Sunday 23 February 2014

Review Buku SBY: Selalu Ada Pilihan oleh Susilo Bambang Yudhoyono

Pengalaman tidak ternilai yang dibagikan seorang Presiden RI ke 6

 


Selalu Ada Pilihan
Susilo Bambang Yudhoyono
Diterbitkan Januari 2014 oleh Penerbit Buku Kompas.


Buku ini telah saya tunggu-tunggu sejak awal pemberitaan Desember silam. Pak SBY ingin menerbitkan sebuah buku berisikan pengalamannya sebagai Presiden RI. Pada Januari 2014, buku setebal 808 halaman akhirnya diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas untuk dinikmati oleh masyarakat Indonesia. "Selalu ada pilihan" sesungguhnya adalah pengalaman tidak ternilai dari Pak SBY yang dibagikan dengan tulus kepada semua rakyat Indonesia.



@SBYudhoyono menuliskan isi pemikirannya selama hampir 2 periode berturut menjabat sebagai kepala pemerintahan NKRI.  Berisikan 4 bagian besar dengan bahasa yang mudah dicerna (tidak terkesan buku ilmiah), pertama adalah keadaan riil Indonesia saat ini (Bab 1 "Inilah Negara Kita Saat Ini"), kedua adalah tentang sharing pengalaman saat menjabat sebagai Presiden (Bab 2 "Asalkan Tahu, Beginilah Jadi Presiden), ketiga mengenai berbagi kiat dan tips untuk menuju kursi presiden (Bab 3 "Ingin Jadi Presiden Menangkan Pemilihan Mendatang), terakhir adalah wejangan dan arahan kepada Presiden di masa kerja beriktunya (Bab 4 "Semoga Menjadi Presiden yang Sukses").

Keempat bahasan diatas merupakan hal yang relevan untuk diikuti. Selain berkaitan dengan persiapan Pemilihan Umum 2014, Pak SBY selama 2 masa jabatannya belum pernah "berbicara" perihal berbagai tudingan, masalah, maupun topik-topik yang "panas" dibicarakan di Indonesia, misalkan kasus Century, penyadapan oleh negara tetangga, kasus Demokrat. 

Pak Beye turut memberikan pandangannya soal Presiden RI selanjutnya lewat sebagian besar isi tulisan di buku Selalu Ada Pilihan.

Membaca Selalu Ada Pilihan (SAP) membuka wawasan saya akan sebuah perjalanan seseorang ketika memasuki Pilpres, menjabat sebagai Presiden, dan menyiapkan Pilpres berikutnya dengan kondisi negara tetap OK. Disini kita pertama-tama akan dibawa kepada kondisi riil yang tengah dialami Indonesia. Pak SBY dengan lugas memberikan pendapat dan juga saran untuk perbaikan kondisi Indonesia yang lebih baik di masa mendatang. 

Beberapa hal yang saya tangkap disini yang menjadi poin-poin yang ingin dibawa lewat buku SAP adalah kondisi politik saat ini mengalami sedikit pergeseran, ketika DPR telah mendapat beberapa amunisi lebih ketimbang DPR di masa orde lama dan orde baru. Presiden tidak lagi bisa dengan mudah membuat kebijakan tanpa melalui tangan DPR. Presiden di masa ini tidak bisa main "keras" atau sedikit "otoriter", jelas ini bukan lagi masanya. Stabilitas politik merupakan perhatian utama dari kerja Presiden. Lewat kondisi yang kondusif, meskipun juga ada gejolak politik disana-sini, niscaya roda pemerintahan dapat berjalan lancar sehingga kebijakan dieksekusi dengan baik. Hal inilah merupakan salah satu alasan Pak Beye untuk tidak reaktif ketika diserang maupun dilecehkan lewat serangan politik maupun pemberitaan yang tidak fair. Modal diatas pun menjadi bekal buat pertumbuhan ekonomi dan gerbang masuknya investasi asing. Kita juga diminta untuk tidak bersikap anti asing. 

Di bagian lain Pak SBY mengungkapkan bahwa perubahan yang dirasakan ketika menjadi presiden, pengalaman masa bulan madu saat awal periode kepresidenan dengan media. Sudah merupakan hal lumrah untuk pemberitaan yang ada bisa fair dan ada pula yang hanya menyorot sisi negatif dari istana. Media merupakan teman dalam membangun negara ini. 

Hal berikutnya yang disinggung adalah ketika memasuki masa Pilpres ini, hendaknya capres tidak memberikan angin surga kepada rakyat, semua kampanye untuk pencitraan hendaknya menampilkan keadaan sebenarnya sosok tersebut. Jadilah diri sendiri adalah bekal positif menuju kursi no.1 di Indonesia. 

Keunggulan lainnya dari buku SAP adalah kita dapat mengetahui lebih dekat peristiwa-peristiwa yang terjadi saat SBY menjabat, baik interaksi dengan para tokoh di Indonesia maupun pemimpin negara di dunia. Tentunya ini dapat menambah khazanah berpikir kita. Sebagian besar artikel terdapat petikan percakapan membuat pembaca dapat mengerti lebih dalam pemikiran SBY. 

Bila dapat disimpulkan, isi dalam buku ini merupakan perenungan dan perhatian Pak Presiden untuk bagaimana Indonesia dapat lebih maju, mensejahterakan rakyat dan berkontribusi pada dunia internasional. Buku ini di layak dibaca bagi semua kalangan, baik dari pelajar hingga politikus. Semua berhak untuk membaca sharing pengalaman dari Pak SBY, dan mungkin untuk anda yang memiliki keinginan luhur menjadi Presiden RI berikutnya.


4 comments:

  1. Wah cepet juga mas uda selesai di baca dan di review aja buku ini. Menarik sih tapi aku cukup baca review mu ajah, haha. Beda selera banget lah bacaan kita =))

    ReplyDelete
  2. woah.. 808 halaman? tebalnyaaaa.. kemarin pas ke gramedia liat buku ini udah melipir duluan :/

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih mbak Cut udah mampir disini.
      Iya cukup tebal :) beberapa topik merupakan normatif jadi bisa agak dilewat, tapi seru kok bukunya. bagian per bagian nya dibaca pelan-pelan aja mbak.

      Delete