian damai dapat diwujudkan?
Frederick Forsyth menghidangkan novel ini dengan detail yang meyakinkan, sejumlah kejutan yang membuat penasaran, dan serangkaian adegan laga yang seru.


  • Judul : The Negotiator
  • ISBN : 978-979-024-414-6
  • Author : Frederick Forsyth
  • Penerjemah : Kristina Sundari
  • Terbit : Januari 2014
  • Halaman : 684
  • Ukuran : 13 x 20,5 cm
Buku pertama yang telah dibaca (The Day of the Jackal) dari sang penulis memberikan kesan pertama yang luar biasa. Frederick Forsyth alias FF memberikan jaminan no.1 buat sebuah cerita kriminal, saya angkat topi untuk Penerbit Serambi yang menerbitkannya di Indonesia. Meskipun beberapa typo di buku ini, tidak mengurangi rasa antusias buat menghabiskan TN. Sungguh karya terbaru FF ini merupakan cerita yang memukau!

Singkat cerita buku ini merupakan sebuah jalinan cerita yang saling terkait, ibarat sebuah jaring laba-laba kita akan menelusuri jalan hingga ke sebuah sarang utama. Disini kita akan mengikuti jejak dari Quinn, seorang negosiator eks anggota militer berpengalaman dalam usaha membebaskan tawanan paling bernilai saat itu. Seorang anak presiden AS yang kuliah di Inggris menjadi sasaran dari aksi ambil untung yang dilakukan sebuah komplotan "rahasia", lewat penceritaan yang piawai dari FF kita mampu dibuat duduk tenang mengikuti setiap langkah yang diambil Quinn dan Sam Sommerville agen FBI (mantap!). Berkeliling negara-negara di Eropa untuk menemukan sebuah kebenaran tentang ......

Novel ini masih sangat relevan, terkait persaingan dua negara adikuasa Amerika Serikat dan Uni Soviet (sekarang Rusia) baik dalam persenjataan dan sumber daya alam. Disini meskipun hanya cerita rekaan semata, FF memberikan sentuhan fakta yang menarik untuk dicermati. Bahwa negara yang menguasai minyak akan dapat mengontrol negara lainnya. Sampai saat ini kita tahu energi adalah isu penting yang dibicarakan di mata dunia internasional. Perburuan minyak hingga cadangan minyak terakhir terus dilakukan, eksplorasi demi eksplorasi tetap menjadi agenda perusahaan minyak dan gas multinasional. Diceritakan saat itu kedua negara adidaya tengah membuat sebuah kesepakatan untuk saling melucuti kekuatan bersenjata demi terciptanya kedamaian global. Presiden AS, John Cormack telah memberikan "simpati" buat pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev untuk rancangan pengurangan anggaran pertahanan yang mencapai $100 juta, lewat perjanjian Nantucket. Kabar baik untuk masing-masing pihak karena dapat memberikan kelonggaran fiskal buat memacu pertumbuhan ekonomi kedua negara. Di lain pihak ada rencana gila buat menggulingkan sebuah perusahaan minyak yang berbasis di Arab Saudi, ketika rencana ini berhasil dapat dipastikan harga dan stok minyak dunia dikuasai oleh sebuah perusahaan minyak AS. Rencana demi rencana telah dibuat dan disiapkan, jutaan dolar sudah berada di kantong orang yang tepat buat melaksanakannya. Bagaimana hasil akhir perjanjian Nantucket dan berhasilkah ide nasionalisasi perusahaan minyak Arab? 

Sungguh membaca hingga selesai buku ini seperti menonton kisah Hollywood, dengan script kelas satu dan twist di setiap ujung cerita membuat The Negotiator layak buat anda pecinta thriller dan aksi kriminal.





2 comments:

  1. Salam kenal mas
    Saya baru selesai pinjam buku ini dari perpustakaan. Bagus memang, cuma berasa lebih mantep pas baca versi non-terjemahannya.
    Nice Blog, keep up the good work :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga Mbak Nuni.

      Wa ada di koleksi perpus MM UGM ya mbak?

      Terima kasih atas kunjungannya.

      Delete