Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 by Pidi Baiq
My rating: 4 of 5 stars
Sebenarnya saya sudah nggak pengen baca novel ini, sebelum nonton filmnya.
Iya betul, saya pernah punya novel 1-2, dan tidak kebaca.
Sampai review di podcast Buku Kutu pun saya dengar, ah, nggak kebaca pun. Full spoiler deh. Tapi itu, kalau udah nggak baca, lihat review pun dijabanin.
Tapi setelah lihat filmnya. Kok bagus. Kok lucu ya.
Beli fisiknya deh. Langsung 3. Trilogi. Cie..
Malam ini dimulai jam 9, aku duduk dan tersenyum, cara ceritanya asyik, kayak lagi gimana gitu, iya ceritanya kayak denger temen lagi cerita gitu, sambil gue mengingat scene demi scence yang dijalankan Iqbal dan Vanessa dengan emejing.
Overall buku pertama ini asyik, dan terlepas dari itu, saya sudah menaruh sangka, ini kisah nyata, jadi makin penasaranlah aku. Berjuta penasaran.
Sampai sensasi setelah baca dua seri. (Lanjut ya di review Dilan 91). Waktu menunjukkan. Jam 2 pagi (waktu nulis ini).
Kisahnya bagus. Itu saja. Kalau belum baca. Baca deh. Mantap!
View all my reviews
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Narasi yang memukau. Game of thrones versi Indonesia. Sejarah adalah pelajaran yang saya kecap sejak menjalani sekolah dasar, sekolah mene...
-
Novel horor karya Achmad Benbela menyajikan perjalanan menyusuri alam Kalimantan beserta misteri di dalamnya. Apik dan menyajikan keseru...
-
Ulasan Superhero Fantasy plus 1st Giveaway H23BC Selamat datang di rangkaian Around The Genres in 30 Days Blogger Buku Indonesia (BBI)...
No comments:
Post a Comment